Chapter 48

2.8K 186 1
                                    

GALINA


Sinar matahari yang masuk dari celah gorden membangunkanku. Leherku masih nggak nyaman, tapi pusingnya udah hilang. Mataku fokus pada pemandangan indah di hadapanku. Wajah tampan yang masih terlelap. Semalam aku maksa Mason untuk tidur di kasurku walaupun Mason gak mau soalnya dia takut bikin aku gak nyaman, tapi akhirnya dia ngalah setelah aku bujuk.

Aku masih gak nyangka si stalker jaman aku kuliah dulu yang suka ngirimin aku makanan, minuman, bahkan gelang yang sekarang aku pakai ini ada di hadapanku.

Ternyata merhatiin muka Mason lagi tidur gini menyenangkan. Aku tersenyum melihat bibirnya sedikit terbuka. Jariku mengusap alisnya yang mengerut seakan dia lagi mimpi buruk. Setelah itu aku mengusap pipinya yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

Mata Mason melotot terbuka secara tiba-tiba. Awalnya seperti nggak fokus tapi kemudian matanya menangkap mataku. Seketika dia menghela nafas.


"You're here", ucapnya seakan lega

"I'm here", ucapku


Mason menarikku ke dalam pelukannya. Aku bisa mendengar jantungnya yang berdebar kencang.


"Aku mimpi kamu pergi sama Chris ninggalin aku. Kalian pegangan tangan terus pergi menjauh dari aku. Mimpi buruk sialan", umpatnya

"Masih pagi gak boleh marah-marah", ucapku sambil mengusap punggungnya

"Mimpinya buruk banget", Mason berbisik lirih diatas kepalaku

"Itu cuman mimpi, Mase. Aku kan disini sama kamu"


Mason melepaskan pelukannya dan menarik aku, sekarang wajahku dan wajahnya sejajar. Dia mengecup bibirku. Lalu menatap mataku.


"Gara-gara mimpi tadi, aku jadi inget kamu belum kasih tau aku kenapa kamu bisa kenal Chris sampe kamu kepikiran pergi ke dia kemarin", ucap Mason dengan kening yang sedikit berkerut

"Ini masih pagi loh. Kita ngobrol yang lain aja dulu ya", aku nggak mau mood Mason jelek pagi-pagi


Pintu kamar rawatku terbuka. Suster berkulit hitam kemarin masuk sambil mendorong trolly yang tampaknya berisi makanan dan beberapa obat. Aku dan Mason bangun dari posisi tidur kami. Mason turun dari kasur dan duduk di kursi yang ada di samping kasurku.


"Good morning, lovebirds", sapanya padaku dan Mason

"Morning, Phoebe", sapa Mason

"I bet you two have a good night, huh", ucap suster yang ternyata bernama Phoebe itu sambil menyimpan makanan di meja di hadapanku yang ditarik dari samping kasurku

"Not really. I dreamed that she went with another man. Horrible", ucap Mason sambil bergidik

"Ah.. Not a good one. Tapi kan itu hanya mimpi, ya kan Galina?", tanya Phoebe padaku

"Iya. Cuman mimpi kok", jawabku sambil tersenyum


Phoebe tersenyum padaku dan Mason. Lalu dia berjalan mendekati aku. Dia mengecek infusku sebelum memeriksa leherku.


"Gimana perasaan kamu pagi ini?", tanya Phoebe

"Not to bad. Leherku masih gak nyaman. Tapi aku udah gak pusing lagi", jawabku

Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang