Chapter 2

6.2K 290 4
                                    

GALINA


_2 tahun yang lalu_

Nggak kerasa udah satu tahun aku tinggal di Inggris. Aku menikmati setiap harinya. Aku rasa aku udah jatuh cinta sama Inggris. Walaupun tugas kuliah kadang menumpuk dan aku sedikit overwhelmed, tapi aku nggak menyesal.

Kuliah lagi libur musim panas selama dua bulan. Aku memutuskan untuk pulang ke Indonesia selama 1 bulan. Tadinya aku mau menghabiskan liburku di Indonesia, tapi aku udah terlalu kangen sama Inggris jadi 1 bulan aja di Indonesia cukup. Toh aku gak kemana-mana, yang penting ketemu sama keluargaku dan makan makanan Indonesia sepuasnya hohoho...

Dua minggu yang lalu aku dan teman-teman dari PPI trip ke Harry Potter Studio yang ada di dekat kota London. Sebagai Potterhead sejati, gak mungkin dong aku tinggal di Inggris tanpa pergi ke Harry Potter Studio. Aku juga udah pernah mengunjungi beberapa collage di Oxford yang dijadiin tempat syuting film Harry Potter.

Dan seminggu lalu kami pergi bersama-sama ke Wales untuk hiking di Snowdonia National Park. It was amazing! Ternyata aku juga jatuh cinta sama Wales. Untuk pecinta kota kecil dan pemandangan alam, Wales adalah surga. Aku berjanji dalam hati kalau aku harus kembali lagi ke Wales suatu hari.

Oh iya, sebenernya aku gak tau aku lagi halu atau nggak tapi beberapa bulan ini aku kadang suka ngerasa ada yang merhatiin aku. Ngerti gak sih, suka ngerasa aja kalau ada yang lagi merhatiin walaupun aku gak tau itu siapa. Aku juga beberapa kali disamperin sama orang di kampus dan dikasih sesuatu. Kadang coklat, kadang hot chocolate, kadang sandwich, kadang chips.. Awalnya aku ketakutan sih, tapi lama-lama aku bodo amat. Kalau orang itu emang niat jahat, mungkin aku udah di apa-apain dari waktu itu, tapi udah berbulan-bulan aku masih utuh.


_1 tahun 4 bulan yang lalu_

Aku baru selesai bimbingan dengan Profesor yang membantu disertasiku. Setelah hampir dua bulan gak ada yang nyamperin aku, hari ini tiba-tiba seorang satpam kampus menghampiri aku dan bilang kalau ada seseorang yang nitip sebuah amplop untukku. Aku disuruh mengambil amplop itu di student center. Walaupun curiga, tapi aku penasaran juga. Seorang staff memberikan sebuah amplop berukuran sedang padaku. Hanya ada tulisan 'GAL' aja di depan amplop itu.

Aku bertanya pada staff itu siapa yang mengirimkan aku amplop ini. Dia bilang yang datang tadi seorang laki-laki tinggi dengan rambut coklat perunggu dan senyum manis. Hah? Siapa sih? Setelah berterima kasih, aku pergi ke student lounge untuk duduk dan membuka amplop. Ternyata isinya satu tiket pertandingan sepak bola antara Manchu FC melawan Jelsy FC dan satu kartu yang tersambung ke tali bertuliskan VVIP. Pertandingannya weekend ini.

Aku mengerutkan keningku. Walaupun jarang ngikutin perbolaan, aku tau kalau gak gampang untuk dapet tiket bola di Inggris kecuali kamu adalah member dari pendukung club tertentu. Dan harga tiket nonton bola di Inggris itu mahal, tapi di tanganku ini bukan hanya tiket pertandingan bola tapi juga akses VVIP.

I really need to find this person. Kayaknya ini udah too much deh. Kalau masih makanan atau minuman masih bisa aku maklum, tapi tiket pertandingan bola? Harganya bisa seratus pound lebih untuk tiket yang reguler, yang VVIP gini pasti harganya jauh lebih mahal. Tapi gimana caranya aku nyari orang itu? Ketemu langsung aja gak pernah.

Apa aku dateng aja? Siapa tau aku bisa ketemu sama orang itu di pertandingan bola nanti. Toh aku juga belum ada plan apa-apa weekend besok. Aku memasukkan tiket kembali ke dalam amplop dan menyimpan amplop itu ke dalam ransel.


 Aku memasukkan tiket kembali ke dalam amplop dan menyimpan amplop itu ke dalam ransel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang