5

2.4K 299 18
                                    

Yuk Banjirin komen Biar update cepet

Selamat membacaaa

~~

"Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?"

-Q.s Ar-Rahman 55-

Suasana malam itu campur aduk,rasanya Haura ingin balik lagi kerumah,namun dia tidak bisa,karena dia sudah mempunyai janji dengan ibu tari.

Ya,benar saja sekarang Haura sudah berada di rumah zidan,dirinya beberapa kali mengetuk pintu namun tidak ada respon, sampai akhirnya dia memutuskan untuk balik lagi kerumah.

namun pintu  rumah tersebut terbuka menandakan ada seseorang didalam.

"Nyari ibu?" Tanya Zidan yang mengarah ke Haura.

Haura hanya terdiam membelakangi Zidan,dirinya sudah kaku, rasanya ingin kbur sekarang juga tetapi sudah terlanjur.

"E-emm i-iya" jawab Haura dengan terbata-bata yang masih membelakangi Zidan.

"Oh sebentar tadi ibu keluar sama Abah,Kamu Duduk aja dulu disini" tawar Zidan dengan mengangkat kan satu tempat duduk di teras.

"E-eh gausah nanti saya gampang kesini lagi kalo Bu Tari Uda pulang"jawab Haura sambil berbalik badan dengan memasang ekspresi wajah yang gelisah.

"Tenang Haura kamu gaakan saya apa apain,lagian kita kan duduk di teras bukan di dalam rumah" ujar Zidan yang menenangkan haura.

"Emm baik Zidan"

Mereka berdua duduk di depan rumah namun tidak ada pembicaraan apapun di antara dua insan tersebut,mereka sama sama sibuk sendiri,Zidan sibuk dengan kitabnya dan Haura sibuk dengan pikirannya.

Haura yang melihat Zidan membaca kitab membuat dirinya ingin tau arti dari kitab yang dibaca Zidan.

"Maaf Zidan kalo boleh tau itu yang di baca namanya kitab apa ya?"

"Ohh ini?? Ini namanya kitab qurrotul Uyun" jawab Zidan dengan wajah dan suara yang tenang.

"Ohh, kitab qurrotul Uyun itu isinya apa aja kalo boleh tau? Terus kitab qurrotul Uyun hurufnya gundul ga?" Pertanyaan Haura membuat Zidan bingung untuk menjawabnya.

Jika Zidan menjawab pertanyaan dengan jujur dirinya pasti akan dianggap laki laki mesum,tapi Jika dirinya berbohong untuk menjawab pertanyaan Haura itu juga salah besar.

"Emm kamu mau belajar tentang apa emangnya Haura?" Tanya Zidan.

"Belajar ilmu hadist"

"Oh sebentar" Zidan berjalan kedalam rumah sambil membawa kitabnya.

Tidak membutuhkan waktu lama Zidan kembali lagi ke teras dengan membawa 2 buku tebal.

"Ekhem" batuk buatan Zidan sangat candu Jika terus didengar seperti ini.
"Ini saya bawakan kamu buku tentang ilmu hadist,karena kamu ingin mempelajari hadits jadi saya lebih memilih membawakan Kamu bukunya dari pada kitabnya" tangan Zidan terulur memberikan buku itu, namun karena Haura lama menerimanya Zidan menaruhnya di atas meja.

"Eh ustadz tidak perlu" tolak Haura yang tidak ingin menyusahkan Zidan.

"Tidak apa apa,ini ambil"

"Gausah ustadz"

"Kamu ga kasian sama saya? Saya Uda berusaha cari buku ini buat kamu Loh Ra" tanya Zidan.

"maaf ustadz saya jadi ngerepotin yaudah ini saya ambil nanti kalo Haura Uda selesai baca nanti Haura balikin" jawab Haura sambil menerima buku yang di sodorkan oleh Zidan.

"Tidak perlu di balikan,itu buat kamu"
"Tumben ibu lama, bentar ya Ra saya telpon ibu saya dulu" Zidan mulai menepi di pojok rumah untuk menelepon ibunya.

"Iya"

Selang beberapa menit Zidan kembali lagi ke teras,dan mengajak pulang Haura karena mobil yang ibu dan Abah tumpangi memiliki musibah.

"Haura sebaiknya saya antar kamu pulang dulu, karena mobil Abah ban nya bocor,pulangnya agak malem,ibu nyuruh saya buat nganterin kamu pulang"

"Oalah yaudah gppa nanti gampang saya balik lagi kesini, Ustadz ga perlu repot-repot buat nganterin saya, lagian saya berani ko" jawab Haura dengan senyumanya yang sangat manis.

"Kamu itu perempuan, perempuan itu harus dijaga, kita ga akan tau nanti ada apa waktu kamu dijalan, saya ga mau kamu kenapa kenapa jadi saya harap kamu bersedia saya antar pulang" tegas Zidan.

"Emm baik tapi bisakan ustadz antar saya jalan kaki? Tidak usah menggunakan kendaraan, lagian rumah saya dekat"

"Bisa,mari saya kawal sampai rumah" Zidan hanya bisa tersenyum tipis,sangkin tipisnya Haura sampai tidak tau bahwa Zidan sedang tersenyum.

Malam itu mereka berdua berjalan diatas aspal dengan diiringi suara binatang sawah.
Masing masing sama sama canggung, tidak ada pembicaraan dan obrolan diantara mereka berdua,dan hanya terdengar gesekan sandal dengan aspal.

Haura masih tidak percaya bahwa dirinya bisa sedekat ini dengan Zidan,dan jujur saja sikap Zidan membuat Haura semakin jatuh hati.

Haura kira Zidan adalah sosok yang sangat pendiam dan dingin, tetapi menurutnya Zidan adalah orang yang mudah berbaur dan sangat hangat.


Yang mau next Spam komen disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yang mau next Spam komen disini

Sampai jumpa lagii

HAUZAN
26 Nov 2022

HAUZAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang