Assalamu'alaikum...Jangan lupa vote dan komen
Harap maklum jika terdapat penulisan dan kata yang salah
Happy reading...
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Tak terasa bel pertanda pulang berbunyi. Seorang guru wanita yang tengah menjelaskan di papan tulis pun segera mengakhiri pembelajaran hari ini. Siswa-siswi mulai berbondong-bondong keluar kelas, bahkan saling berdesak-desakan saat guru yang mengajar, keluar beberapa detik yang lalu.
Aira sendiri, masih duduk tenang sembari menunggu keadaan kelas tidak lagi berdesakan. Barulah ia akan keluar kelas.
Aira meremas perutnya yang tiba-tiba terasa sakit, mungkin karena tidak ada satupun makanan yang masuk ke dalam perutnya sedari tadi. Wajahnya sekarang pun tampak pucat serta bulir-bulir keringat mulai bermunculan di pelipisnya. Di sela rasa sakitnya, Aira baru ingat kalau ia selalu membawa air minum ke sekolah agar sedikit menghemat uang jajannya.
Dan benar saja setelah ia membuka tasnya terdapat sebuah botol bekas air mineral yang di belinya waktu itu dan masih Aira gunakan sampai sekarang untuk membawa air minum dari rumahnya.
Aira meneguk air itu supaya sedikit bisa mengurangi rasa laparnya, tak lupa sebelumnya ia mengucap basmalah terlebih dahulu agar setiap makanan maupun minuman yang masuk ke perutnya menjadi berkah.
Aira menjilat bibir keringnya setelah meneguk setengah botol air minumnya. Dirinya bernapas lega karena sakit di perutnya perlahan berkurang. Gadis itu melirik sekitarnya, ternyata kelas sudah sepi hanya menyisakan beberapa orang saja di dalamnya. Gadis itu pun beranjak dengan menenteng tasnya menghampiri tempat duduk Dinda, begitupun Azka yang ikut beranjak di susul Dinda dan Adit.
"Din, aku pinjam buku catatan kamu ya? Soalnya aku nggak mencatat, tangan aku tiba-tiba kram tadi." alibi Aira.
"Lah...Aku juga nggak mencatat Ra. Kepala aku pusing banget tadi." Balas Dinda.
"Oh gitu ya? Ya udah deh aku pinjam sama yang lain aja nanti."
Keempat orang itu berjalan di koridor dengan Dinda dan Aira di depan sedangkan Azka dan Adit mengekori kedua gadis di depannya. Satu diantara kedua lelaki itu terus memperhatikan gadis berhijab yang menutup dada yang tepat berjalan di depannya. Terlihat wajah dan bibir gadis itu pucat sedari tadi. Sementara lelaki satunya lagi terus mengawasi istri mungilnya takut terjadi sesuatu yang membahayakan nantinya.
Asyik berbincang, Dinda baru sadar bahwa Aira terlihat tidak baik-baik saja, sahabatnya itu terlihat pucat. Dinda pun menghentikan langkahnya di ikuti Aira, Adit dan Azka.
"Ra, kamu sakit?" Tanya Dinda.
Aira menggeleng gelagapan menghindari pertanyaan itu, hendak melangkah kembali namun dengan cepat Dinda menahan pergelangan tangan Aira sehingga kini mereka saling berhadapan.
"Wajah kamu pucat loh, Ra. Astaga, badan kamu juga panas ini, Ra." Ujar Dinda setelah memeriksa dahi Aira yang sedikit panas.
"Aku nggak apa-apa, Din."
"Nggak apa-apa gimana. Pokoknya hari ini kamu nggak usah kerja ya? Kamu istirahat aja di rumah." Pinta Dinda yang di balas gelengan oleh Aira.
"Nggak bisa, aku harus kerja Din. Kalau aku nggak kerja mau dapat uang dari mana?"
"Iya aku tau. Tapi Ra, pikirin kesehatan kamu dulu."
"Aku nggak apa-apa Din, badan aku nggak terlalu panas kok. Mana tahu kan hari ini Cafe ramai Din. Sayang kalau aku nggak kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAIRA
Spiritual°Jangan lupa follow sebelum baca° Aira Mutya. Seorang perempuan yang memantapkan hatinya untuk berhijrah. Mulai dari mencoba menutup aurat dan taat beribadah. Begitu banyak rintangan yang harus di hadapi oleh Aira di kala proses hijrahnya. Namun per...