Chapter 17

3.4K 223 0
                                    

GALINA


Aku tidur dengan nyenyak tadi malam. Sesuatu yang aneh, karena biasanya aku bakalan susah tidur kalau di tempat baru. Mungkin karena Mason, Maggie, dan Bill bener-bener memperlakukanku dengan baik sampai aku nyaman ada di sekeliling mereka. Jam 8 pagi ini aku udah selesai mandi. Karena gak enak kalau diem di kamar terus, aku turun dan bantu Maggie nyiapin sarapan untuk kita semua.

Untung aku udah biasa masak, jadi skill masakku nggak malu-maluin. Maggie tersenyum puas saat aku tau apa aja bahan untuk bikin pancake dan hasil pancakeku bulat sempurna tanpa gosong.

Mason sendiri lagi mandi di lantai atas, tadi dia habis jogging sama Bill.


"Tell me about Indonesia", kata Maggie sambil memotong strawberry

"Hmm.. Indonesia punya banyak banget pulau. Makanannya enak-enak, budayanya beragam, gunungnya indah, pantainya ugh.. Top! Kamu harus datang ke Indonesia suatu hari", ucapku sambil menyimpan pancake yang udah jadi di counter top

"I will definitely come. Kamu harus ajak aku keliling Indonesia ya"

"Pasti dong", ucapku sambil tersenyum

"Honey, can you please take the plates in that cupboard?", pinta Maggie sambil menunjuk lemari di atas tempat cuci piring


Aku mengangguk dan segera mengambil beberapa piring dari sana. Setelah itu Maggie meminta ku untuk mengambil susu dan jus dari dalam kulkas sementara dirinya mengambil gelas dan menyiapkan kopi.


"How has Mase been treating you so far?", tanya Maggie tiba-tiba

"Eh? Mase is a very understanding and caring man. He treats me very well. I know he became like the man he is because he was taken care by a good mother", ucapku sambil tersenyum pada Maggie

"Oh...", Maggie mendesah pelan sambil tersenyum lalu memelukku. Aku balas memeluk Maggie erat

"Please be patient with him. You know, sometimes he can be really annoying and sensitive. But he's a good man", ucap Maggie sambil mengusap bahuku. Aku mengangguk.

"Maggie.. Apa kamu nggak keberatan kalau aku menjalin hubungan dengan Mase?", tanyaku ragu-ragu


Maggie menatapku bingung.


"Of course! Kenapa kamu tanya kayak gitu?", tanya Maggie sambil menatapku

"Hmm.. You know.. Badanku nggak kayak cewek-cewek yang selama ini Mase kencanin. Aku juga bukan orang Inggris...", ucapku sambil menatap Maggie khawatir. Tapi Maggie tersenyum lembut padaku sambil menggenggam tanganku.

"Aku tau kamu wanita yang baik, Gal. Kamu perhatian, familiar di dapur, dan yang terpenting bisa membuat Mase bahagia. Aku ibunya, jadi aku tau kapan Mase sedang sedih dan kapan Mase benar-benar bahagia kayak sekarang. Aku gak peduli dengan fisik seseorang asal dia bisa membuat anakku bahagia, dan perlu kamu tau, kamu itu cantik! Dari awal aku lihat foto kamu yang di kirim Mase, aku langsung suka sama kamu", ucap Maggie sambil menepuk pipiku pelan

"Thank you, Maggie. Your word and blessing is really important for me", ucapku sambil tersenyum pada Maggie. Maggie mengangguk lalu kembali menyiapkan sarapan.


Setelah itu obrolan antara aku dan Maggie pun mengalir lancar.

Ketika aku lagi menyusun piring di meja makan, Mason datang menghampiriku dan mengecup bibirku sekilas.

Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang