chapter 24

8.2K 837 16
                                    

"anak sialan... Kenapa gak mati aja sana,kenapa harus hidup hah.!!"

Cetar

Cetar

"Sakit mah hiks... Ala janji ala gak nakal lagi.." tangisan gadis kecil terdengar menyedih kan suara cambuk membuat tubuh kecil nya bergetar,di tambah rasa sakit di punggung nya...

"Mama ala sakit... Jangan cambuk ala lagi.. ala gak akan nakal lagi." Ujar nya lirih dengan air mata mengalir deras.

"Gue nyesel ngelahirin lu... Kenapa gue harus terperdaya sama dia dan malah menghasil kan anak kek lu... Lebih baik lu mati sana ikut bapak lu" teriak perempuan itu murka, mata nya memerah melihat gadis kecil itu jauh di dalam lubuk hati nya ia begitu kasian, biar gimana pun gadis itu adalah anak nya...

Tapi setiap melihat wajah nya dia selalu mengingat wajah yang sudah meninggal kan nya untuk selama nya, di tambah sekarang suami nya malah semakin membenci dirinya dengan hadir anak di hadapan nya ini,maka dari itu rasa marah dia luapkan pada anak ini.

"Kenapa..??? Kenapa? Kamu ninggalin aku... Bawa aku sekalian hiks.. hiks... Aku gak sanggup disini" gumam nya menangis sesak dada nya semakin terasa.

"Ma" panggil gadis itu lirih bersusah payah dia menggapai lengan mama nya yang berjongkok di lantai.

"Mama maaf kan ala..." Suara gadis itu terdengar parau karna kebanyakan menangis.

Wanita itu menatap kosong ia menatap gadis kecil itu sayu,hatinya sakit harus melakukan penyiksaan terhadap anaknya sendiri,tapi dia tidak bisa menolak keinginan suami nya yang menginginkan anak ini mati...

"Ara maaf kan mama." Lirih nya mengelus pipi gadis kecil itu.
"Mama tidak punya pilihan nak.."

"Gak apa-apa mama" jawab nya menggeleng.

Wanita itu tersenyum sendu melihat anak gadis nya menatap polos,tanpa tau maut terus mengintai nya.

"Ara hidup lah dengan bahagia ya.?? Jauhi mereka jangan mudah percaya dengan ucapan mereka, ya sayang.!!" Ucap nya memeluk anaknya sambil mencium kepala gadis itu.

Nayara membuka mata nya karna terusik dengan suara alarm,dia sengaja masang alarm agar bangun nya tidak telat seperti kemaren-kemaren dengan berakhir dia di hukum,Ara bangkit dari tidur sambil memijit pelipis kepala nya terasa pening setiap dia bermimpi.

"Mimpi itu lagi.??" Gumam nya beranjak dari kasur, dia menatap rubah putih nya yang masih tertidur pulas di samping nya.

"Sebenarnya rahasia apa sih yang lu sembunyiin? Lu bilang lu sistem tapi sejauh ini gak ada misi yang bearti,lagi pula lu kek bukan sistem di novel yang gue baca,lu seperti pendamping untuk mengingatkan aja seakan-" Ara menjeda ucapan nya seraya berpikir,mata nya menatap Eggy lekat.
"Gue lupa ingatan.!!" Lanjutnya masih menatap Eggy.

Mata coklat keemasan nya menatap luar jendela dengan pikiran nerawang jauh,teka teki hidup Ara terasa rumit dengan hadir nya berbagai mimpi tidak dia mengerti.

*****

Ara mengemasi buku-buku untuk dia bawa ke sekolah,terakhir dia menatap boneka beruang lusuh itu dalam lalu ia masukkan kedalam tas sekolah nya,namun tas nya malah tidak bisa di resleting jadi kepala boneka itu tetap terlihat.

Lu yakin mau bawa tuh boneka.?? Udah lusuh banget loh itu.??

"Kalo gak gue bawa takut nya di buang lagi, mending gue bawa... Lagian punya penjaga kamar tapi gak guna buat apa." Sindir Ara melirik Eggy yang menatap nya tidak suka.

 Figuran Or ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang