Part 48

4.1K 253 14
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Karena satu vote dari kalian itu sangat berharga bagi aku.

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Sebentar lagi waktu Maghrib akan tiba. Usai membantu Bunda Linda, Kak Taria, Bi Sumi dan Bi Marni memasak di dapur walau hanya sekedar memotong bahan-bahan yang akan di masak. Kini, Aira memutuskan untuk kembali ke kamar saat di rasa tubuhnya kian merasa lelah.

Walaupun pekerjaan yang dia kerjakan tidak terlalu berat sekalipun, akan tetapi karena kehamilannya yang semakin membesar ini membuat tubuhnya mudah sekali kelelahan. Apalagi akhir-akhir ini Aira sering merasakan pegal-pegal di bagian punggung dan pinggang bagian belakang.

"Hufftt."

Baru beberapa langkah menaiki undakan tangga, Aira sudah di buat ngos-ngosan dan sedikit berkeringat. Ia memilih berhenti sejenak guna menenangkan napasnya yang ngos-ngosan.

Tangan sebelah kiri yang setia memegang pinggang bagian belakang itu di usapnya pelan tepat di bagian itu sedangkan tangan kanannya memegang erat pegangan tangga.

Dug

Aira terkekeh geli, hanya sesaat sebelum tergantikan dengan ringisan saat anak di dalam perutnya menendang.

"Semangat banget nendangnya dek." Kata Aira sambil mengelus perutnya. Sebelum kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Satu-persatu anak tangga ia lalui hingga tibalah ia di dalam kamar. Kosong, itulah yang Aira lihat setelah masuk ke dalam. Aira tidak mendapati Azka, namun Aira bisa mendengar suara gemercik air di dalam kamar mandi, yang itu artinya suaminya itu sedang mandi.

Aira memilih mendudukkan diri di tepi kasur untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Di usapnya keringat di pelipisnya. Dengan mata yang terpejam, tangannya kini beralih mengusap kakinya yang terasa pegal walau sedikit kesusahan. Sesekali ia mengusap pinggang bagian belakangnya.

Setelah di rasa mendingan, Aira beranjak dari duduknya berniat menyiapkan baju, sarung, peci dan sajadah untuk Azka agar suaminya itu tidak perlu repot-repot mencari ketika akan sholat nanti.

Di sela-sela ia memilih baju yang nantinya akan Azka kenakan, terdengar pintu kamar mandi terbuka. Tepat ketika Aira sudah selesai menyiapkan keperluan sholat untuk Azka. Lelaki itu berjalan santai ke arahnya dengan bertelanjang dada dengan handuk yang melingkar di bagian pinggang.

Tanpa memperdulikan jantung Aira yang kini berdegup kencang, Azka berdiri di samping Aira yang nampak gugup itu. Posisi keduanya saling berdampingan menghadap tepi kasur.

Aira tersentak kaget saat wajah Azka begitu dekat dengan wajahnya, apalagi tubuh basah lelaki itu. Semakin dekat dan semakin dekat sampai Aira bisa mencium aroma sabun yang menguar dari tubuh Azka. Aira melirik Azka dari ekor matanya, wajahnya dan wajah Azka hanya terpaut beberapa centi. Sontak Aira menahan napasnya. Lelaki itu juga nampak enggan menyudahi menatapnya. Dan ternyata, Azka hanya ingin mengambil baju koko yang sudah Aira siapkan tadi di atas kasur.

"Huh, kamu mikir apa sih, Ra..." Batin Aira setengah malu.

Aira memberanikan diri menatap mata tajam itu yang juga tengah menatapnya. Pandangan keduanya terkunci sesaat hingga Azka berhasil mencuri kecupan di pipi Aira yang seketika membuat perempuan itu terdiam dengan mata yang berkedip-kedip lucu.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang