Chapter 21

3.8K 214 1
                                    

GALINA


Sebuah kecupan di dahi membangunkanku dari tidur. Ketika aku membuka mata, Mason sudah duduk di samping tempat tidur dengan kaos berlogo Jelsy FC. Aku segera bangun, tapi ternyata gerakan tiba-tiba itu salah. Tubuh bagian bawahku berdenyut dengan nggak nyaman. Aku meringis. Lalu aku sadar kalau aku masih telanjang bulat, aku segera menarik selimut menutupi tubuhku.


"Uh.. Padahal aku lagi menikmati pemandangan indah", ucap Mason sambil mengusap-usap dagunya

"Heh!", protesku sambil melotot. Udah tau aku malu, malah di godain...


Mason tertawa melihatku. Wajahnya terlihat segar dan bahagia.


"Jam berapa ini?", tanyaku pada Mason

"Little bit past seven", ucap Mason singkat

"What?! Aku telat ke kantor", pekikku


Ruman Mason ada di ujung barat London, lebih jauh dari pada jarak dari flatku ke kantor. Jadi udah bisa dipastikan aku bakalan terlambat kalau aku nggak siap-siap sekarang.


"Tenang, Baby. Aku udah kirim pesan ke Flo untuk minta tolong izinin kamu hari ini", ucap Mason

"Apa?", tanyaku nggak percaya

"Aku pikir kamu bakalan susah untuk ke kantor setelah tadi malem. Pertama kali melakukan itu bakalan bikin kamu susah beraktifitas", ringis Mason. Aku memicingkan mata

"Tau banget kamu kayaknya soal kayak gitu", ucapku curiga

"Euh.. Nggak usah dibahas ya, pagiku hari ini udah bagus banget soalnya pas aku bangun kamu ada di samping aku. Jangan dirusak dulu ya hehe", ucap Mason sambil menggaruk rambutnya

"Jadi aku gak harus ke kantor hari ini?", tanyaku

"Nope. Instead, kamu chill aja disini. Tunggu aku pulang. Oke?"

"Baiklah", aku pikir gak ada salahnya juga bolos ngantor sehari

"Good. Tidur lagi gih. Aku berangkat dulu ya", kata Mason lalu mengecup keningku dalam sebelum melambai dan keluar dari kamarnya.


Aku menghela nafas melihat pintu kamar yang tertutup lalu bersandar di sandaran tempat tidur.

Seketika kenyataan menghantamku. Ya Tuhan.. Apa yang udah aku lakuin tadi malem?? Seorang Galina sekarang udah gak perawan lagi. Aaaaakkkk... Aku mengulum bibir menahan senyum lalu menjerit tertahan sambil menendang-nendang selimut. Pipiku bersemu merah mengingat tadi malam. Nggak pernah terbayangkan olehku bakalan ada laki-laki yang mau tidur sama aku. Jadi kalau bukan gara-gara vaginaku yang masih kerasa aneh, aku bakalan ngira tadi malem adalah mimpi.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang