Part 2

6.7K 397 1
                                    


Assalamu'alaikum...

Jangan lupa vote dan komen

Harap maklum jika terdapat penulisan dan kata yang salah

Happy reading...

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Setelah mendengar ucapan Adit, Aira turut senang mendengar kabar bahagia dari sahabatnya itu. Kini di kelas XI IPA 1 sedang jam kosong, jadi murid bebas di dalam kelas. Tapi sebisa mungkin tidak membuat keributan, takut nantinya mengganggu kelas lain yang sedang belajar.

Aira sendiri duduk anteng di kursinya sembari membaca Al-Qur'an kecil pemberian bundanya saat gadis itu berulang tahun yang ke 14.

Gadis itu tidak lagi duduk bersama Dinda, melainkan bersama Azka karena Adit yang memintanya untuk pindah tadi agar mempermudahkan Adit dalam menjaga istrinya yang suka mual dan pusing itu.

Sebisa mungkin Aira memelankan suaranya agar murid-murid lain tidak ada yang terganggu nantinya, begitu juga lelaki di sampingnya yang tengah tertidur dengan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan.

Dengan suara merdunya gadis itu membaca ayat per ayat dari Al-Qur'an hingga tak terasa satu lembar sudah terlewat.

Aira salah mengira bahwa lelaki di sampingnya itu tertidur, nyatanya lelaki itu sedari tadi mendengar suara merdu Aira yang begitu menenangkan hatinya. Azka memiringkan kepalanya dengan wajah yang masih bertumpu pada lipatan tangannya, menatap Aira yang belum sadar jika sudah di perhatikan.

Ketika Aira membuat lembar berikutnya barulah gadis itu tersadar jika Azka memperhatikannya. Gadis itu pun langsung mengakhiri bacaannya.

"Maaf, udah mengganggu tidur kamu."

Gadis itu menunduk takut di marahi Azka. Karena yang ia dengar dari teman sekelasnya Azka itu orangnya galak.

Namun bukannya marah, Azka malah memuji Aira, "suara Lo bagus, gue suka dengernya."

Baru kali ini Aira mendengar Azka berbicara panjang lebar. Biasanya lelaki itu akan berbicara singkat dan seperlunya saja.

Aira beranjak dari duduknya. "Sekali lagi maaf udah mengganggu tidur kamu, kalau gitu aku keluar aja. Silahkan lanjutin tidur kamu lagi."

Setelah itu Aira memilih keluar kelas, mumpung jam kosong Aira ingin memanfaatkan waktu itu untuk shalat Dhuha di masjid. Biasanya Dinda lah yang mengajaknya. Namun melihat kondisi sahabatnya yang masih lemas, Aira mengurungkan niatnya untuk mengajak Dinda.

***

"Aira mana?" Tanya Dinda pada Azka. Lelaki itu hanya mengangkat bahunya acuh.

Bel istirahat sudah berbunyi, Dinda berniat mengajak Aira ke kantin.

"Istri gue nanya itu di jawab Ka!" Kesal Adit lalu lelaki itu menendang kaki Azka.

"Argh! Sakit bangs*t! Gue nggak tau!" Balas Azka seraya meringis kesakitan.

"Pasti Lo marahin kan? Jangan galak-galak jadi cowok, Ka. Kasihan Aira." Tuduh Adit.

Azka yang tak terima dituduh pun melotot tajam ke arah Adit. "Gue nggak marahin dia!" Bantah Azka.

"Dit, udah, lebih baik kita cari Aira aja," lerai Dinda.

"Ini ada apasih?"

Yang di cari akhirnya muncul juga. Aira dengan raut bingungnya menatap Dinda, Adit dan Azka.

"Kamu habis darimana, Ra?" Tanya Dinda khawatir.

"Masjid." Jawab Aira singkat. "Kenapa?" Tanyanya kemudian.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang