Part 41

5.2K 267 6
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Karena satu vote dari kalian itu sangat berharga bagi aku.

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

2 bulan berlalu. Kini usia kandungan Aira sudah menginjak 4 bulan. Perut perempuan itu terlihat sudah menonjol.

Di usia kandungan Aira yang ke 4 bulan ini, sebagai seorang suami, Azka tentunya semakin lebih ketat lagi menjaga sang istri. Terlebih saat berada di lingkungan sekolah. Berjaga-jaga takut terjadi sesuatu yang buruk pada Aira.

Seperti halnya Aira yang ingin ke toilet, pun Azka turut mengikuti, tapi hanya sampai di depan saja, tidak mungkin lelaki itu ikut masuk ke dalam. Bisa-bisa nanti akan menimbulkan fitnah bagi yang melihat keduanya.

Aira hanya pasrah saja, toh jika di larang pun Azka tetap mengikutinya, perempuan itu memaklumi kekhawatiran Azka. Azka pernah berkata seperti ini kepada Aira.

"Kita tidak akan pernah tahu kejadian yang tidak di inginkan yang sewaktu-waktu bisa saja menimpa kamu, Ra. Maka dari itu biarkan aku menjaga kamu dengan cara seperti ini. Takdir Allah tidak ada yang tau kan?"

Benar kata Azka, Takdir Allah tidak ada yang tau. Maka dari itu Aira membiarkan Azka mengikutinya kemanapun ia pergi.

Tapi masih menjaga jarak tentunya seperti permintaan Aira, takut nantinya hubungan mereka yang sebenarnya akan diketahui oleh seluruh siswa maupun siswi Merpati jika mereka selalu berdekatan. Walaupun demikian keduanya sudah di cap oleh teman sekolahnya sebagai sepasang kekasih.

Dan mengenai masalah Beni, entahlah setelah bertemu dengan Aira dan di tolak mentah-mentah oleh Aira waktu itu. Lelaki itu tiba-tiba saja menghilang entah kemana. Bukannya lega karena tidak ada lagi yang menggangu Aira malah Azka selalu merasa khawatir.

Takut menghilangnya Beni dua bulan ini akan membawa dampak yang buruk untuk Aira ke depannya nanti. Azka menduga bahwa lelaki brengsek itu sedang merencanakan sesuatu yang jahat demi mendapatkan Aira.

Azka tak habis pikir kenapa bisa ada orang seperti Beni di dunia ini, lelaki itu begitu terobsesi pada istrinya.

Waktu itu, sekembalinya Aira ke sekolah setelah seminggu tidak di izinkan oleh Azka, karena khawatir Aira akan bertemu dengan Beni yang kian gencar mencari keberadaan Aira di sekolah.

Aira yang tengah berjalan dengan riangnya menuju gerbang sekolah yang tak jauh dari posisinya, dengan senyum cerah yang menghiasi wajahnya tiba-tiba saja di kejutkan oleh Beni yang menghadang jalannya. Spontan Aira menghentikan langkah lalu segera mundur tatkala jarak mereka terlalu dekat. Senyum yang menghiasi wajahnya seketika luntur begitu saja melihat wajah lelaki di hadapannya ini.

Azka yang sedari tadi mengikuti sang istri menggunakan mobil pun dengan lekas turun dari mobil. Ia tidak menghampiri Aira, ia hanya berdiri sedikit lebih dekat dari posisi Aira dan Beni saat ini. Bersembunyi di sebalik pohon di depan pagar sekolah mereka. Berjaga-jaga, jika nantinya Beni berbuat macam-macam kepada Aira, barulah Azka akan menghampiri.

"Akhirnya saya bisa bertemu dengan kamu lagi, Ra. Kamu apa kabar, selama seminggu ini kamu kemana aja? Saya khawatir."

Aira diam, wajah dan tatapannya berubah datar. Di dalam hatinya perempuan itu berdecih mendengar suara lembut dari Beni. Ingin ia memaki namun semua itu hanya terpendam di dalam hati. Tangan mungilnya terkepal erat di kedua sisi ketika mengingat betapa jahatnya Beni. Lelaki di hadapannya ini begitu munafik! Tidakkah ada perasaan bersalah di hati Beni setelah mengungkap kesalahannya di supermarket waktu itu?

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang