35

1.8K 200 12
                                    

"Apakah sosokmu nyata? Mengapa engkau begitu sempurna, bahkan dari kejauhan."

_HAUZAN_

🦋🦋🦋

Senja yang mulai keluar dari arah timur mulai menampakan keindahannya, kedua pasangan Yang masih memiliki status pengantin baru, sekarang sedang fokus untuk menonton film bersama.

Sebelumnya Haura memarahi Zidan yang tidak mau mengganti Chanel tv, dia ingin sekali menonton Dora tetapi Zidan selalu mengumpati remot tv nya,sehingga Haura dengan pasrah menonton Spongebob.

"Kenapa selalu nonton Spongebob si??"

"Suka aja" tangan Zidan dengan setia, mengelus kepala Haura yang masih setia menempel di bahunya.

"Bagusan Dora tau"

"Ga ga ga, Dora ga bagus, bagusan Spongebob"

"Dora bagus, dia bisa memberikan cara, bagaimana kita harus bersabar" 

"Kamu mau nonton film yang bisa  bermanfaat buat kita?" Haura hanya mengangguk.

Zidan mulai mengganti Chanel tv. karena pergerakan Zidan yang menganggung kenyamanan Haura, Haura dengan paksaannya mengangkat tubuhnya untuk tidak menaruh kepalanya pada pundak Zidan.

"Lohh ko azabbb..."

Haura mulai menatap intens suaminya menggunakan wajahnya yang terlihat mulai badmood, Haura dengan malas menatap Zidan.

"Ini bagus, banyak pesan buat kita biar kita paham mana yang salah dan mana yang benar"

"Ga Azab juga"

"Tau ah maless" melihat Zidan yang tidak perduli dengan perkataanya, Haura mulai melangkahkan kakinya untuk mengakhiri tontonannya.

"Sini duduk kembali" tangan Zidan mulai terulur ketika melihat istrinya yang mulai kesal.

"Ga"

"Duduk dulu, nanti kita nonton Dora" Mendengar ucapan yang Zidan katakan, membuat Haura dengan semangat mendudukan kembali badannya di samping Zidan.

Tangan Zidan mulai meraih badan Haura, dan mulai mendekatkan bahunya dengan kepala  Haura, dia dengan lembut mengelus-elus kepala Haura.

Dikeseruannya yang menonton Dora, Haura dengan pertanyaan mulai meraimakan suasana.

"Kamu suka Dora ga?"

"Ga"

"Kenapa ga suka?"

"Saya sukanya Spongebob"

"Uda??" Zidan hanya mengangguk.

Melihat jawaban Zidan, Haura dengan sengaja mendorong tubuh Zidan agar tidak terlalu dekat dengannya.

"Kenapa? Apa saya melakukan kesalahan lagi?"

"Ga"

Zidan mulai mendekatkan badannya di samping badan Haura.

"Gausah Deket Deket"

Dengan kedua tangannya, Zidan menangkup kedua pundak Haura dan mengarahkan tatapannya kedalam mata haura.

"Kita selesaikan baik-baik ya? Coba ungkapkan apa yang membuat kamu marah?"

Selama satu menit Zidan menunggu, tidak ada jawaban dari Haura, dia kembali bertanya dengan pelan pelan kepada Haura.

"Soal remot tv?" Haura menggelengkan kepalanya.

"Soal sinetron azab?" Haura masih menggelengkan kepalanya.

HAUZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang