Suara siulannya menggema di penjuru lorong, kakinya melangkah seirama dengan detak jantungnya. Membawa key card itu untuk dipindai, terdengar bunyi 'klok' saat pintunya terbuka. Sean mendorong pintunya.
"Babe, wake up. Ayo sekolah, kamu sudah siap kan?" Sean melempar tasnya ke atas sofa, membuka lemari pendingin milik Jake. Mencari soda milik nya yang Jake siapkan setiap Sean menjemputnya, namun kaleng soda itu tak Sean temukan di sana.
Menoleh pada keranjang sampah, sejenak Sean mengerti sesuatu. Bergegas kakinya melangkah menuju kamar Jake, benar saja— Jake tak ada di sana. Sean kembali meraih gagang pintu kamar mandi, tidak ada juga.
Sean hanya menemukan album yang terbuka, memperlihatkan foto Jake dan Jaeyun. Sean reflek melangkah mundur, hingga sesuatu tak sengaja dia injak.
Pigura Jake dan Jaeyun dengan keadaan kacanya yang pecah, Sean menggulir irisnya panik.
Detik selanjutnya ponsel Sean menerima satu pesan, sederet angka asing yang membuat Sean membanting ponselnya.
"Lo percaya Jake suka lo? Ini juga bagian dari Dare, Sean" Itulah kalimat dalam pesan tersebut.
Sean menarik sekumpulan helai rambutnya. "ARGH BANGSAT!"
***
Seno tidak lagi menggunakan ruang osis, dia memiliki ruangan sendiri sekarang. Sebuah gudang yang dia beli di sekolah, dia rubah sedemikian rupa hingga layak untuk dia gunakan sewaktu-waktu. Jisung membenarkan letak kacamata nya, tersenyum saat pancingannya di datangi segerombolan ikan.
”I got it, they've fallen into a trap” ucap Jisung mengundang Seno untuk mendekat.
“Nice, tinggal satu orang lagi. Biar jadi milik gue, lo sama Sean nanti nyusul”
Pintu ruangan itu terbuka dengan keras, Sean menggebu merebut laptop di hadapan Jisung. Mengetik dengan cepat disana. “Kita pergi hari ini juga”
Seno mengernyit. “Why? Lo merusak perhitungan gue”
Sean menutup laptop itu, menatap Seno dengan tajam. “Bayangin lo nyamperin Sunghoon tapi Sunghoon malah ga ada di rumah”
”Jadi Jake sekarang udah pasti lagi sama mereka” Begitu dugaan Seno.
”Tepat, jadi pulang sekolah kita bakalan pergi” Sean melemparkan tas milik Seno. ”Tapi lo harus jalan sekarang, semuanya udah gue urus termasuk Sunghoon”
Seno tak bisa menolak lagi, rencana ini adalah sebagian besar idenya jadi dia harus menyelesaikan nya hingga akhir. Berpakaian lengkap dengan jaket kulit miliknya, memasang sarung tangan full blacknya melewati para murid yang akan memasuki kelas. Semua mata tertuju pada Seno dan Jay yang mengekor di belakangnya, Jay andil dalam rencana ini.
”Seno..” Sunghoon khawatir setengah mati, bagaimana jika Seno tak bisa selamat. Dia dengar manusia bernama Darwin itu akan melakukan segalanya demi menjatuhkan musuhnya, dia percaya Seno namun tidak mungkin percaya Darwin.
Seno tersenyum, meraih tangan cantik itu untuk di genggam sebelum pergi. ”Besok pagi tunggu di apartemen aku ya” tangannya terangkat mengelus pipi Sunghoon kemudian melanjutkan langkahnya.
Para murid yang mereka lewati menyempatkan diri untuk berhenti menyaksikan keduanya termasuk Jungwon, matanya dan Jay bertemu namun dengan cepat Jay kembali fokus pada langkahnya.
Jungwon rasa dia keterlaluan, kemarin dia menolak dengan keras saat Jay mengajaknya ke kantin. Mungkin Jay kini malu dengan kejadian itu pikirnya, membuat Jungwon merasa bersalah. Setelah di tolak Seno- Jungwon menjadikan Jay sebagai pelampiasan nya, itu sangat terdengar salah besar.
![](https://img.wattpad.com/cover/320920989-288-k458516.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranthine
Short StoryCerita oneshoot dengan Sunoo-tokoh utama di setiap cerita. ⚠️ -bxb -bxg -gs ©𝐋𝐲𝐫𝐚 𝐲𝐨𝐚