Chapter 20

3.6K 185 0
                                    

😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈

😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


GALINA


Semakin lama Mason semakin menempel padaku. Akupun pasrah aja karena terbuai oleh ciuman Mason. Awalnya Mason mencium bibirku dengan lembut, lalu dia menghisap bibirku. Aku yang baru pernah berciuman seperti ini bingung mau gimana.


"Open your mouth, Baby", bisik Mason di depan bibirku


Dengan gemetar aku membuka bibirku. Segera aku rasakan ada daging lembut yang membelai lidahku. Lidah Mason menerobos masuk ke mulutku. Dibelainya gigiku lalu lidahnya membelit lidahku. Lama kelamaan secara naluri aku mengikuti ciuman Mason. Aku mulai membalas ciuman Mason dan menyentuh lidahku pada lidahnya ketika lidah Mason masuk ke dalam mulutku.

Nafas kami memburu. Rambutku udah acak-acakan, rambut Mason juga udah nggak beraturan karena aku remas. Mason menarik bibir bawahku dengan giginya. Aku mengerang dan aku bisa merasakan senyum Mason di depan bibirku.


"I love your moan, Baby", bisik Masok di telingaku. Lalu tiba-tiba Mason menjilat telinga kananku dan mengulum cupingnya. Seketika tubuhku menggeliat, sentuhan di telingaku bagaikan mengirim sinyal ke antara kedua pahaku.


Perlahan tangannya masuk kedalam bajuku, menyentuh perutku yang nggak rata. Seketika aku menahan tangannya. Mason menatapku bingung.


"Jangan. Badanku gak bagus", ucapku sedih

"Hey, Baby. Look at me. Aku gak peduli, okay. Di mataku kamu sempurna. Jangan rendah diri kayak gitu", mata Mason menatapku sungguh-sungguh lalu mengecup keningku


Aku mengangguk perlahan. Lalu Mason kembali mencium bibirku. Sekali lagi tangannya menyentuh perutku. Semakin lama tangannya semakin naik dan meremas payudaraku dari balik bra. Aku melenguh karenanya.


"Can I open your shirt?", tanya Mason dengan mata memohon

"T-tapi aku malu", ucapku sambil meremas baju bagian atasku

"Kamu gak usah malu. Ini aku loh. Kamu gak boleh malu di depan aku"


Mason masih menatapku dengan lembut. Akhirnya sekali lagi aku mengangguk pada Mason. Perlahan Mason menarik baju ku dan aku mengangkat tanganku agar bajuku bisa terlepas sepenuhnya. Secara otomatis aku melingkarkan tanganku di badan untuk menutupi tubuhku.

Mason tersenyum lalu dia mengecup leherku. Nggak hanya di kecup, leherku sesekali di jilatnya. Aku udah berbaring pasrah di bawah Mason. Semakin lama kecupan Mason turun ke dadaku. Tangan Mason masuk ke belakang punggungku untuk membuka kaitan bra. Setelah kaitan itu terbuka, Mason mengangkat bra itu ke atas sampai payudaraku terbuka sempurna di depan matanya.

Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang