"Takdir saja tahu, kenapa kamu harus bertanya lagi?"
_HAUZAN_
~~
Sudah berbulan bulan haura menjadi mahasiswa di UG dimana dirinya membutuhkan waktu istirahat, dan di Pagi hari yang cerah ini menemani hari libur Haura, dia hari ini tidak berangkat karena sang dosen tidak masuk, alih alih senang Haura hanya terdiam dan merasa suntuk karena tidak ada kegiatan.
Sudah beberapa kali dirinya menyalakan handphone nya, Dia berulang kali membuka kontak Zidan tapi ternyata kontaknya telah di blokir oleh Zidan, dan haura hanya bisa memantaunya dari Instagram.
Ingin sekali rasanya dia menanyakan kabar kepada zidan, tapi dia tahu Zidan pasti tidak akan membalasnya, oleh karena itulah Haura hanya bisa melihat kabarnya lewat update an Instagram nya.
Di kesibukannya yang sedang menyecroll Instagram, Haura mendapati notifikasi Zidan yang baru saja membuat story, tanpa basa basi dirinya melihat notifikasinya yang telah muncul.
Disana menampakan bahwa Zidan telah memposting foto dirinya yang sedang membelakangi kamera, dan mengahadap kearah gunung pasir, dimana dia memberikan kata katanya di story itu, dengan bahasa arab, "saya baik, dan tunggu saya oke?" ntah apa maksudnya, tapi itu benar benar pas ketika Haura ingin menanyakan kabarnya, apakah kebetulan? Atau memang karena takdir?. Melihat postingan yang Zidan posting membuat Haura merasa senang, dia akhirnya tahu kabar dari Zidan.
Dikesibukannya yang sedang memainkan hp, Haura melihat notifikasi WhatsApp nya, dia melihat nomor yang dia tidak kenal mengiriminya pesan. Jujur saja Haura sangat sangat privasi, dia tidak pernah membagikan nomornya kepada orang asing, lalu darimana seseorang itu mendapatkan nomornya?temannya? Mungkin, tapi kita juga harus memastikan nya.
Melihat seseorang yang mengirim pesan ternyata seorang senior, akhirnya Haura memakluminya karena senior itu sedang mengajaknya untuk melakukan prodi dimana dia membutuhkan Haura untuk melancarkan tugasnya. Tak hanya dia saja tetapi Haura juga membutuhkan seorang senior untuk dijadikan contoh prodiny nanti, jadi keduanya sama sama membutuhkan tak hanya satu pihak saja.
Setelah mereka sepakat untuk bekerja sama, Haura dan seniornya pun akhirnya melakukan perjanjian untuk bertemu dan membahas tentang prodi apa yang akan dibuatnya, keduanya memilih cafe depan kampusnya untuk dijadikan tempat pembahasan prodi dan pembuatan proposal untuk kegiatan prodinya, dimana semuanya setuju, dan menyepakati untuk bertemu di hari Rabu.
Setelah Haura selesai dengan urusannya, dia buru buru pergi ke pasar untuk berbelanja bulanan, dengan di temani Kaka laki laki nya yang bernama Iyan, Haura dengan telaten memilih sayuran dan beberapa belanjaan yang cukup baik. Iyan hanya tersenyum paksa ketika Haura begitu lama membeli sayuran.
"Ra ini baru pertama loh, kita Uda ngabisin setengah jam disini cuma buat milih milih sayuran doang"
"Baru juga setengah jam udah ngeluh aja" Haura masih fokus memilih sayuran sayurannya.
"Emang aslinya berapa?"
"3 jam"
"Buset itu lagi ngantri bansos apa belanja? Tau gini tadi Abang tidur aja dirumah, klo gitu Abang mau ke WC umum dulu" ucapnya sambil mulai melangkah kan kakinya.
Dengan cepat Haura menarik tangan sang Kaka " ettsss yakin mau ke WC?"
"Yakin" melihat kakanya yang menganggukan kepalanya, akhirnya mengizinkan kakanya pergi.
Sambil menunggu kakanya yang sedang pergi ke WC, akhirnya Haura melanjutkan untuk mencari beberapa bahan bahan yang akan di masaknya.
Selama Haura berbelanja dia tidak lagi melihat kakanya, hingga akhirnya Haura memutuskan untuk menelepon sang Kaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUZAN
RomanceJadwal update: Rabu, Jumat, Minggu Haura Zaudyati sosok wanita yang fakir ilmu agama wanita yang kurang belaian seorang ayah dan juga seorang ibu kandung,dirinya mencintai sosok ustadz muda dengan wajah yang tampan juga paham agama. Dengan latar ya...