Jangan lupa vote dan komennya ya
Karena satu vote dari kalian itu sangat berharga bagi aku.
Happy reading
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Baru saja Azka keluar dari mobil, segerombolan orang berpakaian serba hitam itu langsung mengepungnya. Tak ayal membuat Azka langsung mengambil posisi dan berjaga-jaga.
Menatap satu persatu dari mereka, yang semuanya tidak sedikitpun Azka mengenalinya bahkan salah satu diantara mereka yang Azka curigai ikut ke dalam segerombolan itu. Bagaimana tidak, karena semua orang ini rata-rata memakai masker hitam di tambah tudung Hoodie yang menutupi wajah mereka.
Akan tetapi walau penampilan mereka tertutup seperti ini, Azka sangat hafal postur tubuh seseorang yang ia curigai yang mungkin ikut ke dalam segerombolan orang di hadapannya ini. Tapi diluar dugaan, Azka tidak menemukan orang yang tak lain adalah Beni di sini.
Azka bisa menebak kalau mereka ini adalah segerombolan geng motor. Tapi yang menjadi permasalahannya di sini adalah apa kesalahanya sehingga mereka menyerang dirinya? Seingat Azka dia tidak pernah mencari masalah kepada geng motor ini. Apa jangan-jangan ini ulah Beni? Walaupun begitu Azka tetap tidak ingin berprasangka buruk kepada lelaki itu. Belum tentu juga ini adalah perbuatan lelaki itu kan?
"Apa mau kalian." Ucap Azka santai sambil memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana. Menatap belasan orang yang mengepungnya.
"Nggak usah pura-pura beg*. Setelah apa yang Lo perbuat sama temen gue dengan santainya Lo bertanya demikian?"
Sang ketua maju menghadap Azka, membuka masker yang menutupi wajahnya lalu menatap penuh permusuhan ke arah Azka . Matanya yang berkilat tajam, tangannya yang terkepal erat menandakan emosinya kian membumbung tinggi, terlebih ketika melihat wajah Azka yang seolah tidak merasa bersalah sama sekali.
Azka menyerngit bingung tidak tahu kemana arah pembahasan orang di depannya ini. Teman mereka? Teman yang mana? Kenal dengan mereka saja Azka tidak.
"Maksud Lo?" Sang ketua malah terkekeh melihat raut kebingungan Azka.
"Masih nggak mau ngaku?"
"Hajar aja lah bos! Kelamaan kalau nunggu nih anak ngaku." Celetuk salah satu anggotanya.
"Bener tuh bos." Timpal yang lainnya.
"Nggak sabar nih pengen nonjok muka orang yang sok nggak merasa bersalah."
Dan dari sini Azka semakin kebingungan yang membuat sang ketua semakin emosi melihatnya.
"Jangan pasang muka seolah Lo nggak bersalah, sialan!" Gertak sang ketua yang bernama Andra itu sambil mencengkram kemeja Azka.
"Lo..." Tunjuk Andra tepat di wajah Azka. "Harus dapat balasan yang setimpal!"
"Maksud Lo apa hah?! Gue nggak ngerti! Gue harus ngaku apa?! Gue kenal kalian aja nggak! Dan gue ngerasa nggak ada salah sama kalian!" Balas Azka turut emosi setelah melepas kasar cengkraman orang di hadapannya ini.
Bugh
"Gara-gara Lo temen gue masuk penjara!!!" Teriak sang ketua emosi. Wajahnya memerah dan napasnya memburu. "Dan Lo yang udah fitnah mereka." Gumam sang ketua penuh penekanan sambil menatap Azka bengis.
Azka bangkit setelah tersungkur akibat mendapat pukulan yang tiba-tiba. Lelaki itu menyerngit bingung, fitnah? Dia di tuduh memfitnah temen mereka? Siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA
Spiritual°Jangan lupa follow sebelum baca° Aira Mutya. Seorang perempuan yang memantapkan hatinya untuk berhijrah. Mulai dari mencoba menutup aurat dan taat beribadah. Begitu banyak rintangan yang harus di hadapi oleh Aira di kala proses hijrahnya. Namun per...