20

2.1K 236 19
                                    

"Apakah ini hanya kebetulan semata??"

_HAUZAN_

~~

Hari ini adalah hari yang sial bagi dila, dia beberapa kali terkena sial, Berawal dari dirinya tidak mendapat  kendaraan, kedua dia hampir saja tertabrak, ketiga badan dia terasa remuk, Dan yang terakhir dirinya bertemu dengan Nadim.

Dila hanya terduduk diam di belakang kursi motor dinas Nadim, dia beberapa kali bergumam menyupatani Nadim tapi tidak di dengar oleh seseorang di depannya.

Tiba tiba badannya tersentak maju karena Nadim mengerem mendadak, untung saja ranselnya berada di tengah tengah menjadi pembatas antara Dila dan juga nadim.

"Heh Lo bisa pelan pelan ga!, Bukannya nambah baik malah nambah buruk nih badan gue, klo ga, gue turun di sini aja rumah gue Uda deket dari sini" ocehan Dila tidak henti di dengar Nadim, sepertinya Nadim selalu salah jika berada di sampingnya.

"Maaf Tapi itu ada kucing di tengah jalan" mendengar ucapan Nadim Dila menengok kan kepalanya kesamping, yang terlihat anak kucing berdiri di tengah jalan.

"Yaudah klo gitu gue mo jalan kaki aja, remuk badan gue klo di boncengin lu"

"Tapikan baru saja berobat masa iya lngsung remuk"

"Lu lama-lama ngeselin juga ya, udalah tepiin nih motor, gue ga mau turun di tengah jalan nanti ketabrak Lgi" bukannya menepi Nadim malah menanjak an gasnya dan melanjutkan perjalanannya.

"Heh calon halo dek, tepi in kaga?! Sumpah kalo kaga lu tepiin gue loncat dari motor ini, lu pikir gue takut hah" ocehan Dila tetap tidak di turuti oleh Nadim.

Brughh
Nadim yang hmpir ikut terhuyung bersama motornya, Buru buru memberhentikan motornya.

"Mba... Mba nggapapa?"  Tanya Nadim yang melihat Dila tergeletak di jalan.

Untung saja dia sudah berada di area perkomplek an, jadi jalanantidak seramai di jalan raya.

"Mba.."

"Diem lu, gausah urusin gue, Sana lu balik buruan sana balik"

"Tapi mba..."

"Gue bilng balik ya balik" Bentak Dila tanpa melihat Nadim.

Entah mengapa Dila sangat sensitif hari ini, Dia tidak mood dan sekarang di tambah lagi dia bertemu dengan Nadim itu benar benar menghancurkan moodnya.

Nadim yang melihat pandangan dan bentakan Dila begitu lelah karena dirinya, akhirnya mau tidak mau meninggalkan Dila di tepi jalan.

"Saya sebenarnya tidak mau meninggalkan mu di pinggir jalan, apa Lgi kondisimu seperti ini, Tapi melihat kamu seperti kecewa terhadap saya, saya mau tidak mau menurutinya. Apakah kamu tidak mau mengucapkan terimakasih sebelum saya pergi?" Ucap Nadim sebelum meninggalkan Dila, namun di akhir kalimatnya tidak ada jawaban dari Dila, dan itu membuat Nadim merasa kecewa.

Nadim Mulai Menjalankan motornya tanpa melihat Dila, dia melaju lumayan cepat sampai Dila bahkan tidak melihatnya lagi.

"Apa gue terlalu kasar ya? Tapi kan? Ah udalah gue lagi gamood" gumam Dila yang masih duduk di trotoar jalan.

Dila mulai jalan kearah rumahnya dengan hati hati, dia sebenarnya ingin bermain kerumah Haura, tapi karena dirinya mengalami musibah, dia buru buru mengabari Haura bahwa dia tidak bisa kesana.

Haura yang mendengar sahabatnya terkena musibah, dengan sigap berangkat ke rumah sahabatnya di sore hari itu juga, setelah mendengar kabar Dila sedang tidak baik baik saja.

HAUZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang