Chapter 8

3.9K 222 0
                                    

GALINA


"You know what, Mase? Aku belum pernah cerita kayak gini sama siapapun loh. Apalagi sama lawan jenis"

"Masa?", tanya Mason sambil tersenyum

"Iya. Gak tau kenapa kok kayaknya aku nyaman ngobrol sama kamu"

"I'm glad. Tapi.. Masa sih gak pernah ada cowok yang ngajak kamu ngedate? You know what? You have caught my eyes since the first time I saw you. Apalagi setelah kita ngobrol, you're fun and easy to talk to"

"Nah... Nggak mungkin. Gak ada sejarahnya orang tertarik sama aku dari pandangan pertama"

"How come you don't believe it? I think you are attractive, Gal", ucap Mason dengan nada sungguh-sungguh


Pipiku memanas. Hey! Gak pernah ada laki-laki yang bilang aku attractive sebelumnya. Dan ini Mason loh yang bilang, laki-laki yang gantengnya gak ngotak.


"Udah ah.. Di depan belok kiri", ucapku mengalihkan pembicaraan. Jantungku ini nggak terbiasa sama pujian dari cowok ganteng


Untungnya kami udah sampai di area Paddington. Aku menunjukkan jalan menuju flatku pada Mason. Sekitar 10 menit kemudian kami sampai di depan gedung flat. Mason mematikan mesin mobil.


"This is me", ucapku sambil menunjuk gedung flat

"Jadi kamu selama ini tinggal disini", gumam Mason sambil melihat kesekitar

"Iya"


Kami terdiam.. Aku gak tau kenapa kok aku malah diem di mobil bukannya langsung turun.


"Hmm.. Gal", panggil Mason

"Ya?"

"Kamu ada acara hari ini?"

"Nggak sih. Kenapa?", aku menatap Mason penasaran

"Mau lunch bareng gak? Udah hampir jam 2 siang dan kita belum makan", ucap Mason sambil menatap mataku


Aku terkejut. Mason ngajakin makan siang bareng?? Gak salah nih???


"Emang kamu gak ada acara?", tanyaku

"Nope", jawab Mason cepat

"Ya udah kalau gitu. Mau makan dimana?", tanyaku lagi

"Hmm.. Kalau di flat kamu aja boleh gak? Kalau boleh sih sekalian aku istirahat dulu sebentar sebelum pulang. Kamu gak usah masak, nanti kita delivery aja", kata Mason


Aku membelalakan mata. Mason mau mampir ke flatku??? Belum pernah ada laki-laki selain Papi dan Bagas yang masuk ke dalam flatku. Tapi aku kasian juga sama Mason, kemarin dia habis tanding dan hari ini harus nyetir.


"Ya udah kalau gitu. Let's go", ajakku


Mason langsung tersenyum cerah. Kami berdua turun dari mobil. Mason mengambil ranselku sebelum kami berdua berjalan berdampingan masuk ke dalam gedung flatku.

Flatku berada di lantai 3. Gak ada lift disini, jadi kami harus menaiki tangga. Satu lantai terdiri dari 4 flat yang letaknya berhadapan satu sama lain. Aku membuka pintu flatku.

Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang