GALINA
Mason dan tim nasional Inggris sudah berangkat duluan tiga hari yang lalu ke Qatar. Sedangkan aku dan keluarga Mason menyusul siang ini. Mason setiap hari telepon aku, aku seneng banget denger gimana excitednya Mason. Ini piala dunia pertamanya. Selama ini dia cuman tanding antar tim nasional di Eropa aja atau pertandingan sahabat antar negara pas di panggil jadi tim nasional Inggris. World Cup is the highest level for any national team.
Dia bahkan sampe berkaca-kaca waktu pulang dari pertemuan sama tim nasional Inggris di salah satu kediamannya Prince William. Katanya Prince William sendiri yang bagiin jersey ke setiap pemain. Mason juga semangat banget ngasih liat fotonya sama Prince William. Aku jadi ikut semangat karena Mason. Aku yakin bukan cuman Mason yang bersemangat, seluruh tim pasti semangat, makanya aku berharap Inggris membawa piala world cup.
Aku udah ada di bandara Heathrow. Karena belum makan, aku nunggu keluarga Mason di Costa sambil minum teh dan makan scones. Sekitar 15 menit kemudian, Stacy menelepon dan bilang dia udah sampai di Heathrow dan akan menuju ke Costa.
Dari kejauhan aku melihat Sarah dan Autumn berlari ke arahku yang emang duduk di bagian luar cafe. Aku segera berdiri dan jongkok untuk menyambut mereka ke dalam pelukanku.
"Girls.. I miss you so much. You okay?", tanyaku pada Sarah dan Autumn
"We miss you too, Aunty Gal. We are so excited to watch Uncle Mase's games", ucap Sarah
"Me too! Aku juga udah gak sabar banget. Kalian udah makan belum?", tanyaku
"Tadi kita udah makan dirumah Granny", jawab Autumn
"Bagus kalau gitu", aku mengusap kepala Sarah dan Autumn lalu menyapa keluarga Mason
Sama denganku, semua orang sangat excited untuk mendukung Mason dan Inggris. Aku menawarkan siapa tau ada yang mau beli makanan atau minuman, tapi mereka bilang mereka udah makan tadi. Jadi kami segera menuju counter check in dan masuk ke ruang tunggu.
Mason membelikan aku dan orang tuanya tiket kelas bisnis, jadi Stacey dan Irvine juga membeli tiket bisnis untuk keluarganya, katanya supaya kami duduknya barengan. Aku dan Irvine kebagian ngurus hotel selama kita di Qatar, jadi aku memilih dan membuat reservasi untuk hotel di dekat hotel tim nasional Inggris dan Irvine yang melakukan pembayaran. Tadinya kita mau booking di hotel yang sama dengan Mason, tapi selama world cup ini seluruh hotel itu di booking oleh tim nasional Inggris untuk pemain dan staff. Tapi hotel kami ini hanya berjarak nggak nyampe 5 menit jalan kaki dari hotel Mason.
Waktunya naik pesawat. Aku duduk di pinggir jendela. Sedangkan Sarah yang ingin duduk di dekatku duduk di barisan yang sama denganku tapi di bagian tengah karena formasi barisan tempat duduknya adalah 1-2-1.
Sepanjang perjalanan Sarah dan aku banyak ngobrol, kami juga main game bareng, bahkan Sarah maunya dibantu aku pas mau tidur. Akhir-akhir ini aku emang sedeket itu sama Sarah. Mungkin karena kami pernah ada sejarahnya, bikin aku dan Sarah nempel banget.
Setelah perjalanan selama kurang lebih 7 jam, kami mendarat di Qatar. Begitu turun dari pesawat dan masuk ke dalam bandara, suasana piala dunia udah kentel banget. Banner-banner, iklan di TV-TV, bahkan logo air kemasan udah berbau piala dunia. Karena banyak orang yang tertarik sama piala dunia, jadi di bandara tadi aku nggak jarang liat muka-muka yang familiar. Baik itu artis Internasional maupun artis Indonesia.
Kami di jemput oleh supir yang di pesan oleh Mason di luar bandara. Karena kami rombongan, Mason udah memesan mobil yang besar, semacam mini bus gitu, supaya kami semua muat di satu mobil.
Perjalanan dari bandara ke hotel cuman memakan waktu 16 menit. Sepanjang jalan kami disuguhkan dengan pemandangan pasir yang berwarna coklat muda yang indah. Aku beberapa kali mengambil foto pemandangan untuk nanti aku kirim di grup keluargaku.
Hotel yang akan kami tempati cantik banget! Seluruh bangunannya berwarna coklat muda. Begitu masuk kami langsung menemukan lobi, setelah selesai check in, kami diarahkan untuk berjalan ke luar dari bangunan lobi. Ternyata bagian dalam hotelnya merupakan bagunan yang terpisah-pisah seperti bungalo gitu. Jadi gak ada bangunan hotel menjulang tinggi gitu. Di tengah-tengah bangunan-bangunan kamar terdapat kolam besar dengan air mancur yang banyak.
Aku kebagian kamar di sebuah lorong yang menghadap ke tembok indah yang di depannya ada beberapa kursi untuk duduk-duduk santai.
Baruuu aja duduk di sofa, ponselku bunyi. Ternyata itu telepon dari Mason. Aku segera mengangkatnya.
"Hi, Baby", sapa Mason
"Hey", sapaku
"Udah sampe kan?", tanya Mason
"Udah. Baru aja sampe hotel"
"Kok gak ngabarin sih?"
"Maaf ya, tadi agak ribet. Aku kan gak pergi sendiri, jadi kopernya banyak. Di tambah ada Sarah sama Autumn, jadi aku belum pegang ponsel. Eh sekalinya pegang buat ngambil foto, keburu nyampe hotel hehe"
"Oh gitu. Ya udah gak apa-apa. Kamu istirahat aja dulu"
"Kamu masih latihan?", tanyaku
"Masih. Ini lagi istirahat bentar. Gila, panas banget!", ucap Mason
"Haha.. Beda banget sama pas di Inggris ya. Aku juga langsung keringetan begitu keluar bandara"
"Iya. Tuh muka Dec udah merah banget haha.. Dia berkali-kali pake sunscreen supaya gak gosong"
"Hahaha.. Kamu juga jangan lupa pake sunscreen ya"
"Okay, Baby. Ya udah deh, aku mau balik latihan ya. Sampe ketemu nanti malem"
"Oke"
Aku menutup telepon dan menyimpan ponselku di meja. Lalu aku membuka koperku dan mulai menyusun baju di lemari. Aku membawa lumayan banyak barang karena aku gak tau bakalan ada disini sampai kapan, pokoknya aku pulang kalau Mason pulang.
Aku mengambil kartu VVIP dari Mason yang aku simpan di koper untuk dimasukkan ke dalam ransel yang akan selalu aku bawa kemanapun aku pergi supaya aku gak kelupaan pas nanti mau nonton pertandingan Mason.
Iya juga, aku belum ngabarin keluargaku di Indonesia kalau aku udah sampai Qatar. Jadi aku nyempetin untuk video call Mami sama Papi sambil sedikit room tour karena Mami Papi katanya pengen liat hotel tempatku nginep buat inspirasi destinasi liburan mereka nanti. By the way, Mami sama Papi tadinya pengen nonton pertandingan Mason juga, tapi sayangnya udah nggak kebagian tiket. Sedangkan aku nggak enak untuk bilang ke Mason kalau Mami Papi mau nonton. Karena aku tau dia pasti melakukan segala cara supaya Mami sama Papi bisa dateng. Aku maunya dia fokus sama pertandingan yang akan datang aja.
Kurasakan keringat mengucur di punggungku. Udara yang panas membuat badanku berkeringat dan lengket, jadi aku memutuskan untuk mandi sebelum tidur sebentar. Perjalanan yang panjang dari London ke Qatar itu ternyata melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game in Play (END)
RomanceGALINA KEMALA SOEMANTRI Aku gak tau kalau ternyata di negara ini aku malah menemukan seseorang yang bisa membuat aku merasa berharga. Aku gak tau kalau ternyata ada orang yang bisa mencintai aku sebesar cintanya padaku. Aku gak tau kalau ternyata se...