Part 3

6.4K 350 4
                                    


Assalamu'alaikum...

Jangan lupa vote dan komen

Harap maklum jika terdapat penulisan dan kata yang salah

Happy reading...

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Azka An-Nugraha. Lelaki dingin, berwajah sangar, cuek dan galak itu buru-buru meninggalkan kelas begitu saja tanpa berpamitan pada guru yang tengah menjelaskan materi di depan kelas. Bahkan lelaki itu menghiraukan panggilan Adit dan Pak Toni yang tengah mengajar. Pak Toni hanya menggelengkan kepala melihat ketidaksopanan anak muridnya yang satu itu.

Azka tidak peduli jika dirinya di pandang semakin buruk oleh orang-orang, yang penting sekarang adalah dia harus cepat sampai di rumah sakit. Setelah menemui Aira tadi, Ia mendapati pesan dari kakaknya yang mengatakan jika kakeknya berada di rumah sakit sekarang.

Azka mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Lelaki itu tak memperdulikan umpatan-umpatan pengendara lainnya saat
dengan lihai dia meliukkan body motornya menyalip kendaraan lain.

Sesampainya di parkiran rumah sakit, dengan asal Azka memarkirkan motornya. Lelaki itu berlari di sepanjang koridor setelah sebelumnya menanyakan letak ruangan kakeknya ke resepsionis.

Sesampainya di depan ruang rawat kakeknya. Azka mengatur napasnya lalu membuat pintu ruangan tersebut yang di dalamnya sudah ada beberapa anggota keluarganya.

Mendengar pintu terbuka, atensi beberapa orang yang berada di ruang rawat tersebut beralih menatap Azka yang perlahan berjalan menghampiri kakeknya yang tersenyum melihat kehadirannya.

Beberapa orang di sana yaitu nenek Azka, kedua orang tua Azka, kakak juga Abang iparnya serta keponakannya menyingkir memberi ruang antara cucu dan kakek itu untuk berbicara.

"Azka..." Lirih Rino, kakek Azka.

Azka menggenggam tangan kakeknya yang bebas dari inpus.

"Kenapa bisa kayak gini lagi, hm? Jangan buat Azka khawatir." Kata Azka lirih. Lelaki dingin itu akan menghangat saat bersama keluarganya.

Rino terkekeh sebentar lalu berucap, "wajar, kakek udah tua, sering sakit sakitan juga, uhuk!" Ucap Rino di akhiri dengan batuk. "Kapan saja Allah bisa ambil nyawa kakek Ka, termasuk sekarang." Lanjut Rino lagi.

"Ck! Kakek jangan ngomong kayak gitu, Azka nggak suka dengernya." Rino kembali terkekeh. Pria berambut putih itu mengusap rambut acak-acakan cucunya.

"Lebih baik kakek istirahat, jangan banyak bicara dulu takutnya dada kakek kembali sesak dan juga biar kakek cepat sembuh."

Azka menarik kursi di samping brangkar lalu mendudukinya.

"Boleh kakek minta sesuatu?" Pinta Rino.

"Apa?"

"Bacain kakek surah Al-Mulk sampai kakek tertidur, boleh?" Azka terdiam sebentar.

"Kakek cuma mau mendengar cucu nakal kakek ini mengaji." Ucap Rino lagi karena melihat keterdiaman Azka.

"Orang bilang cucu kakek itu nakal. Tapi, sebenarnya cucu kakek itu baik kok..." Jeda Rino sebentar lalu beliau kembali berucap, "perhatian, penyayang, dan satu hal lagi. Walau senakal-nakalnya dia, cucu kakek tetap menjalankan perintah Allah itu yang membuat kakek bangga sama dia." Puji Rino yang membuat Azka menatapnya sendu.

"Kakek selalu berdoa untuk Azka, semoga Azka mendapat pendamping yang bisa mengubah Azkanya kakek menjadi Azka yang lebih baik kedepannya. Aamiin..."

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang