Part 31

6.3K 329 4
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Agar aku semakin semangat buat lanjutin cerita ini.

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Serangkaian acara yang di gelar tadi akhirnya telah usai. Terhitung 4 jam lebih acara pernikahan tersebut, dari mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan selesai yaitu pukul 11.00 WIB. Setelah menikmati hidangan dan sedikit berbincang ringan, satu persatu tamu mulai meninggalkan acara pernikahan ini, termasuk para sahabat Azka dan Aira. Nampak orang suruhan Kakek Rino dan Reza pun perlahan mulai membereskan bekas acara pernikahan tadi.

Kini hanya tersisa keluarga besar Azka yang tengah menikmati hidangan yang sudah tersedia di atas meja. Candaan dan gelak tawa terdengar dari Kakek Rino, Reza dan Gabriel namun tak membuat seorang lelaki yang masih mengenakan jas hitam itu ikut tertawa. Bahkan dia sama sekali belum mengambil bahkan menyentuh makanan yang ada di depannya.

Sedari tadi perasaan gelisah terus menggerogoti hatinya, untuk sekedar duduk dengan tenang saja rasanya tidak bisa. Pikirannya sekarang terus tertuju kepada Aira yang masih belum kembali juga setelah izin kepadanya untuk berbicara berdua dengan Tante Bela di teras rumah.

Linda menghentikan suapannya ketika melihat anaknya sama sekali belum menyentuh makanannya, sesekali putranya itu akan menatap pintu masuk. "Coba di cek aja, Ka. Takutnya terjadi sesuatu sama Aira." bisik Linda yang duduk di samping kiri Azka.

"Jujur, Azka khawatir Bun. Walaupun Aira sempat janji untuk baik-baik aja, tetap aja hati Azka nggak tenang. Tapi mau gimana lagi, tadi Aira ngelarang Azka untuk nyusul ke sana."

"Semoga Aira baik-baik aja ya..." gumam Linda lalu kembali melanjutkan makannya. Azka mengangguk, semoga saja Aira baik-baik saja.

"Azka, kok kamu belum makan? Sini, Nenek ambilkan makanan buat kamu. Kasihan loh kamu dari tadi belum makan." Ucap Nenek Rina setelah mengambilkan nasi untuk Gabriel yang kembali menambah.

"Nggak usah Nek, Azka mau nunggu Aira dulu. Bentar lagi dia ke sini kok." tolak Azka secara halus.

"Memangnya istri kamu kemana sih? Ck! Istri macam apa Aira itu, seharusnya dia melayani kamu sekarang. Bukannya malah meninggalkan kamu seperti ini bahkan membiarkan suaminya sampai kelaparan kayak gini." dumel Nenek Rina.

Sepanjang acara tadi, Nenek Rina memang hanya diam saja. Diajak berbicara pun hanya menjawab seadanya, wanita itu nampak masih tidak terima ketika anak, cucu bahkan suaminya malah menyetujui pernikahan ini bahkan sangat mendukung keputusan Azka untuk menikahi Aira. Sementara dia begitu menentang dan tidak ada satupun yang memihaknya ketika ia ingin menjodohkan Azka.

Dari awal hingga berakhirnya acara, nenek Rina bahkan selalu melayangkan tatapan sinis dan tajam kepada Aira. Dia benar-benar tidak menyukai istri dari cucunya itu.

"Coba aja kamu tidak membatalkan perjodohan itu Azka, pasti Puja akan melayani kamu sebaik mungkin sekarang, dia tidak akan membiarkan kamu menunggu kelaparan seperti ini. Beda sekali dengan Aira yang malah enak-enakan mengobrol di depan sana. Tanpa tau kalau kamu sedang menunggunya di sini." gerutu Nenek Rina.

Azka memijat kepalanya pusing mendengar perkataan Nenek Rina.

"Maaf sudah menunggu lama."

Azka tersenyum lega mendengarnya. Namun tak bisa dipungkiri dia sangat khawatir, takut Tante Bela kembali menyakiti Aira. Di tatapnya lamat-lamat istrinya itu yang malah menampilkan senyum sebaik mungkin.

"Nggak apa-apa kok, Ra. Oh, ya Tante kamu sama anaknya mana?" Tanya Linda.

"Sudah pulang, Bun. Tante Bela juga sempat bilang sama Aira tadi, kalau dia mau minta maaf sama Bunda dan sekeluarga karena nggak sempat pamit sama kalian. Soalnya dia lagi ada urusan mendadak makanya buru-buru pulang." Jawab Aira tak enak hati.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang