Part 30

6.8K 321 8
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Agar aku semakin semangat buat lanjutin cerita ini.

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Tak terasa tiga hari berlalu begitu cepat, Kini hari yang paling di tunggu pun telah tiba. Di pagi yang tidak terlalu cerah juga tidak mendung di hari sabtu ini, sebentar lagi acara akad nikah akan segera dimulai.

Para tamu undangan masing-masing sudah menempatkan diri di kursi yang telah di sediakan dan nampak mulai memenuhi ruang tamu rumah Azka yang telah di hias sedemikian rupa.

Awalnya acara pernikahan Azka dan Aira akan diadakan di hotel seperti keinginan kakek Rino dan Reza. Akan tetapi atas permintaan Aira yang ingin akad nikahnya di lakukan secara sederhana saja, jadilah acara pernikahannya di laksanakan di rumah. Walaupun sederhana, tapi masih menimbulkan kesan mewah tersendiri ketika melihat dekorasi yang menghiasi acara ini.

Sederhananya Kakek Rino dan Reza memang berbeda.

Acara pernikahan ini pun sangatlah tertutup. Hanya di hadiri keluarga, sahabat, tetangga dan rekan bisnis Kakek Rino dan Reza saja. Kebanyakan tamu yang hadir pun dari rekan bisnis keduanya.

Hari dimana Aira di bawa ke rumah Azka, tepatnya tiga hari yang lalu sampai kini. Lelaki itu sama sekali belum bertemu dengan Aira lagi saking sibuknya mengurus segala persiapan pernikahan mereka yang sangat mendadak. Terlebih Azka tidak pulang ke rumah melainkan ke apartemen nya. Azka takut kehadirannya di rumah membuat Aira tidak nyaman.

Perasaan gugup mulai menyerang Azka. Lelaki yang semakin tampan dengan Jas hitam itu membenarkan letak kopiahnya setelah mendudukkan diri di depan pak penghulu. Bibirnya bergerak merapalkan doa dan dzikir guna menenangkan hatinya yang sedikit gelisah.

Di liriknya Adit, Nanda, Nando dan Gabriel yang duduk di belakang Pak penghulu. Mereka tak henti memberi semangat lewat gerakan-gerakan yang terlihat seperti mengejeknya. Yang membuat Azka seketika mendengus kesal di buatnya.

"Semangat, Ka! Tuh muka jangan tegang-tegang amat, pak penghulunya nggak gigit kok, iya kan pak?!" celetuk Nando sedikit keras di belakang Pak penghulu.

Seketika Kakek Rino, Reza, Mang Asep, Adit, Nanda, dan Gabriel yang mendengarnya pun tidak tahan untuk tidak tertawa. Apalagi ketika melihat wajah tegang Azka yang nampak lucu di mata mereka.

"Mukulin gue waktu itu aja Lo beringas banget, masa berhadapan dengan pak penghulu langsung ciut sih, cemen!" timpal Gabriel ikut mengejek yang langsung mendapat tatapan tajam dari Azka.

"Udah-udah, nggak lihat tuh mata Azka kayak udah mau keluar ngelihatin kalian."

Kompak Gabriel, Nanda dan Nando tertawa mendengar ucapan Adit.

"Lo semua pada enak ngomong kayak gitu. Tapi kalau udah ngerasain ada di posisi Azka saat ini, gue jamin kalian akan sama persis kayak Azka, mungkin lebih parah lagi." Ujar Adit menengahi.

"Iya deh yang udah pernah ngalamin..." Balas Gabriel.

"Azka, kalau udah nikah traktiran di sekolah jangan lupa ya?!" Nanda menyengir kemudian kontan mendapat geplakan dari Nando.

"Traktiran mulu di otak Lo. Kayak orang susah aja." balas abangnya, Nando.

"Dih nggak sadar diri." Sindir Adit. Nando pun ikut menyengir.

Sedangkan di sisi lain, Aira kini tengah berada di dalam kamar yang tempo hari di siapkan untuk dirinya. Hari ini Aira terlihat berbeda sekali, perempuan itu begitu cantik dengan riasan wajah yang terlihat natural.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang