Chapter 5

5K 238 5
                                    

GALINA


Aku dan Flo sampai di rumah Flo sekitar jam 5 sore. Tadi dari flatku, kami mampir dulu di Waitrose untuk membeli beberapa bahan makanan, cemilan, dan minuman untuk nanti malam. Flo rencananya mau bikin daging panggang dan salad, dan aku akan membuat Aglio e Olio untuk menjadi teman daging panggang Flo. Tadinya aku mau masak masakan Indonesia, tapi aku takut mereka gak suka lagi pula aku harus memastikan apa yang boleh dan gak boleh Mason dan Deco makan, secara mereka kan atlet.

Rumah Flo berada di daerah timur kota London. Kata Flo, dulu ini adalah rumah orang tuanya sebelum mereka pindah ke Lyndhurst, Hampshire. Orang tua Flo udah gak mau tinggal di London setelah ayahnya pensiun, jadi mereka lebih memilih untuk tinggal di kota yang lebih kecil. Karena Flo anak satu-satunya, jadi selesai dia kuliah rumah ini menjadi miliknya. Rumah Flo lumayan besar padahal hanya ditinggali oleh Flo sendiri, makanya Flo sering banget ngajakin aku nginep, jadi aku udah beberapa kali nginep di sama. Flo sampai mendedikasikan kamar yang dulunya kamar Flo untukku kalau aku nginep disana.

Jam 7 kurang 10 menit bel rumah Flo berbunyi, tepat setelah aku selesai masak dan menata meja. Karena Flo masih sibuk dengan saladnya, jadi aku yang membuka pintu.

Begitu pintu dibuka, aku disambut dengan senyuman dua laki-laki tampan.


"Hi, guys. Ayo masuk. Flo masih sibuk di dapur", ucapku sambil membuka pintu lebar


Deco yang pertama menyapaku sambil cipika-cipiki lalu masuk kedalam rumah sambil berteriak memanggil Flo. Lalu Mason menghampiriku dan ikut cipika-cipiki. Berbeda saat dengan Deco tadi, aku merasakan ada getaran yang aneh saat bibir Mason menyentuh pipiku.


"Hi", sapa Mason

"Hi", balasku sambil tersenyum


Duh... Perasaan apa ini? Jujur aku jarang bener-bener berinteraksi deket sama cowok. Lagian siapa sih cowok yang mau deket-deket sama cewek overweight kayak aku?


"I smell something good", ucap Mason ketika aku menutup pintu

"Flo masak daging panggang sama salad, dan aku masak spageti", kataku sambil berjalan di sebelah Mason

"You cook?", ucapnya sambil menatapku

"Yes. I love cooking... and eating obviously", gurauku sambil memutar bola mata


Mason terkekeh mendengar gurauanku. Kami sampai di dapur. Ku lihat Flo sedang menggeplak tangan Deco yang akan mencomot daging panggang yang baru dikeluarkan dari oven. Aku dan Mason terkekeh melihat kelakuan kedua sepupu itu.

10 menit kemudian kami berempat udah duduk di meja makan. Flo duduk di sebelahku, Mason dihadapanku, dan Deco disebelah Mason. Secara bergantian kami mengambil makanan yang udah terhidang di meja makan.

Ku lihat Mason mengambil spaghetti buatanku dan langsung memakan sesuap besar.


"Wow, Gal! This is phenomenal!", ucap Mason sambil menunjukkan jempolnya padaku

"Yea? Glad you like it", ucapku senang. Aku selalu senang kalau ada orang yang menyukai masakanku


Kami makan sambil berbincang-bincang. Flo yang memang dasarnya extrovert sangat mudah membuka topik pembicaraan. Dari mulai pertandingan sepak bola tadi, keluarga mereka, sampai urusan ekonomi. Aku sesekali menimpali walaupun seringnya aku nyimak aja.

Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang