Part 23

5.2K 298 6
                                    

Sesuai permintaan kalian nih, aku update.

Jangan lupa ya vote dan komennya

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Satu minggu kemudian

Sejak Tante Bela mengurung Aira di gudang seharian dan baru di bukakan pintu pada malam harinya, membuat tubuh gadis itu terkena demam tinggi selama seminggu. Sebab saat pagi ia di kurung hingga malam hari tidak ada satupun makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Bukannya di bawa ke rumah sakit, Tante Bela malah membiarkan Aira sakit begitu saja. Bahkan wanita itu melarang Bi Sumi dan Mang Asep untuk membawa Aira ke rumah sakit disertai ancaman dari wanita itu. Katanya hanya membuang-buang uang saja. Setega itu memang Tante Bela. Jadilah Bi Sumi merawat Aira selama seminggu ini sampai keadaan Aira berangsur-angsur sembuh.

Sebenarnya satu hari sejak demam itu, kondisi Aira sedikit membaik. Namun karena Tante Bela dan Salsa sengaja menyuruh Aira ini dan itu karena masih belum puas memberikan gadis itu pelajaran membuat tubuh Aira semakin lemah dan berakhir demam selama seminggu. Selama seminggu juga Aira tidak masuk kerja dan sekolah. Dia sudah izin bahwa dia sedang sakit.

Di satu sisi Aira bersyukur dengan hadirnya demam ini, otomatis ia tidak bertemu dengan Azka. Entahlah, dia belum siap bertemu lelaki itu, pasti setelah melihat Azka, Aira akan mengingat malam kelam itu kembali.

Dan hari ini Aira memutuskan untuk bersekolah, gadis itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. Penampilannya hari ini sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Dulu Aira menggunakan hijab sebatas menutup dada, kini berganti menjadi terjulur hingga ke pinggang. Dia memutuskan untuk merubah diri menjadi semakin lebih baik lagi. Dan semakin mendekatkan diri kepada Allah tentunya.

"Non!"

Aira menoleh saat Bi Sumi memanggilnya, gadis itu tidak jadi menaiki sepedanya.

"Masya Allah... Non Aira makin cantik pakai hijab panjang begini. Bibi bangga sama Non yang semakin hari semakin memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Pertahanin ya, Non." Ujar Bi Sumi.

"Insyaallah, Bi. Doain Aira biar selalu istiqamah ya."

"Aamiin. Pasti Bibi doain."

"Oh iya, ini bekal untuk Non. Dan ini ada sedikit uang jajan dari Bibi, di terima ya Non? Bibi tau Non lagi butuh uang buat bayar biaya sekolah Non, makanya bibi kasih uang jajan ini supaya nggak mengganggu uang untuk bayar sekolah yang sedang Non kumpulin."

"Nggak usah, Bi. Bekal aja udah cukup kok, lebih baik Bibi simpan uang itu buat kebutuhan Bibi. Masa uang hasil Bibi kerja capek-capek malah kasih ke Aira sih?" Tolak Aira halus.

"Terima aja Non, Bibi maksa loh. Kan Non Aira juga selalu bantu Bibi kerja. Dan uang itu bagian Non."

Bi Sumi menaruh uang berwarna biru itu ke telapak tangan Aira. "Ini rezekinya Non Aira, harus di terima pokoknya." Akhirnya menerima uang itu dengan perasaan tidak enak.

"Makasih Bi." Bi Sumi hanya tersenyum.

Tin tin

Bi Sumi dan Aira kompak menoleh ke arah mobil yang berhenti di depan pagar rumah. Ternyata Mang Asep sudah kembali dari mengantar Tante Bela ke kantor sedangkan Salsa sendiri sudah berangkat ke sekolah bersama Rindi menggunakan mobil Rindi.

Mang Asep menyembulkan kepalanya di kaca jendela.

"Pakai mobil sama Mang Asep aja Non ke sekolahnya! Non kan baru sembuh, takutnya sakit lagi nanti. Ayo buruan Non, mumpung lagi nganggur!" Seru Mang Asep.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang