Part 7

6.1K 343 3
                                    

Assalamu'alaikum...

Jangan lupa vote dan komen
biar aku tambah semangat
untuk lanjutin cerita ini

Jangan lupa follow akun wp aku

Happy reading...

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Seusai sholat Maghrib di salah satu masjid yang dekat dengan CafeTaria. Aira, Viola, Leni dan Ririn mulai kembali bekerja. Seperti biasa saat memasuki waktu sholat, CafeTaria akan tutup sementara waktu dan akan di buka kembali setelah sholat.

Aira bersyukur bisa bekerja di CafeTaria yang begitu mementingkan sholat. Cafe ini memiliki peraturan yang bahwasanya saat adzan berkumandang, semua karyawan harus menghentikan pekerjaan mereka lalu bergegas pergi ke masjid untuk menjalankan ibadah berjamaah di sana.

Peraturan itu sendiri di buat oleh Kak Taria. Jadi, Aira tidak perlu khawatir lagi akan lalai dalam sholatnya seperti di tempat kerja sebelum-sebelumnya yang menyebabkan Aira terkadang lalai dalam sholatnya.

Sampai akhirnya dia di pecat saking kerapnya memilih mendahulukan sholat daripada pekerjaannya.

Untung saja waktu itu Ririn menawarkan Aira bekerja di sini. Dan Aira sangat berterimakasih pada Ririn. Juga Allah yang sudah memberikan jalan yang terbaik untuk dirinya.

Pernah satu kali Aira menonton kajian lewat ponselnya, seorang ustadz yang mengisi acara kajian itu berkata, "siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan memberi ganti yang lebih baik dari sebelumnya."

Dan memang benar adanya, Allah mengganti yang lebih baik untuknya. Allah benar-benar baik pada Aira. Tak henti ia mengucap syukur atas segala nikmat yang Allah berikan.

"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik." (HR. Ahmad 5: 363)

***

Sementara itu di kediaman An-Nugraha, kakek Rino terlihat lebih baik dari sebelumnya, lelaki yang berumur 70 tahun itu sudah pulang dari rumah sakit kemarin. Tentu dengan memaksa anak cucunya supaya mengizinkan dirinya pulang karena kakek Rino bosan dan tidak suka mencium bau obat-obatan di rumah sakit.

Di bantu Azka yang mendorong kursi roda Kakek Rino, lelaki bertindik di telinganya itu membawa sang kakek menuju meja makan yang di sana sudah ada Nenek, Ayah, Bunda dan seorang gadis cantik berambut pirang yang menggunakan dress berwarna merah.

Melihat keberadaan suaminya, Nenek Rina beranjak dari duduknya lalu menggantikan Azka yang mendorong kursi roda Kakek Rino.

"Ada seseorang yang mau Nenek kenalin ke kamu, Ka."

"Nggak minat."

Azka dengan wajah datarnya mendahului Nenek dan Kakeknya. Katakanlah jika barusan dia tidak sopan, ya begitulah Azka, lelaki itu paling tidak suka jika Neneknya sudah membahas masalah mengenalkannya pada seorang perempuan, Azka paling tidak suka itu.

"Belum di coba belum tau, Ka."

Terlambat, Azka sudah duduk di tempat duduknya. Nenek Rina hanya mampu menggelengkan kepala melihatnya.

"Jangan paksa cucu kita, Rin. Biarkan dia memilih pilihannya sendiri. Cucu kita akan tau sendiri nantinya." Ujar Kakek Rino.

"Tapi, menurut aku Cantika itu cocok banget tau sama Azka, Mas. Aku setuju banget kalau Azka bener-bener mau, dan aku akan terus berusaha untuk membuat mereka dekat."

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang