"Tuhan saja berbeda apalagi perasaan??"
_HAUZAN_
~~
Disiang ini Haura telah duduk di kursi cafe sambil beberapa kali dirinya melihat jam tangannya, Haura juga beberapa kali menatap pintu utama cafe itu tapi tak kunjung seseorang yang berjalan menuju kekursinya, Haura akhirnya memutuskan untuk mengechat seniornya, Dikesibukannya yang sedang mengetik tiba tiba seseorang langsung duduk dimeja nya.
"Sorry Uda bikin lu nunggu lama" ucap laki laki itu sambil mendudukan badannya dan membenarkan jacket hitamnya.
Haura yang masih tertunduk menatap layar handphone, akhirnya mengangkat pandangannya, "oh iya gapapa".
Keduanya saling menatap hingga akhirnya senior itu menyadari sosok Haura "loh lu kan... Ko lu disini" ucap mereka bersamaan sambil menunjuk dan melototkan matanya, karena terkejut dengan keberadaan sosok yang sudah ada didepannya.
"Jadi lu yang jadi partner gue?" Ucap laki laki itu untuk menetralkan suasana, yang hanya di blas anggukan oleh Haura.
"kenalin gue Angkasa Tri Basmarion, anak band yang terkenal di kampus Gunadarma" Angkasa mengadahkan tangannya untuk memberikan salam.
"Haura" jawab Haura sambil menangkupkan kedua tangannya.
Seusai mereka berkenalan, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk mengerjakan proposal, hanya butuh 1 jam akhirnya mereka berdua menyelesaikan proposal pembukaan prodinya.
Selesai mereka menyelesaikan pembuatan proposal, mereka berdua akhirnya memesan makanan, tak butuh waktu lama beberapa pelayan datang untuk menyajikan makanan dimejanya.
"Nikmatin sesuka lu, soal biaya gue yang bayar" ucap Angkasa sambil menawarkan makanan yang sudah berjejer didepan meja.
"Tapi.."
"Uda dimakan aja" Angkasa dengan cepat menyela ucapan Haura.
"Lu ga makan?"
"Gue makan"
"Yaudah bareng aja" ajak Haura yang dibalas anggukan Angkasa.
Angkasa mulai menegakan posisi duduknya, Mereka berdua mulai mengangkat tangannya, Haura mengadahkan kedua tangannya, sedangkan Angkasa menggenggam kedua tangannya. sudah terlihat bukan perbedaannya?.
Haura yang melihat cara berdoa angkasa, akhirnya mengetahui perbedaan kepercayaan antara dirinya dan juga Angkasa, Haura akhirnya mulai memperbesar sikap toleransi yang sudah dia lakukan kepada teman temannya yang berbeda agama dengannya.
Jujur saja Angkasa tidak menampakan tanda tanda sepeti orang Kristen, dia bahkan tidak memakai salib di telinga maupun di lehernya sehingga Haura kira Angkasa seorang muslim, tetapi memang wajah Angkasa memiliki vibes orang Kristen.
Selesai mereka memakan makanannya, Angkasa berpamitan untuk pergi, sebelum nya dia juga telah mengajak Haura untuk pulang bersama, tetapi Haura menolak, dia sudah lebih dulu memiliki janji kepada temannya, sehingga temannya sebentar lagi datang untuk menjemput nya, mendengar penyataan Haura akhirnya Angkasa meninggalkan Haura didalam cafe.
Tak berselang lama setelah Angkasa keluar dari cafe Dilla datang, dia berjalan menuju meja yang telah diduduki sahabat nya, Haura dan Dilla mengobrol sebentar sampai akhirnya, Dilla mengajak Haura untuk menemaninya ke apartemen saudaranya, dia akan mengambil beberapa barang didalam apartemen tersebut.
Mereka berdua mulai menaiki mobil dan mulai melajukan mobilnya mengarah ke arah apartemen, karena jarak apartemen dari kampus lumayan dekat, akhirnya mereka tidak butuh waktu lama untuk sampai disana. Haura dan Dilla mulai keluar dari mobil dia mulai berjalan di lorong apartemen, sampai akhirnya mereka berdua masuk di salah satu ruangan, selesai Dilla mengambil barang dia mengunci pintu apartemen, dikesibukan Dilla yang sedang mengunci pintu, Haura tidak sengaja melihat sosok laki laki yang dia lihat di taman, sedang keluar dri apartemen yang tidak jauh tempat nya dari apartemen saudara Dila.
Haura yang melihat laki laki itu akhirnya memutar balikan badannya, dia mengulur waktu agar Dilla tidak terlalu cepat untuk mengunci pintunya. Melihat tingkah Haura yang aneh, Dilla lumayan curiga namun dia sedang buru buru, akhirnya mengajak Haura untuk jalan lebih cepat, Haura hanya bisa mengikuti Dilla dari belakang dan mulai berdoa supaya tidak ada keributan setelah ini. Ya, benar, Haura telah melihat Nadim berjalan dengan wanita yang sama yang dia lihat di taman, Dia sudah mengetahui tentang persoalan Nadim yang selalu meminta jawaban tentang dirinya ingin mengkhitbah dilla.
Selama berbulan bulan Dilla selalu di tagih jawaban, namun dilla selalu menjawab saya butuh waktu untuk menjawab semuanya, oleh karena itu Nadim memberikan waktu untuk Dilla berpikir, tapi setelah melihat Nadim berjalan dengan wanita membuat Dilla berpikir apakah Nadim sudah menyerah? Sehingga dia telah menikahi orang lain? Ntah, untuk saat ini Haura hanya ingin membuat masalah ini tidak jadi seperti ini.
Mereka berdua mulai berjalan mengarah ke tempat parkir. Haura terus mengajak Dilla mengobrol, dia berusaha mengalihkan pandangan dilla, tapi usahanya sia sia karena mobil Dilla dan mobil Zidan terpakir berdampingan, dan itu memungkinkan haura menyerah untuk membuat dilla memalingkan pandangannya.
"La kayanya barang gue ada yang ketinggalan deh diatas" Haura berlari dan berdiri tepat di hadapan Dilla.
"Barang apa Ra?"
"Hp" Haura langsung menarik tangan Dilla dan bersiap untuk lari keatas lagi, tapi tarikannya di tarik balik oleh Dilla "itu hp lu, lu pegang sendiri" Ucap Dilla yang mengarahkan pandangannya kearah hp, yang sedang di Pegang oleh Haura.
"Emmm maksut gue dompet gue" lagi lagi haua menarik Dilla lagi, namun di tarik balik oleh Dilla, "dompet lu Kan ada di tas gue, tas nya ada di mobil, Uda yu ini barangnya lagi di tungguin Tante gue" Ucap Dilla mulai membalikan badannya dan menarik Haura untuk segera masuk kedalam mobil.
"Hehehe oh iya" Haura hanya tersenyum paksa, dan mulai menyerah kepada keadaan yang sekarang.
Mereka mulai berjalan kearah mobil, Haura melihat Zidan yang sedang bersalaman dengan wanitanya layaknya suami dan istri, ntah Haura saja yang melihat atau dilla juga melihat??.
Dilla mulai memasuki mobilnya dan disusul oleh Haura, dia mulai memundurkan mobil, melihat seseorang sedang membelai kepala kekasihnya yang berdiri tepat di belakang mobilnya, membuat dilla akhirnya keluar lagi dan melangkahkan kakinya kepada kedua pasangan yang sedang mengobrol di belakang mobilnya.
"Punten akang teteh" Ucap Dilla yang mulai berjalan mengarah kearah Nadim, "ini teh bukan tempat pacaran, kalo mau pacaran di cafe atau dimana aja terserah kalian asal jangan di parkiran, ini mobil gue mo mundur ga bisa gara gara kalian berdiri disini" lanjut dilla yang di tatap oleh Nadim.
Nadim yang tadinya sedang tertawa akhirnya membungkam mulutnya,dan memalingkan pandangannya kearah Dilla.
"Astaghfirullah sepertinya kamu salah paham dilla" Nadim mulai mengangkat ucapannya, dan ingin sekali rasanya dia menjelaskan yang sebenarnya, tapi sepertinya untuk sekarang Dilla tidak bisa di ajak berbicara.
"Iya deh pak, mohon maaf y mba, maaf banget ini mah, ini suaminya agak di tarik kesana soalnya mobil saya mau keluar" dilla mulai berbicara dan memalingkan pandangannya kearah wanita, yang sedang bersama Nadim.
Haura tiba tiba datang dan mulai menarik Dilla, dia meminta maaf atas perilaku Dilla yang kurang mengenakan, mendengar ucapan Haura, wanita yang bersama Nadim akhirnya tersenyum lembut dan menjawabnya dengan tiga kata "tidak apa apa".
Dilla yang melihat mereka bertiga dari kaca spion, akhirnya menekankan tlaksonnya, dan meneriaki Haura dengan beberapa kata dari dalam mobil "Haura ayo masuk, jangan ganggu orang Lgi pacaran", mendengar teriakan Dilla Haura buru buru berlari dan memasuki mobil.
Tanpa disadari oleh Dilla dan Haura, Nadim diam diam tersenyum, tentu kalian tahu bagaimana wajah Nadim ketika tersenyum, dia benar benar tampan, ditambah lagi jika dia hanya memakai kaos oblong putih dan sarung hitam, tak lupa dengan tas yang menyelempang di depan dadanya, membuat perpaduan yang sangat Masya Allah untuk seorang Nadim Daiyan Alfarizi, Tetapi hanya ada yang kurang satu, dia tidak memakai peci kesayangannya.

Buat kalian Yang Yakin Kalo Hauzan itu Singkatan dari Haura Zidan mana orangnya cung??Yakin kalo Haura sama Zidan itu tokoh utamanya? Yakin??
Orang yang lagi
nunggu Zidan balik:
HAUZAN
2 Jan 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUZAN
RomanceJadwal update: Rabu, Jumat, Minggu Haura Zaudyati sosok wanita yang fakir ilmu agama wanita yang kurang belaian seorang ayah dan juga seorang ibu kandung,dirinya mencintai sosok ustadz muda dengan wajah yang tampan juga paham agama. Dengan latar ya...