Jangan lupa vote dan komennya ya biar aku makin semangat buat lanjutin cerita ini.
Harap maklum jika terdapat kesalahan dalam penulisan.
Aku hanyalah penulis pemula yang mencoba menampilkan karyanya.
Happy reading
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
"Ra, pulang aja ya? Jangan terlalu memaksakan diri kalau kondisi kamu nggak memungkinkan."Ini sudah yang ke berapa kalinya Azka membujuk Aira. Namun perempuan itu tetap memaksakan diri untuk ikut ujian. Lihatlah perempuan itu yang tengah bersandar sembari memejamkan mata dengan wajah dan bibir yang pucat di sampingnya.
Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Dengan Azka yang menyetir mobil, sesekali melirik Aira yang tengah memijat kepalanya pusing. Azka menghela napasnya lelah membujuk Aira.
"Kita udah setengah jalan menuju sekolah loh, Ka. Nanggung banget buat pulang, lagipula aku masih kuat kok untuk ikut ujian."
"Muka kamu pucet banget loh, Ra, aku takut kamu kenapa-napa nanti di sekolah. Kalau nggak ikut ujian sekarang kan pasti ada ujian susulan."
"Kalau semisal aku ujian susulan yang ada makin ribet, Ka. Please... Izinin aku ya?" Mohon Aira lirih.
Azka menghembuskan napasnya pasrah. Tak tega rasanya mendengar permohonan Aira. Mau tak mau lelaki itu pun mengangguk.
"Janji ya, kalau nggak kuat bilang sama aku."
"Janji!"
Kekehan kecil keluar dari bibir Azka melihat binar bahagia di mata Aira. Tangan kiri lelaki itu terangkat untuk mengusap puncak kepala istrinya yang terbalut hijab putih syar'i.
"Azka, berhenti!" seru Aira tiba-tiba.
Spontan Azka menginjak rem mobilnya. Karena tindakannya itu keduanya sampai terhuyung ke depan. Untung dengan sigap tangan kekar milik lelaki itu menahan tubuh Aira yang terhuyung ke depan, kalau tidak dahi perempuan itu mungkin akan terbentur dasboard.
"Kenapa? Mau muntah?" Tanya lelaki itu khawatir.
Aira menggelengkan kepalanya. "Aku turun di sini aja." cicit Aira merasa bersalah sebab mendadak meminta berhenti.
"Hah?"
Aira yang hendak membuka pintu mobil langsung di cegah oleh Azka. Bisa-bisanya perempuan itu meminta di turunkan di sini, setelah di lihat jarak tempat mereka berhenti dengan sekolah Merpati, Azka kembali melajukan mobilnya.
Jaraknya lumayan, tidak terlalu jauh dan tidak juga terlalu dekat. Namun jika Aira berjalan kaki bisa Azka pastikan istrinya itu akan kelelahan.
"Loh, kok jalan lagi." heran Aira.
"Udah, Ka, berhenti di sini aja." Azka tetap menghiraukannya.
"Azka..." Ucap Aira memelas. Tapi lelaki itu tetap tidak peduli.
"Kenapa jalan terus sih Ka? Turunin aku di sini aja, aku takut nanti mereka pada tahu hubungan kita. Dan gimana kalau para penggemar kamu ngelihat? Yang ada aku bisa di bully habis-habisan. Apalagi kalau sampai Rindi---"
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA
Spiritual°Jangan lupa follow sebelum baca° Aira Mutya. Seorang perempuan yang memantapkan hatinya untuk berhijrah. Mulai dari mencoba menutup aurat dan taat beribadah. Begitu banyak rintangan yang harus di hadapi oleh Aira di kala proses hijrahnya. Namun per...