YANG BELUM BACA MAPER
ARTINYA BELUM REZEKI NYA YA HEHEHE.btw baca part ini tolong pelan-pelan aja ya, soalnya aku ngetik lebih dari 4000 kata, jadi pelan-pelan aja bacanya oke???
••• HAUZAN •••
HAPPY READING GUYSS
Kegiatan panas semalam, membuat mereka berdua kelelahan, dan keduanya terlalu larut tidur. Cahaya matahari kini menerobos masuk kedalam kamar itu, Haura yang masih tertidur kini terganggu karena silauan matahari.
Perlahan mata cantiknya mulai terbuka, dia melihat keseliling kamar, dan tidak menampakkan suaminya. Dengan sekuat tenaga dia menegakkan badannya untuk duduk, namun sia-sia rasanya semua badan begitu sakit dan tidak dapat di gerakkan.
"Ceklek" Pintu kamar kini terbuka kembali, Haura mulai memandang kearah sosok pria yang sedang membawakan sarapan dan segelas air putih.
"Jangan gerak sayang, saya tau kamu sedang kesakitan" Ucap Zidan mulai menaruh makanan dan minumannya di samping kasur. "Biar saya Bantuin Sini"
Sangat jarang sekali Zidan memanggil Haura dengan sebutan sayang, entah mengapa kali ini dia begitu bahagia apa lagi terlihat wajahnya yang tidak merasa bersalah, sedangkan Haura? Dia sangat marah karena ulahnya.
"Jangan, Gausah Aku lagi ga pke baju, kamu jangan deket-deket" Ucap Haura dari balik selimut tebalnya.
"Loh kenapa? Lagian saya kan sudah melihat semuanya? Lalu apa lagi yang kamu maluin? Sama suami sendiri masa malu? Semalem aja ga malu?" Mendengar itu entah mengapa pipi Haura memerah.
Perlahan Zidan mulai mendekat kan badannya, berniat untuk membangunkan tubuh istrinya.
"Aku mau mandi dulu, baru sarapan"
"Yaudah sini"
"GA GA AKU MALUU, AKU BISA SENDIRI" Haura dengan sekuat tenaga menjauh dari Zidan, tetapi setiap dririnya berusaha menjauh Zidan justru semakin dekat.
"Yasudah coba kamu bangun sendiri bisa ga?"
Haura mulai mengangkat tubuhnya dengan sekuat tenaga untuk berdiri, dan benar saja tidak ad perubahan selain berbaring. Duduk saja tidak bisa, Apa lagi berjalan?.
"Kan sudah saya bilang, sini saya bantu, Cerengkeng bnget kamu" tanpa basa basi Zidan mengangkat tubuh Haura, dengan balutan selimutnya.
"Aaaaaaaaaaa Cabulll, Tolong suami saya cabul"
"Astaghfirullah zaujatii, saya cuma menolong, lagian kalaupun cabul kan sama kamu ga sama yang lain, jadi gapapa" kini Zidan mulai membaringkan tubuh Haura diatas bathup.
Dengan cepat tangan Haura merampas genggaman kain selimut yang berada di tangan Zidan.
"Kamu mau apa buka selimutnya?""Mau mandiin kamu lah sayang"
"Gausah gausah, aku bisa mandi sendiri"
"Yakin??"
"Iya, udah sana keluar jangan masuk ke sini lagi"
"Beneran?"
"Iya sayang ku cintaku"
"Yaudah hati-hati ya, aku tunggu di luar ya"
"Iya udah sana" Zidan mulai keluar setelah mendengar perintah Haura.
Mereka sibuk masing-masing, Haura sibuk menahan sakitnya, dan Zidan Yang sibuk membersihkan villa dengan senyumannya yang begitu tampan dan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUZAN
RomanceJadwal update: Rabu, Jumat, Minggu Haura Zaudyati sosok wanita yang fakir ilmu agama wanita yang kurang belaian seorang ayah dan juga seorang ibu kandung,dirinya mencintai sosok ustadz muda dengan wajah yang tampan juga paham agama. Dengan latar ya...