GALINA
Sekitar 20 menit menunggu, bahu Flo di tepuk dari belakang oleh seseorang. Flo langsung membalikkan badannya dan berdiri untuk memeluk orang itu. Aku ikut berdiri dan menunggu di belakang Flo.
"Dec! Congratulations!!", pekik Flo di pelukan laki-laki yang dipanggilnya Dec
"Thanks, Flo. And thanks for coming. Aku bakalan sedih banget kalau gak ada yang dateng. Mom sama Dad masih liburan di Scotland, Laura nggak enak badan, dan Becca belum pulang ke dari Dubai"
"I know. Ah, aku dateng sama temanku. Kenalin, ini Galina teman kantorku. Dan Gal, ini Deco sepupuku", ucap Flo sambil menarikku kesebelahnya
Tatapan Deco sedikit terkejut ketika melihatku, matanya yang berwarna abu terang membesar. Mungkin dia nggak menyangka kalau Flo membawa teman untuk nonton pertandingannya.
"Hi, Deco. Nice to meet you. And congratulation for winning the game", ucapku sambil menjabat tangan Deco
"H-hi, Galina. N-nice to meet you. Thank you for coming", ucap Deco. Apakah aku salah tangkap, atau emang Deco sedikit salah tingkah?
"Aku di ajak sama Flo. Oh dan panggil aku Gal aja", ucapku tersenyum mencoba mengabaikan sikap Deco
"Just call me Dec", ucap Deco sambil tersenyum
"Dec, tadi aku bilang sama Gal kalau kamu sahabatan sama Mason. Dimana dia? Udah lama aku gak ketemu sama dia"
"M-mason? Euh.. Dia.. Dia tadi masih di ruang ganti. Mungkin sebentar lagi kesini", ucap Deco gugup
Setelah itu Flo mengajak aku dan Deco duduk di kursi lalu kami berbincang-bincang. Obrolan kami nyambung ke rencana untuk dinner bersama nanti malam di rumah Flo. Rencananya dari stadion, Flo akan mengantar aku ke flat untuk mengambil baju ganti karena aku mau menginap di rumah Flo, mumpung besok masih hari minggu. Dan Deco akan kembali ke training ground bersama klubnya sebelum nyusul ke rumah Flo.
"Mase!", teriak Deco tiba-tiba. Tangannya melambai pada orang yang di panggilnya.
Aku dan Flo berbalik badan mengikuti arah pandangan Deco. Seketika aku terpana. Sesosok laki-laki dengan tinggi 181 cm dengan potongan rambut comb over berwarna perunggu jalan menghampiri kami. Wajahnya sangat tampan dengan jambang tipis di sepanjang rahangnya. Semakin dekat semakin jelas matanya yang berwarna coklat terang. Ya Tuhan... Aku gak tau ada makhluk seganteng ini dimuka bumi.
"What's up, Dec! Good game, yea", sapa laki-laki itu sambil melakukan bro hug pada Dec
"It's massive. Your dribble is getting better", ucap Dec sambil meninju pelan bahu laki-laki bersama Mase itu yang ditanggapi dengan kekehan kecil
"Hey, Mason. Long time no see", sapa Flo. So I think his name is Mason tapi di panggilnya Mase.. Hmm okay..
"Hi, Flo. You okay? Kapan ya terakhir kita ketemu? 1 tahun? 2 tahun lalu?", sapa Mason sambil memeluk Flo singkat
"I'm all good. Aku bahkan nggak inget haha.. Kayaknya terakhir di ulang tahunnya Dec deh"
"Iya ya kayaknya"
"Eh kenalin. Ini Galina, temanku di kantor", ucap Flo pada Mason
Mata Mason menatap ke arahku. Seketika matanya membola, seperti terkejut. Lagi-lagi aku merasa ada tatapan yang berbeda. Tapi tunggu... Kok kayaknya aku pernah liat dia ya? Tapi gak mungkin aku bisa lupa sama wajah seganteng ini kalau emang aku pernah ketemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game in Play (END)
RomanceGALINA KEMALA SOEMANTRI Aku gak tau kalau ternyata di negara ini aku malah menemukan seseorang yang bisa membuat aku merasa berharga. Aku gak tau kalau ternyata ada orang yang bisa mencintai aku sebesar cintanya padaku. Aku gak tau kalau ternyata se...