Assalamu'alaikum...
Jangan lupa vote dan komen
Harap maklum jika terdapat penulisan dan kata yang salah
Happy reading...
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
"Gimana keadaannya, Tan?" Seorang lelaki bertanya kepada seorang perempuan dengan pakaian khas dokternya."Kamu nggak perlu khawatir Ka. Pacar kamu cuma demam biasa, tante udah tempel kool fever di dahinya. Bentar lagi juga turun panasnya." Jawab tante Dita, adik dari ayahnya yang berprofesi sebagai dokter.
"Dia bukan pacar Azka Tan."
Ya, Azka lah lelaki yang sudah menolong Aira. Azka yang ingin pulang ke rumahnya sehabis menghajar Gabriel tadi, tak sengaja melihat seseorang pingsan yang tak lain adalah Aira itupun segera membantu Aira. Dan membawa Aira ke apartementnya lalu menghubungi Tante Dita untuk memeriksa gadis itu.
"Masa sih? Bukan pacar tapi kok, khawatir banget tadi?" Goda Tante Dita.
"Udah selesai kan, Tan? Bisa pulang sekarang?" Usir Azka yang membuat Tante Dita mendengus sebal.
"Keponakan nyebelin!" Kesal Tante Dita. Perempuan itu segera membereskan barang-barangnya.
"Ingat, jangan macam-macam sama Aira, Ka. Aira itu gadis baik-baik," nasihat Tante Dita yang berada di ambang pintu.
"Hm," balas Azka.
"Obat penurun panasnya jangan lupa nanti di kasih ke Aira, ya."
"Hm."
"Terserah kamu deh, capek Tante ngomong sama kamu. Jangan lupa obatin tuh muka kamu. Tante permisi, bye!"
"Wa'alaikumussalam." Ucap Azka menyindir.
Setelah kepergian Tante Dita, Azka mendaratkan bokongnya di sofa yang terdapat di kamarnya. Mata tajamnya terus menatap Aira yang berbaring di kasurnya, tak ada tanda-tanda gadis itu akan sadar. Azka pun memilih merebahkan tubuhnya di sofa, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah sehabis menghajar Gabriel.
***
Perlahan kelopak mata itu terbuka, mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina cokelatnya. Aira, gadis itu melihat sekelilingnya yang terasa asing di matanya.
Sontak ia terkejut dan seketika melihat ke arah tubuhnya, takut-takut seseorang berbuat buruk kepadanya. Gadis itu bernapas lega saat melihat pakaian yang ia kenakan tadi masih sama dan juga hijab yang masih melekat di kepalanya.
Netranya melihat jam di atas nakas, seketika Aira melebarkan matanya saat jam menunjukkan pukul 21.00 WIB.
Aira mengedarkan pandangannya dan tatapannya terhenti pada seorang yang tertidur di sofa. Itu Azka, berarti Azka yang sudah menolongnya tadi. Suhu tubuhnya pun sedikit menurun namun rasa pusing masih melandanya.
Perlahan Aira menurunkan kakinya hendak turun dari ranjang, rasa dingin Aira rasakan saat telapak kakinya menyentuh lantai. Baru juga bangkit gadis itu sudah meringis sembari memegang kepalanya.
Mendengar ringisan seseorang, tidur Azka sedikit terusik, lelaki itu membuka matanya lalu menoleh ke arah ranjangnya dan mendapati Aira yang memaksakan diri untuk berdiri.
"Masih pusing?"
Aira terkesiap, gadis itu kembali naik ke ranjang dan sedikit menjauh dari Azka, takut lelaki itu berbuat macam-macam padanya. Mengingat hanya mereka berdua di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA
Spiritual°Jangan lupa follow sebelum baca° Aira Mutya. Seorang perempuan yang memantapkan hatinya untuk berhijrah. Mulai dari mencoba menutup aurat dan taat beribadah. Begitu banyak rintangan yang harus di hadapi oleh Aira di kala proses hijrahnya. Namun per...