Part 35

6.5K 326 39
                                    

Jangan lupa vote dan komennya.

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Saat ini, tepatnya di dapur, seorang lelaki yang mengenakan seragam sekolah itu terlihat sibuk berkutat dengan peralatan dapur. Bunyi pisau yang beradu dengan talenan mengisi kesunyian di apartemen milik lelaki bernama lengkap Azka An-Nugraha di pagi hari ini.

Tangan berurat milik lelaki itu begitu cekatan dalam memotong setiap bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Nampak sudah terbiasa sekali.

Celemek berwarna pink yang melekat pas di tubuh kekarnya tidaklah menjadi masalah baginya, yang terpenting adalah bisa menjaga kebersihan dan tidak mengotori seragam yang ia kenakan nantinya.

Jika melihat Azka seperti ini, tidak ada kesan sangar sama sekali di wajahnya, melainkan hanya kesan imut saja, terlebih saat bagian depan rambut lelaki itu di kuncir walau sejumput. Karena sudah agak memanjang dan terasa menghalangi penglihatan Azka.

Tidak bisa di bayangkan kalau seandainya siswi Merpati melihat  penampilan Azka saat ini, sudah bisa di pastikan kalau mereka akan semakin terpesona dan  menjerit heboh melihat ketampanan dan keimutan suami dari Aira itu.

Dan Aira adalah perempuan yang sangat beruntung bisa melihat keimutan Azka dan memiliki lelaki yang banyak di kagumi siswi Merpati itu.

Bunyi desisan terdengar ketika Azka mulai memasukkan satu-persatu bahan ke dalam wajan. Terlihat tangan itu tidak kaku sama sekali saat mengaduk nasi goreng, sebab Azka memang sudah terbiasa melakukan segala halnya sendiri contohnya seperti memasak.

Itulah mengapa dulu ia memutuskan untuk tinggal di apartemen, Azka hanya ingin mencoba hidup mandiri. Walau lelah dan banyak kegagalan tapi Azka tetap mencoba dan pada akhirnya lelaki itu berhasil melakukan semua pekerjaan rumah sendiri.

Tapi Azka tidak lupa untuk pulang ke rumahnya, dia tidak mungkin melupakan kedua orangtuanya begitu saja, biasanya Azka akan menginap di sana dua atau tiga hari saja.

Saat Azka sedang menyicipi nasi goreng buatannya, ia tersentak kaget saat tubuhnya di dekap oleh seseorang dari belakang.

Melihat tangan mungil yang melingkar di perutnya, Azka tersenyum tipis. Bumil nya sedang bermanja padanya.

Mengusap lembut tangan yang melingkar itu lalu mematikan kompor setelah di rasa nasi gorengnya sudah pas. Lelaki itu hendak membalikkan tubuhnya namun dekapan itu semakin di eratkan membuat pergerakan tubuh Azka jadi terkunci.

Azka membiarkan Aira yang tengah menyembunyikan wajahnya ke punggung tegapnya, sesekali perempuan itu akan menduselkan kepalanya di sana.

"Udah mendingan?" Tanya Azka setelah berhasil membalikkan tubuhnya.

Seketika wajah lelaki itu berubah datar ketika melihat Aira yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Siapa yang ngizinin kamu pergi ke sekolah, hm? Lepas seragamnya." titah Azka.

Berjalan melewati Aira dengan membawa nasi goreng buatannya.

Aira mengerucutkan bibirnya dan mengikuti langkah Azka yang kini sudah duduk di kursi.

"Nggak mau, Azka, kepala aku udah mendingan kok. Nggak pusing lagi dan tubuh aku juga nggak selemas tadi, nih lihat." Ucap Aira memperlihatkan ototnya, meyakinkan Azka bahwa dia tidak lemas lagi dan pusing seperti tadi.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang