6

2.5K 292 15
                                    

"Bertemu dengan bidadari adalah keberuntungan, Tapi sepertinya Hari ini saya kurang beruntung"

-Zidan Al-Bakhri-

Pagi yang cerah di hari Sabtu menemani indahnya pagi hari Zidan,namun dirinya merasa ada yang kurang di pagi ini.

Ntah kenapa Zidan mencari cari keberadaan seseorang sendari tadi,dirinya merasa ada yang hilang ketika diwaktu subuh.

"Astaghfirullah kenapa saya memikirkannya terus menerus seperti ini?!" Zidan mengusak kasar mukanya sambil berdzikir.

Tak lama dirinya kedatangan seorang tamu, mukanya begitu familiar tapi lupa dengan namanya.

"Assalamualaikum" ucap lelaki paruh baya yang berada di ambang pintu.

"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatuh" Zidan mulai melangkahkan kakinya kedepan rumah.

"Maaf Ustadz zidannya ada?" Lelaki paruh baya tersebut bertanya dengan wajah polosnya.

"Ada pa,mari duduk dulu kedalam" ajak Zidan sambil membungkuk kan badannya,dan menunjuk kearah tempat duduk dengan menggunakan lima jarinya.

"Mari"

"Sebentar saya tinggal dulu nggih pa"
Setelah lelaki paruh baya tersebut duduk dengan nyaman,Zidan meninggalkannya dirinya mengarah kebelakang.

"Ohh nggih,Monggo Monggo"

Tak lama setelah Zidan meninggalkan lelaki paruh baya tersebut,kedua orang tua Zidan keluar,Abah Zidan memeluk tamunya sedangkan ibu Zidan hanya menumpukan kedua tangannya saat memberikan salam.

"Ya Allah Rahman gimana kabarnya?" Tanya Abah Zidan sambil memeluk sahabat lamanya tersebut.

"Alhamdulillah baik" Pak Rahman membalas pelukan Abah Zidan smbil tertawa.

"Tumben sekali kamu kesini,ada keperluan apa kalo boleh tau?"

"Begini saya mau ada keperluan dengan Ustadz Zidan,apa orangnya ada?"

"Ohh ada, orangnya lagi di belakang lagi bikin minuman"

"Bentar saya panggil Zidan dulu nggih pak?" Ucap ibu Zidan yang menawarkan diri untuk memanggil zidan dan hanya di balas dengan angukan.

Beberapa menit setelah ibu Zidan memanggil zidan, akhirnya dirinya keluar dengan diikuti sosok wanita dari belakang punggung ibu paruh baya tersebut.

Pak Rahman menatap dengan wajah yang kebingungan,bukannya dirinya mencari ustadz? Dan bukan mencari ustadzah kan? Lalu mengapa yang keluar malah sosok perempuan?.

"Abah qiara pulang dulu ya" ucap qiara sambil bersalaman dengan orang tuanya.

"Hati hati ya,lain kali hakim suruh kesini kalo dia uda ga sibuk" smbung ibu Zidan.

"Iya Bu,mari bah,mari pak" pamit qiara sambil menganggukan kepalanya,qiara mulai meninggalkan rumahnya.

Setelah kepergian qiara tak lama zidan keluar membawa empat minuman.

"Monggo di minum dulu pak" ucap Zidan sembari memberikan teh hangat yang sudah iya bikin.

"Nah Ini Zidan,Kalo tadi kakanya namanya qiara" jelas Abah ketika melihat wajah sahabatnya yang kebingungan. Pak Rahmat hanya menjawab dengan membulatkan mulutnya sambil mengangguk.

HAUZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang