Jangan lupa vote dan komennyaHappy reading
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Seorang gadis berambut pirang beberapa kali menghela napasnya kasar. Matanya terus melirik ke arah ponselnya yang menampilkan room chat nya dengan seseorang.
Pesan yang dia kirim hanya menampilkan ceklis dua berwarna abu-abu, padahal seseorang itu sedang online. Gadis itu mendengus sebal di tempat duduknya. Meletakkan kasar ponselnya lalu merebahkan kepalanya di atas meja. Gadis itu adalah Cantika.
Tangannya terulur mengambil ponsel kembali untuk mencoba menghubungi dan mengirim pesan pada Gabriel lagi, walau tidak mendapat balasan sama sekali namun Cantika tidak pantang menyerah. Barangkali yang ini akan di balas .
"Ck! Gabriel kenapa sih? Tumben banget kayak gini." decak Cantika.
"Apa aku samperin ke apartementnya aja ya, kok nggak kepikiran dari kemarin-kemarin sih." Gumam Cantika.
Mengemasi barang-barangnya ke dalam tas lalu Cantika pun pergi begitu saja dari kelas, biarlah hari ini Cantika bolos, dia hanya ingin memastikan keadaan Gabriel apakah lelaki itu baik-baik saja atau malah sebaliknya? Cantika sedikit khawatir mengingat lelaki itu hanya tinggal sendiri tanpa keluarga yang menemaninya.
Cantika langsung masuk ke dalam Apartement Gabriel setelah menekan pin. Bersahabat dua tahun dengan Gabriel membuat keduanya cukup akrab. Mengedarkan pandangannya ke segala penjuru, gelap dan sepi begitulah keadaan apartement gabriel. Gadis itu menyalakan satu persatu lampu hingga langkahnya tiba di depan kamar Gabriel. Tanpa mengetuk pintu, Cantika masuk begitu saja.
"Gelap banget." Gumam Cantika.
Menyalakan lampu, gadis itu bisa melihat punggung telanjang Gabriel yang tengah berdiri di pembatas balkon.
Sebuah ide muncul di kepala Cantika. Gadis itu berjalan dengan pelan menghampiri Gabriel lalu...
"DOR!" Pekik Cantika sembari memeluk Gabriel dari belakang. Tidak ada gelagat terkejut dari Gabriel malahan lelaki itu asyik menghisap rokoknya.
"Ih kok nggak kaget sih!" Kesal Cantika.
Pipinya ia tempelkan di punggung telanjang Gabriel. Sontak matanya membulat sempurna saat merasakan punggung Gabriel yang panas saat bersentuhan dengan pipinya.
"Gabriel, kamu sakit?!" Tanya Cantika panik. Dengan sekuat tenaga tangan mungilnya membalikkan badan Gabriel agar menghadapnya.
Keadaan Gabriel jauh dari kata baik sekarang, mata lelaki itu memerah dan sayu. Wajahnya pun nampak lesu dan sedikit pucat serta rambutnya semakin acak-acakan namun tak mengurangi kadar ketampanan lelaki itu.
"Astaga, kamu udah ngerokok berapa bungkus Gabriel?! Kan aku udah bilang jangan ngerokok, kamu itu harus jaga kesehatan. Tuh kamu jadi sakit kan?" omel Cantika saat matanya tak sengaja menangkap dua bungkus rokok yang sudah habis berceceran di lantai.
Gabriel melengos dari hadapan Cantika dengan rokok yang masih di hisapnya, menghiraukan keberadaan Cantika. Hembusan asap yang berasal dari rokok membuat Cantika batuk-batuk, dia paling tidak bisa menghirup asap rokok. Gabriel yang mengerti pun menjatuhkan rokoknya lalu menginjaknya.
Cantika berlari kecil mengikuti Gabriel yang kini sudah berbaring di kasurnya.
"Pergi." Gumam Gabriel dengan mata terpejam.
Cantika mendudukkan diri di tepi ranjang. "Kamu kenapa sih, udah dua hari ini sikap kamu aneh. Nggak masuk kelas, ngejauhin aku, nggak balas pesan dan nggak angkat telepon aku. Aku ada salah ya sama kamu? Kalau ada aku minta maaf deh. Aku jadi bingung tau kenapa kamu jadi diem gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA
Spiritual°Jangan lupa follow sebelum baca° Aira Mutya. Seorang perempuan yang memantapkan hatinya untuk berhijrah. Mulai dari mencoba menutup aurat dan taat beribadah. Begitu banyak rintangan yang harus di hadapi oleh Aira di kala proses hijrahnya. Namun per...