2

3.1K 404 30
                                    

*Saran
sambil putar lagu wanamaak

"jika ini ujiannya aku rela dan ikhlas menghadapi nya"
-Haura Zaudyati-


Waktu subuh datang,lantunan adzan berkumandang dengan merdunya,suaranya sangat sopan untuk masuk kedalam telinga.

Seorang wanita yang memiliki mata sipit, hidung mancung, juga alis yang tebal, sedang berjalan menuju masjid.

"Aduhhh Uda qomat lagi" gumam Haura yang sedang terburu-buru.

•••

Tak terasa waktu sholat subuh yang singkat,membubarkan suasana yang sangat ramai lalu menjadi hening.

Kebiasaan Haura adalah ketika sholat subuh dia akan tadarusan bersama ibu ibu dan beberapa anak seusianya.

Namun di hari ini Haura tidak melihat ibu ibu yang biasanya tadarus bersama,hanya terlihat anak anak kecil yang sudah duduk rapi berbaris layaknya sedang bersiap untuk tadarus bersama.

"Maaf Bu,ibu ibu yang lain pada kemana ya?" Tanyanya pada slah satu ibu ibu yang sering tadarusan tersebut.

"Ohh itu neng ibu ibu nya hari ini pada libur dulu, soalnya mau ada acara rutinan"

"Oh gitu ya Bu"

"Iya kalo gitu saya duluan ya neng"

"Iya hati hati ya Bu"

Haura yang melihat punggung ibu ibu paruh baya tersebut mulai menjauh, akhirnya berbalik arah dan masuk kedalam masjid.

"Adek adek yang cantik cantik Klian ga pda pulang?" Tanya haura sambil duduk dengan menekuk kedua kakinya.

"Ga ka kita mau tadarusan" jawab slah satu anak kecil tersebut smbil di ulasi dengan senyuman.

"Ohh mau tadarus? Gimana klo Kaka temenin kalian tadarusn?"

"Boleh boleh" jawb mereka dengan kompak.

"Yaudah ayo kita ganti tempat,ke tempat shaf laki laki" ajak Haura smbil membuka pembatas antara shaf laki laki dan shaf perempuan.

Tak disangka Haura mendapati seorang pria sedang berdzikir di tempat mkmum,yang terlihat fokus menghitung butiran tasbihnya.

"Nah kan bner ada Kaka ganteng" ucap salah satu anak tersebut.

"Klian tadi gumam apa?" Tanya Haura.

"Eh ini ka dia ngajak kita tadarusan karena dia tau yang mimpin tadarusan Kaka ganteng alias ustad Zidan" jawb salah satu temannya.

"Oh pntesn tiba tiba pada mau tadarusan ternyata karena yang mimpinin tadarusan ustad Zidan??"
Ledek Haura yang diiringi oleh tawa kecil anak anak tersebut.

"Ekhem"

Batuk yang di buat buat oleh ustadz Zidan terdengar ke shaf wanita,Haura yang mendengar itu merasa tidak enak,karenanya pasti ustadz Zidan terganggu.

"Ngobrolnya udah?" Tanya Zidan yang masih berada di shaf laki laki.

"Uda pa ustadz" jawab kompak ketiga anak kecil tersebut.

Mereka saling tanya jawab dengan keadaan di shaf masing masing yang masih tertutup oleh pembatas shaf.

"Maaf sa-" belum juga Haura melanjutkan pembicaraannya Zidan lebih dahulu menyalip kalimatnya.

"Yaudah sini kita tadarus sama sama" jawaban Zidan yang enteng tersebut membuat mata Haura melotot.

"Apa tadarusan bareng Zidan?? Aduhh ga bisa ga bisa,gue aja klo natap punggungnya Uda salting berat, ini ditambah duduk bareng sama Zidan yang ada gue ngereog" Batin Haura

"Ehh kalian bertiga duluan aja ya, Kaka ada urusan mendadak jadi ga bisa ikut gabung,nanti kapan kapan Kaka gabung" bisik Haura kepada tiga anak kecil tersebut.

"Mau kemana?" Suara Zidan lagi lagi terdengar ketika Haura dengan perlahan melangkah untu keluar masjid.

"A-annu ustad saya ada urusan mendadak" jawab Haura dengan terbata bata,sambil memposisikan dirinya yang masih mengarah kearah pintu masjid.

"Meninggalkan perbuatan yang baik dan memilih untuk berbohong adalah dosa yang besar" jawab Zidan dengan posisi yang masih mengarah ke shaf perempuan.

"Aduhh ini kenapa Zidan jadi ngancem si,terpaksa gue harus ikut tadarusan" Batin Haura yang campur aduk.

Haura akhirnya balik badan dan masuk kedalam shaf pria, tiga anak kecil tersebut sudah duduk rapi di smping Zidan.

Sungguh hatinya bergetar hebat, ketika dirinya melihat zidn yang masih berdiri sedang menatap dirinya.

"Maaf ustadz"

"Panggil saya Zidan saja"

"Maaf Zidan"

"Silahkan duduk"

Beberapa sholawat sudah dibacakan oleh mereka berlima,di sela sela Zidan yang sedang membuka halaman Al barzanji,anak anak kecil itu memintanya untuk menyanyikan satu lagu.

Akhirnya karena paksaan ketiga anak tersebut, Zidan mengalah dan menyanyikannya satu lagu.

Zidan mulai menarik nafas dan menyanyikan reff salah satu lagu kesukaannya.

"Wanna ma'ak"

"Dayman kidahwahisy"

"Wubab aa mush aeyiz anaa amsyii"

"Wa'asibak huwa dasmuh kalaam"

"Wa-" lantunannya terputus karena suara seorang wanita.

"Na ma'ak" tanpa sadar Haura melanjutkan lirik lagunya dengan merdu dengan suara sopan yang masuk ke telinga Zidan.

"Bahassid dunyaa fii dya"

"Mabaqitsya 'aayiz anaa haajataaniya"

"Midunyaa ghiirak"

"Yaa habiibii" suara keduanya bertemu di ujung lirik tersebut.

Keduanya saling melirik namun tunduk lagi, suasananya begitu canggung hingga tidak ada yang berani mengucapkan kalimat sama sekali.

Ketiga anak gadis yang memandangi Haura dan Zidan, hanya bisa tertawa melihat perilaku mereka berdua.

Ketiga anak gadis yang memandangi Haura dan Zidan, hanya bisa tertawa melihat perilaku mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Afwan kalo ketikannya masih kurang bagus.

Yang mau next chapter spam disini👉


Dukung sad end/happy end?

21 Nov 2022
HAUZAN

HAUZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang