45

1.1K 127 15
                                    

Jangan lupa spam komen+Vote kalian ya<3!!






"Di lantai atas nyonya" tanpa berbasa-basi dan mengucapkan terimakasih, flora mulai berjalan kearah lift untuk menuju lantai atas.

Semua karyawan menatap heran pada gadis dengan tinggi semampai, yang memperkenalkan diri sebagai calon istri bosnya. Banyak dari mereka yang berpikir bukankah tadi yang bersama bos adalah istrinya?, Dan sedikit juga dari mereka yang mengira bahwa flora telah di selingkuhi oleh Zidan.

Sekertaris Zidan mendapat telepon dari resepsionis bawah, dia mengatakan bahwa ada seorang wanita yang memaksa memberitahukan dimana ruangan Zidan. Tak butuh waktu lama saat dirinya mematikan telepon, wanita yang dimaksud resepsionis sekarang sudah berjalan di hadapannya.

"Permisi nyonya? Apa ada yang bisa saya bantu?" Ucapnya ketika melihat wanita itu hanya berjalan mengabaikannya.

"Maaf nyonya, apakah anda sudah membuat jnji dengan Boss?" Langkahnya terhenti, ketika seorang asisten terus mengikutinya dari belakang.

"Aku Calon istri dari bos mu, jadi tolong jangan halangi jalanku, atau nanti aku pecat kamu" ucap flora dengan sedikit mendorong wanita yang telah menghalangi jalannya.

Tak bisa di pungkiri, wanita tak tau sopan santun itu, dengan seenaknya membuka pintu ruangan Zidan.

Brakkk

Pintu ruangan zidan terbuka, menampakan seorang wanita, dengan tinggi semampai, rambut bergelombang, Stiletto merah, dan warna dress yang  berwarna senada.

"Zidannn!!!!! Aku merindukanmu" dia mulai mendekat dengan sedikit berlari kearah tempat duduk Zidan, dan hampir saja memeluknya.

"Floraa?? Kapan kamu sampai di indonesia?"

"Mas Aku mau makan" ucap Haura tiba-tiba dari ruang pribadi Zidan.

Tanpa melihat wanita di depannya, Zidan langsung mengarahkan pandangannya kearah istrinya.

Tangan flora masih membuka lebar,dia masih mematung karena tak ada balasan dari pihak lawan. dirasa sudah lelah, dia akhirnya menurunkan kembali tangannya.

"Kalo begitu, kita sebaiknya makan bersama di kantin bagaimana?" Haura hanya mengangguk, dan ya, flora hanya bisa ikut selagi itu dia bersama Zidan.

Sekarang mereka bertiga keluar dari ruangan, Zidan yang berjalan disamping Haura, membuat flora merasa tak nyaman, dia akhirnya menyepadankan langkahnya di samping Zidan.

"Zidan, don't you Miss me?" Ucapnya untuk mengalihkan pandangan Zidan, agar mengahdap kearahnya.

"Bagaimana bisa saya tidak merindukan sahabat lama saya, gimana kabar ayah mu? Apa dia juga pulang ke Indonesia?"

"No, He's still minding his business in paris" Mendengar itu, Zidan hanya menganggukan kepalanya dan kembali memandang kearah depan.

Sesampainya di kantin, mereka bertiga mengambil tempat duduk yang berada ditengah, banyak sorot mata yang memandanginya.

Zidan dengan telaten menarik satu kursi, untuk di duduki istrinya, and lagi dan lagi flora mengacaukan, dia menduduki tempat duduk Haura.

Melihat tingkah wanita di depannya membuat Haura mengernyit kan keningnya, dia rasa dia tidak akan menyukai sahabat suaminya. Lain dengan Haura, Zidan tidak mengambil pusing dengan tingkah sahabatnya, dia hanya terkejut sebentar dan kembali menarik kusri Haura, tetapi Haura justru menduduki kursi yang berada di sebelahnya, sehingga Zidan hanya bisa menduduki kursi yang dia tarik sendiri untuk Haura.

HAUZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang