44

1.2K 127 31
                                    

"Fokus memantaskan, Terus melakukan kebaikan"

_HAUZAN_







Kali ini Haura,Zidan, sedang berkumpul di ruang tamu, mereka berdua dengan ramah menerima tamunya.

Shaka merasa nyaman karena pasangan didepannya menyambutnya dengan hangat, tanpa berbasa-basi dia mulai membuka topiknya.

"Maaf kalo kedatangan saya mengganggu kalian, saya kesini sepertinya membawa beban untuk kalian tetapi saya sangat butuh pertolongan kalian berdua"

Kali ini terlihat dari mata dan tutur kata yang Shaka berikan sangat berbeda dari biasa-biasanya, dia begitu memohon di sorot matanya tetapi ditahan oleh mulutnya sendiri.

Dia tidak mengatakan lelucon apapun di topik ini, karena menurutnya ini bukan hal lucu ataupun bahan guyonan, karena jujur sejujur jujurnya dia sangat jatuh cinta kepada ke lima anak itu, dan ya maka dari itulah Shaka membicarakan hal ini begitu serius.

"Memangnya ada apa mas?" Tanya haura yang masih bingung dengan ucapan Shaka. *Panggilan mas kalo di Jawa Uda seperti panggilan kebiasaan untuk memanggil laki-laki yang lebih tua ya.

"Kamu kenal Bella, dan keempat kakanya kan?" Haura hanya mengangguk sembari memasang wajah bingungnya.

"Dua hari lagi, saya mau di pindahkan ke ibukota untuk beberapa Minggu, saya tidak punya waktu untuk mengurus mereka, karena saya tidak mungkin membawa mereka kesana, kalo boleh minta tolong, saya mau minta kalian menjaga mereka"

"Kemarin zidan sudah bilang, katanya Minggu depan kalian akan melaksanakan honeymoon ya?" Haura mengangguk "Sejujurnya saya tidak tahu kalo kedatangan saya mengganggu acara kalian, tapi saya benar-benar membutuhkan pertolongan kalian"

Melihat tatapan dan ekspresi wajah Haura, yang kurang mengenakan membuat Shaka menundukan pandangannya, dia merasa tidak nyaman dan juga merasa bersalah memberikan beban kepada keduanya.

"Jadi kapan kita bisa mengurus mereka?" suara Haura lumayan excited, sehingga membuat Shaka mengangkat pandangannya.

"Haura dengan senang hati akan mengurus mereka, bagaimana yeobo?" Mendengar kata terakhir yang terlontar ditunjukan kearah Zidan, membuat Zidan merasa kagum, Kemarin istrinya memanggilnya dengan sebutan Habibi, sekarang dia memanggil dengan sebutan yeobo, dan esok dia akan memanggilnya dengan sebutan apa ya? sungguh pengetahuan bahasa yang luar angkasa, batin Zidan berkata.

"Saya setuju, jika kamu setuju"

"Ini beneran? Kalian setuju?" Dengan semangat Haura dan Zidan menganggukan kepalanya.

"Alhamdulillah makasih banyak sudah mau dibebankan" Shaka mulai mengadahkan tangannya, dia mulai bersalaman dengan Zidan dan juga Haura, namun tangannya di tepis oleh Zidan ketika dirinya mengadahkan tangan dihadapan istrinya.

"Bukan muhrimm" mendengar ucapan Zidan, dia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Saya akan perkenalkan mereka satu persatu kepada kalian, yang namanya  Dani dia umurnya 10 tahun kaka—"

"Pertama dari kelima bersaudara" lanjut Haura yang sudah tahu latar belakang mereka berlima.

"Loh Haura, kamu dah tau toh?"

"Udah, cuma untuk umur Haura belum tahu"

"Yaudah saya perkenal kan mereka, anak pertama umurnya 10 tahun, anak kedua umurnya 9 tahun, ketiga umurnya 8 tahun, keempat umurnya 7 tahun, dan yang terakhir umurnya 5 tahun" mendengar penjelasan Shaka, Zidan dan Haura hanya mengangguk dengan membulatkan mulutnya sembari memandangi masing-masing pihak.

HAUZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang