chapter 35

6.2K 603 10
                                    

Arya baru keluar dari kantin sambil membawa 1 kresek berisi cemilan juga minuman,tujuan nya lapangan basket dia ingin bertemu nayara memberi kan cemilan ini agar gadis itu tidak bosan saat menonton pertandingan voli diri nya nanti..

"Lu mau kemana.??" Seorang gadis menyapa nya sambil berjalan di samping Arya.

"Ketemu Ara sekalian ngasih cemilan.!" Jawab nya mengangkat plastik itu.

"Lah sama gue juga mau ketemu dia bawa cemilan,,, ayo taruhan cemilan siapa yang lebih dulu di ambil oleh Naya.!! Yang kalah cuci baju yang menang selama sebulan" ucap nya.

"Deal... Jangan nangis kalo kalah juga jangan ngaduh sama mamah" ujar Arya menyetujui taruhan gadis itu.

"Siapa juga yang nangis..." Jawab nya kesal.

Mereka berjalan beriringan kelapangan sekali-kali mengobrol atau pun meledek.

"Gue duluan..  bye bye kakak yang rese" ucap nya berlari kecil melewati kelas nya,meninggal kan Arya di belakang sambil menggeleng.

Arya menoleh sekilas pada kelas nayara yang terbuka,tanpa sengaja mata nya menangkap sesuatu yang mencurigakan dari kelas,ia bejalan putar balik memilih kekelas nayara dulu ingin tau hal apa yang dia lihat tadi...

Praaakkk

Kresek ditangan nya terlepas jatuh kelantai, mata hitam nya menatap ke arah mainan yang berserakan dengan beberapa dari nya sudah pecah remuk seakan terinjak,dia kenal mainan itu adalah milik nayara karena dia dan Aliya yang membelikan nya,seketika perasaan Arya tidak tenang...

Ia berlari keluar kelas menuju lapangan basket,seraya berdoa nayara ada di sana..

"Lu liat nayara gak.??" Tanya Arya pada murid cowok berpas-pasan pada nya.

"Tadi sih di lapangan cuma gue liat udah gak ada, mungkin kekelas.?" Jawab murid itu..

"Thanks ya"

Arya berbelok tidak jadi kelapangan karna info dari murid itu si Ara tidak ada di sana,ia berlari melihat setiap ruangan tidak menghirau kan jika tubuh nya sudah di penuhi keringat...

Hingga terakhir pencarian di gudang belakang,terdengar tawa dari dalam gudang membuat tubuh Arya sedikit bergetar.

Braakk

Ia menendang pintu gudang begitu keras membuat yang di sana terkejut,mata Arya membelalak kaget emosi menguasai diri Arya,tubuh nya semakin bergetar hebat karena marah melihat seorang gadis mungil yang amat dia kenal dalam keadaan tidak sadar kan diri,sedang dikelilingi oleh 4 cowok yang sudah melepas baju mereka masing-masing.

"BAJINGAN" teriak Arya langsung menghajar keempat nya secara brutal,tidak ada yang mampu menghentikan kebrutalan Arya.

Arya Wiguna di kenal pribadi yang cuek tidak pernah ikut campur urusan orang lain,tidak akan mengusik jika tidak di usik tapi jika ada yang ingin menyentuh milik nya tidak ada yang mampu menghentikan pemuda itu dari kegilaan nya...

Nafas cowok itu tersengal darah merembes dari punggung tangan nya,juga terdapat lecet di kepalan tangan nya saking keras dia memukul keempat cowok itu.

"Datang ke gudang belakang,ringkus mereka bawa ke markas.!!" Titah nya pada seseorang di sebrang telpon,dia mengatongi hp setelah berbicara pada bawahan nya.

Arya melihat seluruh tubuh Ara dan untung nya tidak ada hal yang aneh di tubuh gadis itu,termasuk baju nya yang masih utuh di tubuh.

"Ra bangun Ra..." Ucap Arya lembut dengan tangan bergetar,namun meski usaha nya begitu keras membangun kan sang gadis mungil tetap tak ada pergerakan...

Dengan sigap ia menggendong nayara keluar dari gudang,tidak lama beberapa orang berjas hitam datang meringkus keempat nya,di perjalanan bertemu Aliya dan langsung kerumah sakit..

🐾🐾🐾🐾🐾

Derap kaki menggema di koridor rumah sakit itu,beberapa perawat menatap mereka heran karna sebagian dari mereka masih mengenakan baju olahraga,memang mereka tidak sempat berganti baju setelah mendapat kabar dari Aliya sedang kan yang lain malah ikut-ikutan,padahal cuma Andika yang di kabari Aliya...

Braakk

"Nayara.!!" Panggil Andika setelah membuka pintu ruang inap.

"Sssstttt... Naya baru tidur jangan ganggu dulu" ucap Aliya pelan sambil telunjuk dia tempel ke bibir.

Andika mendekati gadis mungil yang tertidur di atas brankar,ada rasa menyesal di mata Dika melihat gadis itu terbaring ini kali kedua dia melihat gadis itu tertidur di kasur rumah sakit,ia menyesal tidak bisa menjaga nayara hingga terjadi hal seperti ini...

"Siapa ??" Tanya Aldian dingin.

"Lu kenal mereka.!!" Jawab arya.

Kening Aldian mengernyit mendengar jawaban Arya,begitu juga Andika dan yang lain nya.

"Lu bisa liat mereka di markas,udah gue tepat kan mereka disana." Lanjut Arya tanpa melihat Aldian.

Aldian lalu pergi dari ruangan itu setelah mengecup kening nayara,sorot mata nya menatap tajam rahang nya mengeras saat ini dia butuh hiburan yang mampu menghilang kan hasrat membunuhnya...

"Lepaskan mereka dan biarkan mereka berada di dalam hutan, tapi jangan lupa terus pantau sampai aku tiba" ucap Aldian di telpon yang langsung di setujui bawahan nya,dia menaiki kuda besi nya dan menjauh dari rumah sakit...

_______

"Loh kok pertandingan nya bubar??" Tanya seorang gadis berkuncir satu,menatap bingung pada lapangan yang ricuh karna pemain nya memilih pergi.

"Itu si Andika pergi setelah dapat telpon, tapi yang lain malah ikut pergi juga termasuk Aldian." Jawab murid di sana.

"Laah kok bisa.?? Emang ada hal darurat ya ampe mereka semua pergi.??"

"Gak tau... Ya mungkin aja." Murid itu pun berlalu dari sana.

"Kira-kira ada apaan ya Lia.??" Tanya gadis itu pada teman nya.

"Gak tau juga" jawab cewek itu yang bukan lain adalah Julia.

"Emang lu gak tau,kan lu sama Aldian Deket ??"

"Dia gak angkat telpon gue."  Jawab nya kesal.

Julia menatap ke arah lapangan dimana semua guru sedang berdiskusi tentang pertandingan,dia cukup bingung kenapa Aldian dan Andika bisa pergi begitu saja tanpa kejelasan,dia mencoba menelpon Aldian atau pun ares dkk tapi tidak ada yang mengangkat.

"Brengsek... Pasti mereka bersama si jalang nayara"

🐾🐾🐾🐾

Keempat cowok yang sudah babak belur dengan wajah penuh bengkak dan lebam,mereka termanguh melihat beberapa pria berjas hitam di hadapan nya apa lagi ikatan mereka di lepas.

Keempat nya menatap bertanya pada pria itu namun tidak ada respon berlebihan dari nya,jujur ada kecurigaan di hati masing-masing saat orang itu melepas ikatan serta membiarkan mereka.

"Pergi lah." Ujar pria itu datar.

Tanpa bicara dua kali keempat nya bangkit bersusah payah di karna kan tubuh mereka seakan remuk,sebelum keluar dari sana salah satu dari mereka menoleh terlihat pria itu menatap nya misterius,kembali rasa curiga terbesit di pikiran nya seakan mereka di biarkan pergi...

"Ayo cepat kita harus keluar dari sini.!" Perintah nya pada ketiga nya.

"Tapi di sini hutan, gimana kita bisa keluar.??"

Keempat nya menatap ke sekeliling tidak ada jalan untuk menuju ke jalan raya,hanya ada pepohonan besar di sana.

"Kita jalan saja dulu."

Sedang kan di markas para pria itu memantau keempat nya melalui cctv yang sudah di pasang,setelah 30 menit datang lah seorang pemuda berbaju hitam dengan mata tajam ikut melihat kemana Arah keempat pemuda itu...

Sudut bibir nya terangkat keatas menyerupai senyum sinis,melihat kebingungan keempat mangsa nya dia meraih sebuah panah,pisau dan senjata api..

"Saat nya kita berburu." Desis nya dingin...

🐰🐰🐰🐰

 Figuran Or ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang