Sunoo menatap hamparan putih beserta ombak pantai yang berdebum kearahnya, ini pertama kali dia melihat seperempat semesta indah tersebut. Kendati sebagian dari makhluk Whizliz itu terdapat siren yang mana bisa saja hidup di tengah sana, di dunia nya hal yang semacam ini tak pernah ada. Atau mungkin ada hanya dia saja yang tak pernah datang."Selamat datang pemimpin, ini pertama kali anda mengunjungi kami" Sapaan sesuatu di dalam sana menghangatkan Sunoo, tadinya dia pikir akan hal yang akan membahayakan. Dia harus menjaga Sunghoon.
"Eh mau kemana?" Tangan itu dia cekal saat Sunghoon akan berlari menghampiri ombak.
"Mau main air lah, kita ke pantai tujuannya ya itu" Sunghoon melepas cekalan itu, berlari menghampiri ombak. Menggulung ujung celananya panjangnya sebelum akhirnya membasahkan kakinya, tawanya menggema keras. Menikmati liburan sehari bersama orang yang menciumnya tadi malam.
Sunghoon menghentikan kegiatan nya, beralih menatap Sunoo yang kini memperhatikan nya dengan senyuman. Ngomong-ngomong tentang ciuman itu, pagi tadi dia baru sadar dengan tanda dibelakang lehernya. Jadi- dia benar-benar terikat dengan bosnya, ini sungguh..
.. Luar biasa. Siapa sangka, bukan.
Suno membuka mobil, meraih selimut yang dia bawa. Membentang selimut itu diatas pasir pantai, tangannya terangkat untuk menghentikan angin kencang di sekitar sana. Bahkan peri pohon kelapa menjatuhkan beberapa buah mereka untuk nya.
"Apa yang membawa pemimpin kemari?" Tanya salah satu dari mereka, sudah lama tak bertemu makhluk sejenis. Membuat Sunoo sedikit merindu.
"Hanya bersenang-senang, terimakasih untuk kelapanya"
Makhluk seukuran tangan manusia itu mengalihkan atensi pada sosok Sunghoon. "Dia takdir pemimpin, seperti yang dibicarakan para elf"
Ya benar, sedari awal Sunoo tau bukan Jungwon takdirnya. Maka kehilangan Jungwon adalah menjadi dendam baginya, manusia tulus itu tetap bersamanya meski tau mereka tidak terikat.
Sunghoon dengan senang menerima kelapa itu, perasaan ga ada yang jualan deh, kok bisa bos dapetin kelapa yang udah terbuka rapi dengan sedotan ini. Nikmatin ae lah.
Duduk diatas selimut empuk itu dengan menikmati sepoyan angin yang menghampiri.
"Ini pertamakali aku ke pantai" Ujar Sunoo menarik perhatian Sunghoon.
"Hah, manusia mana yang ga pernah ke pantai"
"Aku bukan manusia, Sunghoon"
Sunghoon menepuk jidat. "Oh iya lupa"
"Di dunia kami, ga ada yang seperti ini"
Sunghoon jadi kepo sama dunia para makhluk Whizliz, pastinya indah sekali. "Oh ya, coba bos ceritain tentang tempat bos tinggal"
Sunoo menoleh. "Sudah aku bilang, panggil aja aku Sunoo. Kita sudah ciuman dan saling terikat"
Semburat merah menjalar cepat menuju pipi, Sunghoon berdeham malu. "Eum, masih belum biasa"
Sunoo terkekeh, Sunghoon lucu sekali. Tangannya terangkat, menyibak angin yang seketika menampilkan gambaran tentang dunia nya. Semacam hologram bagi Sunghoon. "Di dunia kami hanya ada yang seperti hutan, danau, rawa, sungai. Hanya sampai disana, dan saat kami mulai mencari pasangan. Kami mengikatnya dengan ciuman, hingga pasangan kami memiliki nama klan kami tertulis pada tubuhnya"
"Stop, stop, stop" Sunghoon jadi makin blushing. "Emang ga ada pembahasan lain, ceritain yang lain deh. Jauh-jauh dulu sama pembahasan itu"
"Why? Kamu malu karena ciuman tadi malam, itu tanda kita terikat Sunghoon. Kamu ga bisa melupakan nya karena hal itu yang membuat kita terus bersama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranthine
Historia CortaCerita oneshoot dengan Sunoo-tokoh utama di setiap cerita. ⚠️ -bxb -bxg -gs ©𝐋𝐲𝐫𝐚 𝐲𝐨𝐚