Tetangga [Sunsun]

2.7K 159 13
                                    

"Ah ibu, mana bisa aku tinggal di apartemen murah ini" Sungut Sunghoon setelah melihat gedung yang akan roboh ini.

"Aish anak ini, belajarlah mandiri dimulai dari hidup berpisah. Masih untung ibu tidak sita fasilitas mu seperti mobil dan ATM card mu, aish teruslah bergumam!"

Hari ini sial sekali, dia hanya di DO dari kampus lantas mengapa harus hidup secara terpisah. Keluarga nya menyesal telah memanjakan Sunghoon sedari kecil, padahal meski dimanja-mereka yakin telah membuat Sunghoon menjadi pribadi yang cerdas. Entah angin dari mana yang mengubah putra tunggal mereka menjadi petakilan ga waras ini, tiada hari tanpa adu jotos dan menghamburkan uang di club.

Irene mengeret Sunghoon, menarik kuping putranya untuk mengikuti langkahnya. Membuka salah satu pintu apartemen, memang Irene akui gedung ini sangat tidak enak dipandang. Memang sengaja mencari yang murah.

Sunghoon duduk di sofa dengan kaki diatas kaki yang lain, sedang ibunya sibuk membereskan barang miliknya. Memang durhaka anak satu ini.

"Yya! Bereskan baju mu! Ibu akan memberikan kue ini pada tetangga sebelah"

"Ck, kenapa repot-repot ke tetangga sebelah"

"Kau gila, memang kau pikir bisa hidup tanpa bersosialisasi. Ibu akan minta tetangga sebelah untuk mengawasi mu"

Sunghoon memutar bola matanya. "Terserah ibu"

Irene langsung pergi dengan paperbag ditangannya, di dalamnya ada beberapa kudapan dan kue buatannya. Memencet bel pintu bertuliskan '321' itu, setelah terbuka Irene disapa oleh seorang gadis cantik yang keliahatan nya baru selesai mandi. Gadis itu mengusap rambut sebahu nya dengan handuk kecil.

"Omo cantik sekali, selamat siang"

Sunoo tersenyum canggung, membungkuk sedikit.

"Kami baru pindah kesini, dan kebetulan kita tetangga. Kamar kami tepat disamping sana, ada baiknya jika kita saling menyapa ketika di luar"

"Aah begitu, selamat datang Bu"

Irene tersenyum senang, aura gadis itu membuatnya nyaman.

"Silahkan masuk, Bu"

"Aih tidak usah repot, ini ambil. Anggap saja untuk mengawali perkenalkan kita, dimakan ya"

"Nde, kamsahamnida"

Irene kembali dengan senyum sumringah, dia melangkah kearah kamar dan senyum mengembang tadi langsung turun ketika melihat Sunghoon yang ia suruh membereskan baju malah tertidur.

Irene meraih bantal dan mulai memukul Sunghoon dengan bantal itu. "Yya! Bangun! Ibu menyuruhmu membereskan pakaian mu sendiri tapi mengapa malah tidur! YYA!"

***


Hari pertama terbangun tanpa ketukan pintu dari pelayan rumah, hari pertama terbangun di kasur kecil yang hampir membuat Sunghoon jatuh, dan hari pertama terbangun tanpa tau harus melakukan apa.

Ibu tak bilang dia akan melanjutkan kuliah lagi, Sunghoon sudah menebak dia akan di suruh belajar mengurus perusahaan. Ah dia ini pintar, hal itu gampang diatasi.

Ok, sebelum nya mari mandi.

Sunghoon menegang saat menemukan sebuah ember di kamar mandi sempit itu yang penuh dengan baju kotor nya.

"Aish! Kenapa enggak di cuci dirumah aja sih?!"

Alhasil mau tidak mau Sunghoon harus mencucinya sebelum mandi. Dia dengar semua orang menjemur pakaiannya di rooftop, Sunghoon malah takut jika bajunya berterbangan tertiup angin.

AmaranthineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang