Part 12

5K 281 2
                                    

Maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan

Jangan lupa vote dan komen

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Baru juga menginjakkan kaki ke dalam kelas, teman-teman Aira sudah berkerumun melontarkan beberapa pertanyaan kepada Aira tentang keadaan Dinda. Aira hanya menjawab seadanya saja, dia sendiri pun tidak tahu betul kondisi sahabatnya terkini.

Sampai sebuah teriakan seseorang membuat Aira menghela napasnya lega. Akhirnya dia jadi terbebas akan pertanyaan-pertanyaan yang dia sendiri pun bingung untuk menjawabnya.

"Woi! Bu Rita datang!" Seru Haikal sang ketua kelas XI IPA 1.

Sontak seruan itu membuat siswi-siswi yang mengelilingi Aira berhamburan ke tempat duduk mereka masing-masing, begitu juga Aira. Duduk tanpa melirik seseorang yang sedari tadi melirik ke arahnya.

"Berdiri..." Intrupsi dari Haikal membuat murid XI IPA 1 berdiri serempak.

"Salam!"

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap mereka serentak.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Bu Rita. Lalu semua murid XI IPA 1 kembali duduk.

"Seperti pesan ibu minggu lalu. Hari ini kita akan mengoreksi tugas matematika yang minggu lalu ibu berikan."

Wanita berhijab hitam itu membenarkan kacamatanya yang melorot lalu matanya melirik Haikal yang duduk paling depan di barisan yang sama dengan Aira. Aira sendiri duduk dengan Azka di kursi paling belakang.

"Haikal?"

"Iya, Bu."

"Tolong bagikan buku tugas ini secara acak ya? Jangan sampai di berikan kepada pemiliknya."

"Siap, Bu."

Haikal mulai berjalan membagikan satu persatu buku, langkahnya kini tiba di bangku Aira. Memberikan buku kepada Aira, Haikal terdiam sejenak, ia jadi salah fokus karena melihat ada seekor semut merah di kepala Aira yang tertutup hijab. Lelaki itu berinisiatif untuk menyingkirkannya. Sebelum semut merah itu menggigit Aira.

"Ra, ada sesuatu di kepala kamu." Ucap Haikal.

"Apa?" Tanya Aira sedikit panik. Pasalnya sudah terlintas hewan yang sangat ia takuti di pikirannya, bukan takut sebenarnya lebih ke geli yaitu ulat.

Tangan Haikal terjulur ke arah kepala Aira. "Aku izin buang, ya?" Aira mengangguk. Sedikit lagi Haikal membuang semut merah itu tangannya langsung di tepis kasar oleh Azka. Lelaki itu terlihat marah dan tidak menyukai perhatian Haikal kepada Aira.

"Lo itu cuma di suruh bagiin buku, bukan modus!" Sentak Azka.

Haikal menggelengkan kepalanya melihat Azka dengan segala emosinya. Tidak ingin menambah keributan dan menjadi pusat perhatian teman sekelasnya nanti. Haikal pun berjalan kembali untuk membagikan buku.

Dengan sekali sentil semut merah itu melayang entah kemana dan pelakunya adalah Azka. Aira hanya menoleh sekilas, tidak mengucapkan terimakasih, berbeda dengan sebelum-sebelumnya saat Azka menolongnya, perempuan itu selalu mengucapkan terimakasih. Sepertinya Aira perlahan menghindarinya karena pengakuan Azka semalam.

Setelah buku-buku di bagikan, Bu Rita pun berucap, "seperti biasa, ibu akan memanggil beberapa orang maju kedepan untuk  mengerjakan soal-soal yang kalian kerjakan minggu lalu."

"Untuk nomor satu... " Bu Rita menjeda ucapannya yang membuat siswa maupun siswi deg-degan, takut nama merekalah yang di panggil.

"Haikal, kamu maju ke depan untuk mengerjakan nomor satu."

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang