Jangan lupa vote dan komennya
Happy reading
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Ceklek
Pintu ruang rawat Dinda terbuka yang membuat dua orang di dalam sana mengalihkan atensi mereka ke arah pintu yang menampilkan Azka, Aira dan Fira.
"Aira!" Seru Dinda tersenyum lebar sembari merentangkan tangannya, mengabaikan sesendok nasi yang sudah di depan mulutnya.
Adit yang melihat keantusiasan istrinya akan kedatangan Aira di buat geleng-geleng kepala. Ia urungkan untuk menyuapi Dinda, lelaki itu beranjak dari duduknya ingin memberikan ruang antara kedua sahabat itu untuk melepas rasa rindu mereka. Sebelum itu Adit menyempatkan mengusap puncak kepala istrinya. Hatinya membuncah melihat binar bahagia di mata Dinda.
Aira tersenyum manis ke arah Dinda, sebelum menyambut rentangan tangan Dinda, gadis itu meletakkan bingkisan yang dia dan Azka bawa di atas nakas.
"Aaa kangen..." rengek Dinda saat Aira menyambut pelukannya.
Aira tersenyum. "Sama, Din. Gimana kondisi kamu sama dedeknya, udah baikan?"
"Alhamdulillah..." Ucap Dinda.
Aira dan Dinda begitu menikmati pelukan mereka. Sesekali keduanya menggerakkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri. Dan berakhir tawa keduanya pecah.
Dinda mengurai pelukan mereka setelah tawa kedua berhenti. Perempuan itu menatap Aira dengan raut bersalah.
"Ra, maafin Adit waktu itu ya? Jangan masukin ke hati omongannya yang nggak bener itu, kamu mana pernah ngerepotin aku, malahan aku yang sering bikin kamu repot. Maafin Adit sekali lagi ya? Aku jadi nggak enak tau sama kamu."
"Udah aku maafin kok, Din."
"Daripada kita ungkit masalah itu lagi mendingan kita makan makanan kesukaan kamu aja, yuk. Tuh, aku ada bawa martabak manis rasa cokelat."
Aira mengambil kantong kresek yang berisi sekotak martabak manis rasa coklat itu kemudian memberikannya ke Dinda.
"Ih... Tau aja sama kesukaan aku, suapin dong, Ra." pinta Dinda setengah merengek.
Aira menuruti permintaan sahabatnya itu. Sebelum menyuapi Dinda, Aira membersihkan tangannya terlebih dahulu menggunakan tisu basah. Lalu Aira mulai menyuapi Dinda, begitupun sebaliknya. Tawa kedua sahabat itu kembali menguar, mentertawakan diri mereka sendiri.
Sementara di sofa, Adit di buat geleng kepala melihat tingkah istrinya yang begitu manja kepada Aira, tak urung dia pun ikut tersenyum, bahagianya Dinda adalah bahagianya juga. Sedangkan Azka hanya tersenyum tipis melihat betapa bahagianya Aira saat bertemu Dinda, berbeda sekali yang ia lihat beberapa hari semenjak kejadian Dinda yang hampir kehilangan calon anaknya. Aira lebih sering melamun dan murung.
"Udah berapa bulan Din usianya." Ucap Aira sembari mengusap perut Dinda.
"Jalan tiga bulan, Ra." Balas Dinda.
"Om, turunin Fira dong, Fira mau gabung sama Kak Aira juga Kak Dinda di sana."
Azka menurunkan Fira yang duduk di pangkuannya, sengaja ia lakukan itu supaya Fira tidak dulu mengganggu momen dimana Aira dan Dinda melepas rindu.
Fira berlari kecil menghampiri Aira. Aira dan Dinda menoleh saat melihat kehadiran Fira. "Kak Aira pangku Fira dong supaya Fira bisa lihat Kak Dinda."
Aira meletakkan sekotak martabak tadi di atas nakas. Lalu mulai mengangkat tubuh Fira ke pangkuannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/323656673-288-k593396.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA
Spiritual°Jangan lupa follow sebelum baca° Aira Mutya. Seorang perempuan yang memantapkan hatinya untuk berhijrah. Mulai dari mencoba menutup aurat dan taat beribadah. Begitu banyak rintangan yang harus di hadapi oleh Aira di kala proses hijrahnya. Namun per...