Chapter 25

3.1K 174 0
                                    

GALINA


Malam akhirnya tiba. Aku tadi ketiduran yang bener-bener pules banget. Sampe aku gak denger apa-apa termasuk suara ponselku. Bahkan sekarang jam berapa aja aku gak tau, yang aku tau langit udah gelap. Aku kebagun gara-gara ada ketukan di pintu kamarku. Dengan lemas aku menuju kearah pintu lalu membukanya.

Aku disambut dengan wajah Mason yang khawatir. Dia langsung memelukku erat.


"Are you okay? Kenapa aku telepon gak di angkat-angkat?", tanya Mason di pelukanku

"Hah emang kamu telepon? Maaf tadi aku ketiduran", ucapku sambil mengelus punggung Mason

"Kamu bikin aku khawatir tau. Aku kira kamu kenapa2", Mason menatapku khawatir

"Maaf, Mase", ucapku sambil mengelus pipi Mason

"Asalkan kamu gak apa-apa aku udah tenang. Tapi lain kali jangan kayak gitu lagi ya", kata Mason sambil menatap mataku lurus


Aku mengangguk lalu mengajak Mason masuk ke dalam kamarku. Mason langsung berbaring di kasur dan memejamkan matanya. Aku tersenyum melihat Mason lalu ikut berbaring telungkup di sebelahnya. Aku menggunakan tangan kiri sebagai bantalan kepala sementara tanganku mengusap rambutnya.

Dia pasti cape banget. Katanya tiga hari ini tim nasional Inggris latihan dengan keras. Mereka bener-bener pengen bawa piala pas pulang nanti. Ditambah cuaca yang panas dan kering membuat latihan jadi lebih berat dari biasanya.

Masih dengan matanya yang tertutup, Mason menggenggam tanganku lalu mengecupnya sebelum membawa tanganku ke depan dadanya.


"Cape banget ya?", tanyaku

"Mhmm. Kita harus latihan extra kalau mau menang. Tapi Manajer juga udah ngatur batasan kok, jadi kita ngga di forsir banget. Setiap 45 menit kita berhenti dan berteduh dulu. Ada kipas angin yang gede banget juga di pinggir lapangan, jadi bisa ngadem sebentar", curhat Mason

"Aku percaya kamu dan yang lainnya bisa kok", aku berusaha untuk selalu menyemangati Mason disaat seperti apapun supaya semangatnya tetap membara

"Thank you, Baby. I don't know what would have happened to me if you weren't here. You are my biggest source of happiness and spirit, you know", kata Mason sambil menggerakkan badannya menghadapku

"Aw... aku jadi terharu deh", ucapku bercanda

"Dasar", kata Mason sambil mengacak rambutku


Mason bangun dan duduk di tengah kasur, akupun mengikutinya.


"As much as I still want to be alone with you, but we have to go out because my family is already waiting for dinner", ucap Mason lalu mengecup bibirku

"Oh my God. Ini jam berapa?", tanyaku buru-buru

"Jam 7, Baby. Kamu tidur lama banget ya sampe gak tau ini jam berapa", ucap Mason sambil terkekeh

"Aku gak tau kalau diem di pesawat, well nggak diem aja sih karena aku main sama Sarah dan Autumn, bisa bikin aku cape banget haha", aku terkekeh dan Mason ikut terkekeh bersamaku

"Oya, aku minta kunci kamar kamu dong 1. Supaya kalau kayak tadi lagi aku bisa langsung masuk", ucap Mason tiba-tiba


Aku berdiri dari kasur dan berjalan menuju meja tempat aku menyimpan kartu cadangan kamar ini, aku ambil lalu ku berikan pada Mason. Setelah itu aku berjalan ke kamar mandi.

Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang