Dare 2

1.3K 73 10
                                    

Welcome to Seno world, dimana ternyata Heeseung adalah konco kentel Seno. Mbok ya bilang gitu kalo kenal, kan Sunghoon bisa tanya-tanya tentang Seno ke abangnya.

Sempat dijelaskan bahwa dua orang yang kini sedang berbincang di ruang tamu itu suka mobil, Heeseung juga masuk dalam club pecinta mobil dan ternyata Seno juga salah satu anggota nya. Ga jauh-jauh pembicaraan mereka tentang mobil baru yaitu Mercedes-Benz a180, Sunghoon ga ngerti apa saja pasal yang mereka pecahkan mengenai salah satu mobil itu.

"Ngobrolin apa sih serius banget, nyambi dimakan juga cookies buatan Tante. Ayo Seno, cobain" Irene meletakkan beberapa cookies dan minuman coklat untuk Seno.

"Terimakasih Tante, wah keliatan nya enak banget"

"Pasti enak dong, apalagi pas masi hangat. Lanjut deh ngobrolnya ya, Tante ke dapur lagi"

"Iyaa Tante"

"Gue juga siap-siap ya" Heeseung segera bangkit berlari menuju kamarnya.

Seno meraih satu cookies penuh chocochips, memotongnya separuh untuk dia berikan pada makhluk berbalut sweater ungu yang kini sibuk pouting pouting bibir.

"Buku mulut" Perintah Seno membawa cookies itu kehadapan Sunghoon, pria itu melengos cuek.

Seno dibuat bingung. "Hei kenapa? Tu bibir maju gitu, ayo aaa. Ini enak lo"

Sunghoon menggeleng kacau, kalo ngambek gini pingin Seno kekep sampe puas. Menarik lembut tangan yang tadinya bersedekap itu, Sunghoon mulai kembali menghadap Seno.

Masih membawa cookies itu kehadapan Sunghoon, hingga si empu akhirnya melahap cookies sekaligus jemari Seno. Pria itu ga risih, malah dia bawa sisa remahan cookies dari mulut Sunghoon buat dia makan. Takut mubazir nanti.

"Sorry ya aku cuekin kamu, kalo tau dari awal kamu adiknya bang Hee aku ga perlu repot-repot minta bantuan Jay" Seno butuh lakbanin mulutnya saat itu juga.

"Bantuan Jay buat apa?"

"Kamu udah siap-siap? Ga perlu bawa baju, pake baju aku aja nanti. Oke?" Mumpung besok libur Seno ajak Hee serta Sunghoon nginap rumahnya, tapi sebelum itu mereka akan kumpul sama temen club mobil lainnya. Seno kalo lagi bicara sama Sunghoon tangannya ga bisa diam, seperti saat ini tangan itu sibuk memainkan rambut super lembut milik Sunghoon. Harum banget kesayangannya Seno, kayak bayi.

Sunghoon menepis tangan itu. "Aku tanya belum di jawab, Seno. Bantuan apa?"

"Oke aku bakal jelasin, tapi nanti. Deal?"

"Dih apaan, kamu malah buat aku tambah kepo"

Akhirnya di kekep juga kan, untung ga ada Mama Irene dan bang Hee. Jadi Seno kecup semua sisi wajah Sunghoon sampai puas. "Aku bilang nanti aku jelasin, kamu jangan ngambek kek gitu buat aku gemes tau ga heemmm"

Sunghoon menjauhkan wajahnya, percuma saja kuncian tangan Seno pada tubuhnya malah semakin erat. Kecupan brutal tadinya sudah sedikit tenang, saat Seno menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Sunghoon. Mengendus harum yang dia suka dari pusatnya.

"Seno nanti ada Mama" Bisik Sunghoon.

"Makanya jangan banyak tanya" Wajah itu terangkat, menatap langsung pada manik Sunghoon. Mata tajam menguarkan nyalang dominan, Seno cukup membuat Sunghoon ciut dengan tatapannya. "Kalo aku bilang bakal jelasin nanti ya nanti, paham"

"Iya iya paham" Akhirnya pelukan itu terlepas, bisa remuk badannya kalo terus-terusan di kekep Seno.

"Cium dulu" Nada yang sengaja di imut kan itu menarik tawa Sunghoon, apapun yang ada di dunia ini jika dibandingkan dengan Seno yang manja maka akan kalah bagi Sunghoon. Dengan senang hati memberikan ciuman sekilas untuk labium empuk itu.

AmaranthineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang