Jangan lupa vote dan komennya
Agar aku semakin semangat buat lanjutin cerita ini.
Happy reading
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Azka menatap khawatir dan cemas ke arah Aira yang sedari tadi menggendong Fira. Perempuan itu berjalan pelan kesana kemari menenangkan Fira dengan tangan yang tak henti mengusap punggung Fira yang bergetar lantaran menangis.Ini semua karena Azka, berawal dari Fira yang meminta Aira untuk kembali menggendongnya. Respon Azka spontan melarang tegas Fira yang menyebabkan Fira menangis seperti ini.
Aira langsung menegur Azka untuk tidak berbicara tegas kepada Fira, Aira memaklumi sikap Fira yang wajar saja tingkat kemanjaannya bertambah karena anak itu sedang sakit. Memang anak kecil selalu begitu, dia akan meminta perhatian yang lebih ketika sedang sakit.
Balik lagi pada Azka, bukannya apa lelaki itu menegur Fira seperti tadi. Azka hanya takut saja terlalu lama menggendong Fira, Aira akan kelelahan dan itu bisa berdampak buruk pada kandungannya nanti. Karena yang ia tau usia kandungan yang baru beberapa minggu rentan akan keguguran. Dan dia tidak mau itu terjadi pada Aira.
Melihat raut wajah Aira, perempuan itu terlihat begitu kelelahan tetapi tetap menggendong Fira. Setia mendengarkan ocehan Fira yang sudah kembali ceria dan sesekali Aira akan menanggapinya. Azka salut pada Aira sebab mudah sekali meredakan tangis Fira sekaligus membuat keponakannya itu ceria dan tertawa lepas sekarang.
Di sini Azka bisa melihat aura keibuan yang terpancar di diri Aira. Membuat Azka semakin kagum pada perempuan itu, tidak salah ia memilih Aira untuk ia jadikan pendamping hidup.
Kak Taria yang hendak ke kamar Fira melihat Azka yang senyum-senyum di ambang pintu sambil memperhatikan interaksi antara Aira dan Fira pun menepuk pundak Adiknya itu hingga sang pemilik pundak itu tersentak kaget.
"Jangan di lihatin terus, Ka. Ingat, belum halal." Ucap Kak Taria memperingati sambil tersenyum menggoda. Lalu masuk ke kamar menghampiri Fira dan Aira. Meninggalkan Azka yang menggaruk tengkuknya salah tingkah.
"Fira, sini sama Mama sayang, kasihan tuh Kak Aira pasti kecapekan gendong kamu terus dari tadi."
Fira menggeleng sembari mengeratkan pelukannya di leher Aira. Membuang muka tak mau di gendong Mamanya.
"Fira..." Dengan tidak rela Fira melepas pelukannya lalu beralih di gendong Mamanya. "Sekarang tidur ya?" Titah Kak Taria.
"Tapi di temenin Kak Aira ya, Ma."
Kak Taria menoleh ke Aira meminta jawaban. Setelah mendapat anggukan dari Aira lantas Kak Taria menyuruh Aira untuk ikut berbaring di samping anaknya.
"Ra, kakak titip Fira sebentar ya. Kakak mau masak dulu soalnya Bi Nina lagi pulang kampung. Jadi nggak ada yang masak."
"Iya, Kak."
"Fira, jangan minta di gendong lagi sama Kak Aira ya? Cepat tidur biar lekas sembuh dan bisa main sepuasnya sama Kak Aira nanti. Oke?" Fira mengangguk lucu lalu tangan kecil itu memeluk Aira yang sudah ikut berbaring di sampingnya.
***
"Kak."
Kak Taria mengecilkan api kompornya saat Azka memanggilnya. Memutar tubuh menghadap Adiknya yang lebih tinggi darinya.
"Aku pamit dulu mau ke rumah Nenek. Sekalian mau memberitahu masalah ini agar Nenek menuruti kemauan Azka untuk membatalkan perjodohan itu."
"Semangat terus adiknya Kakak, semoga perjuangan kamu untuk mendapatkan Aira berakhir dengan bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA
Spiritual°Jangan lupa follow sebelum baca° Aira Mutya. Seorang perempuan yang memantapkan hatinya untuk berhijrah. Mulai dari mencoba menutup aurat dan taat beribadah. Begitu banyak rintangan yang harus di hadapi oleh Aira di kala proses hijrahnya. Namun per...