48

1.2K 87 4
                                    

"Tidak ada Cinta Tanpa Pertemuan"

_HAUZAN_





Sudah satu Minggu lebih kini Shaka meninggalkan anak-anak kecil itu, kini mereka tidak lagi bersama Haura dan Zidan, Nadim mengambil alih pertanggung jawaban untuk menjaga kelima anak itu.

Hari-hari telah mereka lalui, di tempat barunya mereka mencoba bersahabat dengan lingkungan yang dalam tanda kutip "berlatar belakang dengan kehidupan mereka," dimana mereka yang tidak bisa mengaji dan melakukan sholat dengan bacaan yang benar, kini mereka telah di bimbing dengan penuh rasa sabar dan juga ikhlas oleh ustad dan ustadzah disana.

Bella kini sudah tidak menangis jika berpisah dengan keempat kakanya, karena sekarang dia telah mempunyai banyak teman baik yang seumuran dan juga yang lebih dewasa.

Bukan berarti karena mereka telah di urusi oleh orang pondok, Haura dan Zidan tidak menjenguknya. Mereka masih tetap setia melihat keadaan kelima anak itu.

"Assalamualaikum Dani, dimana adek-adek mu?" Ucap Zidan ketika tangannya telah di cium oleh Dani.

"Waalaikumsalam ka Zidan, mereka lagi sholat, ka Zidan tunggu aja disini, maaf Ka, Dani tinggal dulu soalnya udah kebelet" Zidan hanya mengelus pucuk rambut anak sulung itu.

Sembari menunggu yang lain selesai sholat, Zidan duduk di depan masjid yang dimana membuat para santriwati baru menyangka bahwa Zidan adalah seorang Gus yang baru saja masuk di pondoknya.

"Ihh ganteng banget"

"MashaAllah ko gue baru liat dia, santri baru kah?"

"Itu siapa ko ganteng banget"

"Kayanya Gus deh"

Kurng lebih percakapan itu lah yang didengar Zidan, namun Zidan hanya acuh dan tak memandang kearah santriwati.

Suasana mulai riuh, sebenernya Zidan sudah tidak nyaman dengan kegaduhan yang mereka buat, tetapi tiba-tiba saja harum datang dia mengusir kegaduhan yang telah muridnya perbuat.

"Astaghfirullah kalian lagi ngapain?, Haram hukumnya melihat lawan jenis tanpa ikatan yang halal dengan tatapan seperti itu, apa lagi pikiran kalian penuh hawa nafsu, sudah bubar bubar"

"Tapi Ning, kita cuma bilang kalo mas itu ganteng doang"

"Kalian berasumsi bahwa ka zidan itu ganteng, sama saja muncul dari hawa nafsu yang kemudian mengotori pikiran kalian dan membuat kalian mengucapkan kalimat itu" mendengar suara harum yang lumayan keras membuat Zidan menengok kearah nya.

"Dia Gus ya Ning? Jangan jangan Ning harum mau dijodohin sama gus ganteng itu"

"Astaghfirullah, mas e uis due rabi, tuturan mu di jaga (mas nya Uda punya istri, ucapanmu di jaga)" mendengar pernyataan harum, para santriwati mulai terkejut. Bagaimana bisa wajah nya begitu muda? Apakah dia nikah muda, tapi benar benar seperti anak remaja.

"Ka Jidannnn" teriak Bella dari gerbang masjid, dia mulai berlari memeluk Zidan.

"Ughh Bella sekarang udah mulai berat, makannya pasti banyak ya?"

Anggukan kepalanya menandakan bahwa ucapan Zidan benar, "Bella kangen sama ka Jidann"

"Ka Jidann juga kangen sama Bella"

"Assalamualaikum mas" disusul Haura yang baru saja mendekat kearah Zidan.

Zidan mulai memberikan tangannya, ketika Haura berniat Salim."Waalaikumsalam."

HAUZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang