Part 6

5.9K 318 6
                                    

Assalamu'alaikum...

Jangan lupa vote dan komen

Harap maklum jika terdapat penulisan dan kata yang salah

Happy reading...

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Di sepanjang koridor tatapan siswi-siswi tertuju kepada Azka dan Aira. Aira yang tidak nyaman akan tatapan sinis serta bisikan-bisikan siswi pun menghempas tangannya agar tarikan Azka terlepas. Setelah berhasil gadis itu buru-buru berjalan biar lekas sampai di kelas. Dirinya tidak suka menjadi pusat perhatian.

Dari kejauhan seorang gadis yang berada di depan kelas yang sedang jam kosong itu menatap marah ke arah Aira. Tangannya mengepal erat dengan wajah memerah menahan emosi. Dengan perasaan kesal gadis itu masuk ke dalam kelas saat melihat wali kelasnya yang hendak menuju ke kelasnya.

Gagal sudah rencananya untuk membuat Aira di hukum.

"Ini semua gara-gara Azka." Batinnya.

Sementara itu, Aira yang sudah duduk di tempat duduknya beranjak menggeser diri mempersilahkan Azka untuk duduk saat melihat kedatangan lelaki itu sebab lelaki itu duduk di dekat tembok.

"Azka," panggil Aira setelah duduk.

Azka menoleh sekilas sebelum fokus kembali pada ponselnya. "Hm."

"Lain kali jangan kayak tadi ya? Aku nggak nyaman jadi pusat perhatian. Apalagi denger omongan dan tatapan mereka yang nggak-nggak soal aku,"

"Aku juga nggak mau di tuduh perusak hubungan kamu sama pacar kamu."

"Dia bukan pacar gue," bantah Azka cepat.

Hening sejenak, seakan ingat sesuatu Aira mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya.

"Ini, aku kembaliin sapu tangan dan buku kamu waktu itu. Sekali lagi, makasih ya."

"Nggak ada balasan selain makasih? Bosen gue dengernya."

"Terus, kamu maunya apa? Uang? Kalau mau uang, tunggu aku gajian ya? Soalnya keuangan aku lagi menipis sekarang," senyum tipis Aira berikan.

Memang benar keuangan Aira kian menipis, membuat gadis itu sebisa mungkin menghemat sisa uang bonusnya waktu itu sebelum menunggu gajian nantinya.

Azka tertegun mendengarnya, apalagi ketika melihat pancaran mata Aira yang terlihat kesedihan di dalamnya di tengah senyumannya.

"Gue nggak mau uang. Uang gue banyak soalnya." Azka memelankan ucapannya di akhir kalimat. Untung saja Aira tidak mendengar ucapan lelaki itu yang entah kenapa tiba-tiba terkesan sombong.

"Terus, maunya? Traktiran?"

Azka menggeleng. "Nanti gue pikirin."

"Azka akhir-akhir ini aneh ya Dit, biasanya diam doang dan nggak peduli sama orang lain kecuali kalian. Tapi ini..." Bisik Dinda.

Tempat duduk yang berjarak satu bangku dengan Azka juga Aira, membuat Adit dan Dinda sebisa mungkin memelankan suara mereka agar tidak kedengaran oleh Azka dan Aira.

"Apa cuma perasaan aku aja ya kalau Azka itu kayak perhatian sama Aira. Apa Azka..."

"Kemungkinan iya."

***

"Aduh Rin, Maaf aku telat."

"Nggak apa-apa, Ra. Ya udah kamu cepat ganti baju sana, pelanggan lagi ramai nih." Aira mengangguk menanggapi ucapan Ririn.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang