Bab 43

4.6K 261 13
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Karena satu vote dari kalian itu sangat berharga bagi aku.

Happy reading

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Gabriel
Lo harus lebih berhati-hati mulai dari sekarang, Ka. Jangan lengah buat jagain Aira. Barusan gue lihat Rindi lagi jalan sama Beni.

Setelah membaca pesan dari Gabriel, Azka langsung meremas ponselnya kuat. Urat-urat di tangannya mencuat. Gurat emosi bercampur cemas terlihat di wajahnya.

Tak dapat dipungkiri hatinya begitu gelisah sekarang, lantaran memikirkan lelaki brengsek yang akhirnya sudah menampakkan diri setelah 2 bulan lamanya bersembunyi.

Azka begitu khawatir jika kembalinya Beni akan membawa dampak yang buruk nantinya bagi Aira.

Kecurigaan Azka selama beberapa Minggu ini ternyata benar, bahwa seseorang yang mengamati dan mengikuti segala pergerakannya dengan Aira belakangan ini adalah Beni. Sosok lelaki yang memakai topi hitam hingga menutupi setengah wajahnya itu. Yang selalu terlihat ketika Azka dan Aira sedang berada di luar.

Bukannya Azka tidak menyadari jika ada seseorang yang mengikutinya beberapa Minggu belakangan ini. Azka tentu sadar, hanya saja dia berpura-pura seolah tidak mengetahui keberadaan sosok bertopi hitam tersebut.

Akan tetapi, Azka tetap berhati-hati dan juga waspada. Bisa saja sewaktu-waktu orang itu akan berbuat nekat untuk mencelakai dirinya maupun Aira kan?

Jangan kira Azka akan diam saja setelah mengetahui ada yang mengintai mereka, ternyata Azka juga balik memperhatikan gerak-gerik sosok bertopi hitam itu ketika sedang lengah.

Bahkan Azka diam-diam mengikuti kemana perginya orang tersebut. Hingga Azka tahu tempat persembunyian sosok bertopi hitam itu. Dari postur tubuhnya Azka juga sudah menebak dari awal bahwa itu adalah Beni. Namun Azka tidak mencari tahu apakah sosok tersebut memang benar Beni. Mengetahui tempat persembunyiannya saja sudah cukup bagi Azka.

Dan setelah membaca pesan dari Gabriel ini, ternyata tebakan dan kecurigaan Azka belakangan ini memang benar.

Untuk saat ini Azka akan membiarkan Beni bebas terlebih dahulu, asal lelaki itu tidak membuat ulah yang melibatkan Aira di dalamnya. Anggaplah Azka sedang berbaik hati memberi waktu sejenak kepada Beni untuk lebih banyak lagi menghabiskan waktu bersama adik kesayangannya itu. Sebelum lelaki itu menerima ganjaran atas perbuatan jahatnya selama ini.

Soal bukti-bukti kejahatan Beni, Azka bersyukur karena bukti-bukti tersebut sudah terkumpul semua. Di bantu oleh Gabriel, Nanda, Nando, Ayah Reza, Kakek Rino dan Bang Tara.

Bukti kejahatan dari Beni yang menjebak Azka di Cafe Mentari, bukti Beni yang hampir melecehkan Aira, mengambil uang di kasir dan membawa sejumlah uang milik Kak Taria dan masih banyak tindakan kriminal yang di lakukan Beni. Hanya tinggal menyerahkan bukti-bukti itu saja ke kantor polisi lalu setelahnya menunggu waktu yang tepat untuk meringkus Beni.

"Kenapa belum tidur?"

Azka menoleh ke samping, senyum tipis lelaki itu berikan kepada Aira.

"Udah tengah malam loh. Lagi mikirin apa?"

Azka hanya menjawab dengan gelengan kepala. Didekapnya tubuh Aira sambil mengelus punggung perempuan itu. "Tidur lagi aja, Ra."

Aira menggeleng, mendorong tubuh Azka pelan. "Nggak mau, sebelum kamu jawab pertanyaan aku dulu. Kamu lagi mikirin apa sampai nggak tidur gini?"

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang