lll
"Sunoo, haruskah balas dendam?"
"Ibu merestui kamu keluar dari klan dan menukar dua sayapmu dengan hal lain sebab ibu hanya mau kamu lebih kuat untuk melindungi diri sendiri dan seseorang di masa depan"
"Ikhlaskan hal yang sudah terjadi, tidak hanya kamu tapi ribuan yang merasakan nya. Jadilah bersih, tanpa dendam"
.....
Sunoo membuka matanya, menyipit karena silau subuh tersorot langsung padanya. Tubuhnya serasa remuk karena selama tidur tak merubah posisi di dalam duduknya, dia butuh kasur. Sunoo akan merebahkan diri beberapa menit ke depan, dia ingat tak ada hal penting di perusahaan yang harus dia kunjungi. Beristirahat sehari di rumah mungkin tak apa, meraih ponselnya dan mengetik sesuatu di sana. Terkirim pada Heeseung.
Matanya kembali terpejam sesaat setelah membawa tubuh itu jatuh di kasur yang empuk, tapi anehnya dia tak sendiri di kasur itu. Ada orang lain di balik selimut.
Sosok itu menggeliat karena tak sengaja Sunoo menyentuhnya, dan wajah itu menyembul ketika selimutnya tersingkap. Sunoo terkekeh, dia salah kamar.
Niat akan pergi ke kamar nya terurung, entah bagaimana Sunoo memikirkan ucapan Heeseung yang bilang Sunghoon cantik.
Sunoo mungkin akan setuju, wajah damainya saat tertidur. Bulu mata lentik itu, setitik hitam di tulang hidungnya, rambut yang menguar wangi minyak telon.
"Apa kamu akan terkejut saat melihatku di kamar mu?" Monolog Sunoo yang sebenarnya ditujukan pada Sunghoon, sebaiknya dia pergi sebelum pria itu bangun.
Pria itu beranjak kembali ke kamarnya dengan keadaan sempoyongan, dia baru ingat semalam sedikit minum di perpustakaan. Sunghoon membuka matanya, menyipit. Melihat bosnya sudah tidak ada di sekitarnya.
Sumpah itu ngagetin banget, dia udah bangun dari sejam yang lalu. Cuman lagi males-malesan di bawah selimut mainin HP, dan mendadak ada sesuatu yang jatuh di kasur dan meraba pinggangnya.
"Untung ga teriak tadi, jantung gue kejedar kejedur kejedar kejedur"
Sunghoon kembali merenggangkan tubuhnya. "Waktunya kerja"
"Bagusnya gue bawa sarapannya ke kantor atau bos maunya makan di rumah, buat ae dulu tanya nya nanti aja"
***
Sunghoon meletakkan tomat yang ia bentuk bunga itu di kotak makan kuning bermotif bebek, dia ga nemu kotak makan yang cantik. Jadi harus beli dulu tadi, keburu ga tuh. Untungnya."Tanya bos dulu kali ya" Sunghoon menaiki tangga untuk sampai ke kamar Sunoo, pintunya terbuka sedikit. Dia akan bersuara, tapi tertahan sebab apa yang dia lihat kini.
Sunoo, membelakangi tanpa atasan. Sunghoon dapat menemukan sebuah luka yang sama dan tak berjarak jauh di punggung pria itu, dia juga menemukan banyaknya tato di sekujur badan bosnya ketika memutar tubuh menghadap pintu.
Sunghoon turun lagi dengan berlari, dia takut banget ketahuan.
"Wah, ga nyangka badannya sebagus itu. Cuman kurang tinggi"
"Apanya yang kurang tinggi?"
Ups, orangnya datang.
"Ah enggak kok bos, aku buatin bekal buat sarapan di kantor bos. Tadi malam kan bos ga sempat makan, terus nanti siang juga aku buatin bawa ke kantor. Gimana?"
Sunoo mengaitkan kancing lengan kemejanya. "Boleh, oh iya Sunghoon. Bisa bantu saya pasang dasi?"
Sunghoon dengan senang hati membantu. "Bos ga bisa ya, terus sehari-hari siapa yang pasangin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranthine
Cerita PendekCerita oneshoot dengan Sunoo-tokoh utama di setiap cerita. ⚠️ -bxb -bxg -gs ©𝐋𝐲𝐫𝐚 𝐲𝐨𝐚