Part 20

5.9K 283 1
                                    


Jangan lupa vote dan komennya

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Gue mau minta maaf sama Lo." Ucap Gabriel dengan kepala yang menunduk. Membuat seulas senyum terbit di bibir Azka. Namun dengan cepat lelaki itu menampilkan wajah datarnya tatkala Gabriel kembali menatapnya.

"Gue sadar kalau selama ini sikap gue salah, Ka. Maafin gue karena sudah memusuhi dan membenci Lo." Lirih Gabriel , raut wajahnya begitu merasa bersalah.

"Lo mau maafin gue kan?" Azka terdiam.

"Sumpah gue benar-benar tulus minta maaf, Ka. Nggak ada sekalipun terbersit di hati gue untuk berbuat buruk sama lo lagi kali ini."

Azka beranjak dari duduk yang spontan di ikuti Gabriel. Gabriel kira Azka akan pergi meninggalkannya dan tidak mau memaafkannya, ternyata Azka memeluknya, melepaskan segala rindu yang keduanya rasakan.

"Gue harap, Lo tulus meminta maaf sama gue, Gabriel." Azka menepuk punggung Gabriel sebelum melepas pelukan mereka.


"Percaya sama gue, kalau gue itu tulus minta maaf sama Lo dan gue bakal buktiin itu biar Lo percaya."

"Hm."

"Cantika bener, Ka. Lebih baik berdamai dengan keadaan, daripada menyimpan dendam yang tak berkesudahan. Entah kenapa hati gue jadi tenang setelah meminta maaf sama kalian."

"Lo kenal Cantika?" Tanya Azka. Kini keduanya kembali duduk.

"Dia sahabat gue, sekaligus orang yang gue cintai."

"Pantesan...bilangin ke sahabat Lo itu, jangan deketin gue lagi, gue risih sama dia." Ujar Azka sebal.

"Lo tenang aja, dia nggak bakal deketin Lo lagi kok karena dia sudah mencintai orang lain. Dia deketin Lo cuma mau ngetes kepekaan orang yang dia cinta aja."

"Lo orangnya?" Gabriel mengangguk. "Udah gue duga." Lanjut Azka.

"Ka...soal gue yang hampir mencelakai Aira maafin gue ya? Waktu itu gue terlalu dibutakan sama dendam gue sampai-sampai Aira yang nggak bersalah kena imbasnya. Lo kalau mau pukul gue sampai babak belur gue terima, Ka, asal Lo mau maafin gue."

"Gue tetap maafin Lo, Gabriel, walau gue sempat kecewa karena tindakan Lo udah keterlaluan. Untung aja Aira nggak terluka waktu itu."

Obrolan keduanya terhenti tatkala ada panggilan masuk dari ponsel Gabriel, tertera nama Cantika di sana.

"Gue angkat telpon dulu sekalian mau pesan minuman. Daritadi pesanan gue belum datang soalnya." pamitnya.

"Hm."

Belum sampai tiga menit minuman untuk Azka sudah siap. Lelaki itu sedikit heran.

"Ini Mas pesanannya." Ucap waitress yang mengantar minuman.

"Cepat banget Mbak, eh teman saya yang pesan minuman ini kemana ya , Mbak?" Tanya Azka.

"Oh...Tadi katanya mau ke toilet, Mas." Azka hanya mengangguk.

"Kalau gitu saya permisi dulu." Waitress tersebut pamit undur diri.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang