Kelopaknya terbuka saat merasakan tempatnya mulai luas, tangannya menggapai sesuatu kosong disampingnya. Sunghoon segera terbangun sebab merasa Seno tak lagi ada disampingnya, benar sisi kasur itu kosong.
Sunghoon merasa aneh saat melihat kini dirinya telah rapi dengan kemeja putih polos yang dia pikir itu milik Seno, lantas kemana perginya pria itu. Pintu kamar itu terbuka, Sunghoon hampir berteriak jika sosok itu bukan Seno.
Tersenyum, turun dari kasur kemudian melangkah menuju Seno. Mengecup pipinya dan memeluk Seno. "Aku pikir kamu kemana"
Sunghoon mempererat pelukannya, menghirup aroma tubuh yang sedikit berbeda itu. Mengernyit bingung, bau minyak telon. Sunghoon terkekeh, pacarnya ini lucu sekali.
"Kamu siapa?"
"Hmm? Tunggu bentar, aku pingin peluk lamaan" Sunghoon mengelus belakang kepala Seno, seingatnya rambut Seno lebih panjang dan sedikit bergelombang alias gondrong. Kapan Seno mencukur rambutnya, dan juga wajah ini lebih bulat dari sebelumnya.
Sunghoon menyadari sesuatu, merenggangkan pelukannya. Menatap Seno yang bingung menatapnya, pipi itu lebih mengembang, Sunghoon jadi punya niat untuk menggigit pipi Seno. "Kok kamu jadi gembul begini, lucu banget ponian. Kamu cosplay jadi anak kecil kah setelah tadi malam sok ganas, aaa ternyata kamu tetap adik kelas menggemaskan"
Tangan itu bergerak kaku, menunjuk Sunghoon. "Siapa?"
"Seno jangan bercanda ah"
"Babe?"
Sunghoon menoleh ke asal suara lain, betapa terkejutnya dia saat menemukan Seno yang kini bertelanjang dada keluar dari kamar mandi. Alis itu tertaut nyata, menoleh lagi pada Seno versi bayi dihadapannya. Reflek Sunghoon melangkah mundur, menutup mulutnya yang menganga. Tak percaya jika ada 2 Seno di depannya.
"Sean ngapain?" Tanya Seno pada sosok yang mirip dengannya.
Pria yang disebut Sean itu menggeleng heboh. "Gak apa-apa" Melangkah pergi masih dengan gelengan kepala yang heboh, gerakan aneh itu sangat menarik perhatian Sunghoon. Begitu juga dengan cara bicaranya, terdengar seperti anak kecil.
"Kamu pasti kaget ya, maaf aku ga ceritain hal ini. Dia kembaran aku" Ucap Seno sembari menutup kembali pintu kamarnya, duduk di samping Sunghoon yang masih shock.
"Mirip banget gila, bedanya dia kayak bayi"
Seno terkekeh melihat ekspresi Sunghoon, mengecup pipi gembil pria itu. "Namanya Sean, tingkahnya emang gitu. Dia penyandang cacat mental, dua tahun lalu Sean yang normal kecelakaan. Dan mendapatkan cedera berat di bagian belakang kepala, kata dokter kecelakaan itu ngerusak beberapa sarafnya"
"Buat Sean bertingkah kayak anak kecil, syukurnya dia ga cacat permanen. Meski belum sepenuhnya sembuh, Sean beberapa kali kembali seperti semula. Ya kayak kita gini, walaupun sangat jarang"
Sunghoon mengerti sekarang. "Tapi dia lucu banget, kayak bayik banget" Lihatlah bayi yang gemas dengan bayi lain ini, Sunghoon ga tau aja Seno juga lagi gemas sama dia.
"Kamu mandi gih, habis ini kita sarapan"
.
.
.
.
Sunghoon melirik takut pada sosok yang mirip pacarnya itu, ya miriplah wong kembarannya kok. Ini pertama kali Sunghoon jumpa anak kembar, jadi kayak ga nyangka gitu. Bisa semirip itu ya. Beberapa hal yang membantu Sunghoon membedakan antara Seno dan Sean, tampilan mereka.Tau sendiri Seno bagaimana, rapi namun juga seakan terlihat berantakan, Bvlgari Pour Homme menyeruak saat pria itu lewat, tentu tatto disekujur tubuhnya. Jangan lupakan rambut gondrongnya, entah bagaimana pria ini bisa menghindari para guru yang mengincar rambut para siswa dengan gunting ditangan mereka. Apa Seno juga mendapat keistimewaan sepertinya, secara Seno juga menjadi perwakilan sekolah dalam lomba apapun. Si ACE yang menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranthine
Kısa HikayeCerita oneshoot dengan Sunoo-tokoh utama di setiap cerita. ⚠️ -bxb -bxg -gs ©𝐋𝐲𝐫𝐚 𝐲𝐨𝐚