"Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah ras suka itu semakin besar, Atau semakin memudar?"
_HAUZAN_
~~
Setelah obrolan mereka yang cukup lama, Zidan dan Nadim di perintahkan abahnya untuk mengontrol para santriwan.
Zidan di beri tugas mengontrol santriwan yang berada di masjid, dan Nadim di beri tugas untuk mengontrol santriwan di asrama.
Selama perjalanan Zidan menjaga pandangannya, karena tempat masjid pesantren tersebut melewati zona santriwati.
Tak heran jika para santriwati mengagumi Zidan dan juga Nadim, bukan hanya wajah tampannya tapi bagaimana mereka berdua bersikap, dan bagaimana mereka berdua menghormati para wanita.
"Assalamualaikum" Salam dari Zidan dijawab kompak oleh anak anak di masjid tersebut.
"Waalaikumsalam" suara halus dan sopan dari harum lolos terdengar oleh Zidan.
"Nah itu Mas Zidan Uda balik, mba harum pulang dulu ya, nanti di lanjutin sama mas Zidan aja ngajinya gimana?" Suara interaksi harum dengan anak anak kecil, yang berumur 10 hingga 12 tahun itu begitu sopan didengar.
"Gamau, maunya sama mba harum, kita semua belum dekat sama mas Zidan" anak kecil itu merengek memohon kepada harum untuk tetap berada di masjid.
"Ade Ade mba harum mau istirahat, biarkan Mba harum beristirahat terlebih dahulu, jika kalian tidak mau di ajar mengaji oleh saya, saya akan meminta guru lain saja yang mengajar" ucap Zidan yang lumayan tegas, semua anak kecil itu takut dengan sikap Zidan.
Padahal itu baru beberapa sikap tagsnya dikeluarkan, jika sudah berada di pesantren sikap Zidan berubah drastis, dia benar benar mengajarkan para anak kecil bagaimana cara menghormati, menghargai waktu,dan juga bagaimana mereka memanfaatkan waktu.
Menurutnya pesantren adalah tempat untuk mencari ilmu, dimana ilmu itu harus di cari dan di pahami dan untuk mencari tahu dan memahaminya perlu waktu, dan bagaimana cara memanfaatkan waktu itu? Makanya dia selalu mengajarkan kepada anak anak kecil agar memanfaatkan waktu selagi blum terlambat.
waktu adalah pedang dimana jika kamu mengabaikannya, dia akan melukaimu sendiri.
"Kalian tidak perlu takut dengan saya, saya kalo marah cuma bikin patah tulang doang" ucap Zidan dengan enteng.
Semua para murid anak kecil mulai takut dengan Zidan, tapi tidak dengan murid remaja, dimana mereka sudah mengetahui sikap Zidan yang sebenarnya.
"Jadi gimana? Kalian Mau nurut ga?" Para anak kecil langsung duduk rapih dan terdiam.
"Jangan pada takut, mas Zidan cuma bercanda" harum membuka suaranya untuk menenangkan para anak kecil tersebut, karena dari ekspresi wajah para anak anak yang tegang membuat harum merasa kasihan.
Suara tawa dari Zidan mulai keluar, ketika melihat ekspresi wajah anak kecil yang menurutnya lucu.
"Mas Zidan ga bakal ngajar kalian, yang ngajar nanti Gus Nadim, mas Zidan cuma disuruh ngntrol doang, jadi kalian jangan pada takut ya" Zidan mulai melangkah keluar dari masjid, sebelumnya dia berpamitan kepada para guru dan harum yang sedang berada disana.
Harum yang belum sama sekali mendengar Zidan tertawa, begitu kaget setelah mendengar nya. Bagaimana bisa secandu itu? Orangnya sudah tidak ada tapi suaranya masih terekam jelas di memori otaknya.
"Astaghfirullah" beberapa kali dirinya beristighfar.
Dia tidak menyangka bahwa akan mengobrol bersama Zidan, karena harum berpikir dia mungkin tidak akan bisa mengobrol dengan zidan (seseorang yang begitu dingin di pesantren).
•••
Dikeramaian waktu istirahat sekolah, terlihat Perempuan yang sedang duduk di kantin sekolah sedang melamun di atas meja makannya.
Haura Merasa Bahwa hari ini begitu buruk, bahkan dia merasa tidak semangat untuk sekolah.
"Uda lah Ra, nanti juga Zidan balik lagi" Ucap dila sambil memakan baksonya.
"Tapi pasti lama lagi" ucap nya dengan suara lesu, sambil menaruh dagunya diatas tangan yang setia untuk menjadi Sanggaran.
"Kan cuma beberapa bulan Ra, palingan 4 bulan, Uda mendingan kita fokusin buat nanti ujian hbis itu kuliah"
"Ini basonya ga lu makan Ra?" Haura hanya menggelengkan kepalanya.
"Wah mubazir, gue bantu ngabisin ya"
"CK bilang aja klo kurang" ucapan dari Haura membuat Dila tersenyum malu.
"Uda sana makan, gue lagi ga mood"
Bagaimana bisa dila menolak tawaran Haura, Bakso adalah makanan favoritnya, dia bahkan melupakan segalanya ketika dirinya memakan bakso.
Sebentar lagi Haura dan dila akan Lulus, mereka akan melanjutkan pendidikannya di universitas Punawarta, Dimana universitas yayasan ayah rania ini adalah universitas favorit, Tak heran jika jumlah mahasiswa yang berada di sana banyak.
ujian sekolah akan dilaksanakan beberapa bulan lagi, mereka berdua sedang mempersiapkan diri masing masing Agar mendapatkan nilai yang bagus.
"Eh dil gimana kabar crush lu? Tumben lu ga cerita tentang dia" tanya Haura, di sela sela Dila yang masih sibuk memakan baksonya.
Uhuk uhuk
Dila tersedak ketika mendengar pertanyaan yang di lontarkan sahabatnya.Haura buru buru menuangkan minuman dan memberikannya kepada Dila " hati hati makanya kalo makan"
"Gue masih makan lu ajak ngobrol ya bner kesedak bakso lah, mana tadi belum gue kunyah lagi, kira kira nanti bisa keluar ga ya?"
"Berdoa aja semoga bisa, jadi gimana crush lu?"
"Uda uncrush hehe"
"Ga percaya lu bisa uncrush" jawab remeh Haura.
"Kalo orangnya gaada gue berani uncrush, klo ada orangnya rasanya gue lupa kalo Uda uncrush"
"Nih la, kalo ternyata crush lu bukan jodoh lu gimana?"
"Ya Gppa mungkin jodoh gue Sehun"
Jawaban dari Dila mendapat tamparan kecil di lengannya.Dila hanya tertawa usil, yang membuat Haura rasanya sudah prustasi dengan tingkah random sahabatnya. Tapi justru kerandomannya ini membuat Haura mengerti, bahwa dila berbeda dengan sahabat yang lainnya.
Bel sekolah berbunyi semua siswa buru buru berjalan menuju kelasnya, begitupun dengan Haura dan dila mereka buru buru membereskan tempat duduknya dan membayar makanannya, kemudian berjalan menuju kelasnya.
Masih pada suka baca Hauzan ganih??
Kuyy spam komen biar endingnya sesuai harapan kalian
HAUZAN
13 Des 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUZAN
RomanceJadwal update: Rabu, Jumat, Minggu Haura Zaudyati sosok wanita yang fakir ilmu agama wanita yang kurang belaian seorang ayah dan juga seorang ibu kandung,dirinya mencintai sosok ustadz muda dengan wajah yang tampan juga paham agama. Dengan latar ya...